Jumat, 14 April 2017

Dekadensi Moral Mahasiswa



Moral, seringkali disebut jika sedang melihat atau menilai perilaku seseorang yang kurang tepat, dimanapun ia berada, kapanpun waktunya, bagaimanapun caranya, bahkan dengan siapapun ia berinteraksi. Moral memiliki arti harfiah kebiasaan, yang mana setiap pribadi seseorang pasti memiliki kebiasaan masing-masing. Begitu juga pada komunal manusia pada suatu tempat, pastinya juga memiliki kebiasaan tersendiri yang menjadi perbedaan dengan kelompok lain.
Pada abad ke-21 ini teknologi dan informasi berkembang sangat pesat. Manusia seolah-olah berada dalam suatu tempat khusus yang dapat melihat dunia secara keseluruhan tanpa mengunjungi satu-persatu tempat di dunia.  Kehadiran teknologi tersebut memberikan implikasi yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, termasuk mahasiswa. Sebagai agen perubahan, mahasiswa dituntut untuk bisa menyeimbangkan laju perkembangan tersebut.
Ironisnya, teknologi dan informasi yang berkembang pesat justru kerap berdampak buruk pada kehidupan mahasiswa. Hal ini kemudian menjadi faktor pemicu terjadinya dekadensi (kemrosotan) moral pada mahasiswa saat ini. Dipandang  secara umum saja sudah menunjukkan banyak bentuk-bentuk dekadensi yang dialami oleh mahasiswa kini, mulai dari cara berpakaian, cara bertutur, hingga bertegur sapa saja kini sudah tak banyak yang memprioritaskan kesopanan. Bukannya indonesia mengakui bahwa negara ini merupakan negara yang menganut budaya timur ? Tetapi pada realitanya kini mayoritas membanggakan diri jika mampu meniru budaya barat.
Jika dipandang dari kacamata religi, keislaman seseorang dapat dinilai dari tingkatan-tingkatannya masing-masing yang dimiliki tiap individu. Mulai dari yang nominalistik (islam sebatas status) hingga yang holistik (islam kaffah). Lalu pada tingkat keberapa keislaman mahasiswa sekarang ? Atau hanya sebatas status (nominalistik), jika penampilannya saja sudah tak menunjukkan nilai religi, apalagi mahasiswa pada kampus islam.
Untuk melihat dan menukik lebih dalam terkait bentuk-bentuk dekadensi moral yang banyak terjadi pada kalangan mahasiswa saat ini, perlulah kita mengetahui sebabnya kemrosotan ini terjadi. Sebagian besar media berperan aktif dalam setiap perubahan, tak terkecuali pada perubahan moral mahasiswa masa kini.
Menghindari media juga tidak perlu dilakukan, lantas apa yang perlu diperbuat agar dekadensi ini tidak semakin parah ?. Sedangkan media sendiri sangatlah berperan dalam perkembangan kehidupan manusia. Filterasilah yang sangat dibutuhkan dikala pengaruh itu lebih besar ketimbang benteng pertahanan moral. Tak semua yang diberitakan media adalah hal positif yang dapat dipraktekkan diberbagai tempat, ada pertimbangan tersendiri yang dilakukan. Begitu juga tentang budaya yang dipublikasikan, tak semua Negara dapat menerima serta merta budaya lain yang diberitakan melalui media. Memang ada beberapa yang memaksakan diri mengikuti budaya lain untuk diterapkan pada kehidupannya demi eksistensi diri, namun lagi-lagi terkesan tak sesuai dengan moral yang awalnya dianut oleh budaya.
Maka dari itu, sangatlah penting melakukan filterasi terhadap tayangan media, baik cetak maupun elektronik. Memang perlulah kita mengadopsi pemikiran atau gaya hidup yang sekiranya mengembangkan pada perubahan yang baik dan sesuai dengan moral dan etika yang berlaku di Negara kita. Dan meninggalkan tayangan yang sekiranya tak pantas untuk diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, mengingat Negara kita adalah Negara yang menganut budaya timur, yang menjunjung tinggi nilai kesopanan dan keteladanan. 

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com