Selasa, 11 November 2014

ILMU DAN KEILMUAN - DEMENSI KEFILSAFATAN SUATU ILMU


PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang istimewa dan yang diberi sifat serba ingin tahu, man is curious animal. Keistimewaan manusia dengan kemampuan akalnya ini mampu untuk melakukan penalaran terhadap fenomena alam dalam kesadarannya. Dengan kemampuan untuk menalar, kemudian manusia mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaanNya.

B.    Rumusan masalah
A.   Pegnertian ilmu dan metode keilmuan
B.    Tema dan tinjauan umun filsafat ilmu
C.    Istilah, definisi dan ragam ilmu pengetahuan
D.   Arah dan fungsi filsafat ilmu
E.    Obyek telaah filsafat ilmu
F.    Cabang-cabang keilmuan filsafat
G.    Fungsi dan tujuan ilmu

C.    Tujuan
1.     Mengetahui pengertian ilmu dan metode keilmuan
2.    Mengetahui tema dan tinjauan umum filsafat ilmu
3.    Mengetahui istilah, definisi dan ragam ilmu pengetahuan
4.    Mengetahui arah dan fungsi filsafat ilmu
5.    Mengetahui obyek telaah filsafat ilmu
6.    Mengetahui cabang-cabang keilmuan filsafat
7.    Mengetahui fungsi dan tujuan ilmu

PEMBAHASAN

A.   Pengertian ilmu dan metode keilmuan
Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri inilah yang membedakan ilmu dan pengetahuan lainnya. Salah satu cirri keilmuan adalah landasan antologisnya, ialah landasan yang didasarkan pada jawaban yang diberikan oleh ilmu terhadap pertanyaan-pertanyaan.[1]
Disamping itu, pertanyaan keman ahakekatnya menanyakan tentang sesuatu yang telah terjadi baik pada masa lalu, masa sekarang maupun akan dating. Pertanyaan ini mengakibatkan munculnya tiga macam pengetahuan.
1.     Pengetahuan yang timbul dari hal yang bersifat kebiasaan (berulang-ulang) dan pengetahuan itu kemudian dapat dijadikan pedoman atau titik tolak untuk mengetahui berbagai hal yang akan terjadi
2.    Pengetahuan yang lahir dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat
3.    Pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai sebagai hokum bagi suatu peristiwa yang dijadikan pegangan. Dengan kata lain pengetahuan yang didapatkan dari jawaban “kemanakah” tergolong pengetahuan yang bersifat normative (spekulatif).[2]
Objek penelaan ilmu adalah seluruh segi kehidupan yang dapat diuji oleh panca indra manusia. Dalam usaha memperoleh pengetahuan, ilmu membuat tiga asumsi mengenai objek empiris tersebut.
1)    Ilmu berasumsi bahwa objek-objek tertentu, satu dengan yang lain mempunyai keserupaan misalnya mengenai bentuk struktur, sifat dan sebagainya.
2)   Asumsi bahwa suatu benda dalam jangka waktu tertentu tidak mengalami perubahan.
3)   Asumsi bahwa gejala bukan merupakan kejadian yang bersifat kebetulan, tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap, dengan urutan kejadian yang sama.[3]
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia baik konkret maupun abstrak, yang belum tersusun dan diperoleh dari berbagai sumber. Sumber dimana pengetahuan tersebut diperoleh disebut sumber pengetahuan. Sumber-sumber pengetahuan adalah:
1.     Panca indra
2.    Pikiran
3.    Wahyu
4.    Instuisi
Sedangkan hasil olah pikir manusia ada dalam berbagai bentuk. Ada yang disebut mithos, filsafat dan ilmu.[4]

B.    Tema dan tinjauan umum filsafat ilmu
Filsafat ilmu ialah penyelidikan tentang cirri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya. Dengan kata lain, filsafat ilmu sesungguhnya merupakan suatu penyelidikan lanjutan.filsafat ilmu tidak berhenti pada pertanyaan mengenai bagaimana pertumbuhan serta cara penyelenggaraan ilmu dalam kenyataan, melainkan mempersoalkan masalah metodologik, yaitu mengenai azas-azas serta alasan apakah yang menyebabkan itu dapat mengatakan bahwa ia memperolaeh pengetahuan “ilmiah”.[5]

C.    Istilah, definisi dan ragam ilmu pengetahuan
Istilah ilmu pengetahuan dalam Bahasa Arab berasal dari kata ‘alima ya’lamu yang memiliki arti “memahami benar-benar”. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut science yang berasal dari Bahasa Latin secientia [pengetahuan] dan scire [mengetahui].
Adapun dalam istilah ilmu pengetahuan yang selanjutnya disebut ilmu [science] menyandang dua makna, yaitu sebagai produk dan sebagai proses. Dengan demikian keberadaan ilmu menunjukkan pada intelektual yang memiliki struktur yang unsur-unsurnya meliputi:
1)    Pra-anggapan sebagai guiding principle
2)   Bangunan sistematis yakni metode dan subtansi [konsep dan teori]
3)   Keberlakuan intersubyektif
4)   Tanggung jawab etis
Dari sudut subtantasi, dikenal istilah Ilmu Formal dan Ilmu Empiris. Pada hakekatnya, ilmu lahir, tumbuh, dan berkembang karena aktifitas penalaran manusia. Dari sejarah ilmu pengetahuan tercatat, bahwaa penemuan api merupakan budaya yang membedakan manusia dari makhluk lain. Sehingga, sampai sekarang tak ada makhluk lain yang dapt membuat api.
Penalaran hakikatnya merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Sebagai suatu kerangka berpikir, maka penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu: adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika, dan sifat analitis dari proses berpikirnya.
Dengan demikian, penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.[6]

D.   Arah dan fungsi filsafat ilmu
Tugas pokok studi ilmu pengetahuan adalah mengembangkan ilmu. Filsafat ilmu bertugas member landasan filosofik untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara subtantif fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masin-masing, agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara taknis diharapkan dengan dibentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoperasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.[7]

E.    Obyek telaah filsafat ilmu
Setidaknya ada empat obyek telaah filsafat ilmu. Dua obyek menelaah subtansinya, dan dua menelaah instrumentasinya. Berturut-turut obyek filsafat ilmu adalah :
a)    Fakta atau kenyataan
b)   Kebenaran
c)    Uji konfirmassi
d)   Logika inferensi
Secara sistematis logika inferensi dapat diklasifikasikan menjadi empat sisi, yaitu:
1)    Logika dalam paradigma kuantitatif dan logika dengan paradigma kualitatif
2)   Sistem logika induktif dan sistem logika deduktif
3)   Penggunaan teori kategorik atau probabilistik
4)   Dari sisi eranya, dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.     Era positivistik
2.    Post positivistic
3.    Era postmodern[8]
Untuk menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu tersebut, sangat bermanfaat menyimak empat titik pandang dalam filsafat ilmu, yaitu:
1.     Filsafat ilmu adalah perumusan world-view  yang konsisten dengan teori-teori ilmiah yang penting
2.    Filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dari presupposition  dan pre-disposition  dari para ilmuan
3.    Filsafat ilmu adalah suatu disiplin almu yang didalamnya terdapat konsep-konsep dan teori-teori tentang ilmu yang dianalisi dan diklasifikasikan.
4.    Filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua.[9]

F.    Cabang-cabang keilmuan filsafat
          Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yakni apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika).[10]
            Cabang-cabang keilmuan yang terdapat dewasa ini, pada dasarnya berkembang dari dua cabang utama, yaitu:
1.     Filsafat alam
2.    Filsafat moral

Ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi dua kelompok, yaitu:
a)    Kelompok ilmu alam
b)   Kelompok ilmu hayat
Ilmu bercabang menjadi beberapa cabang, yaitu:
1.     Fisika
2.    Kimia
3.    Astronomi
4.    Ilmu kebumian
5.    Dll
            Meskipun tidak sepesat ilmu-ilmu alam, ilmu sosial juga berkembang dan terbentuklah cabang-cabang utama, yaitu
1.     Antropolgi
2.    Psikologi
3.    Ekonomi
4.    Sosiologi
5.    Ilmu politik
Selanjutnya pada setiap cabang tersebut mempunyai cabang-cabang lagi yang bertujuan mempelajari bidang yang lebih menkhususkan.[11]

G.   Fungsi dan tujuan ilmu
pada dasarnya, ilmu merupakan sumber pengetahuan yang berfungsi memberikan penjelasan atau dugaan terhadap permasalahan yang dihadapi. Ilmu dengan perangkat cara berpikirnya dan doktrin-doktrinnya telah mampu menganalisis masalah kehidupan dengan berbagai seginya, termasuk juga masalah moral. Perkembangan teknologi telah memberikan pengaruh terhadap peradaban manusia, pengaruh positif dan pengaruh negative.[12]

Adapun tujuan ilmu, yaitu:
1.   Mendalami unsure-unsur pokok ilmu
2.  Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai bidang
3.  Menjadi pedoman bagi dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi
4.  Memdorong pada calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya
5.  Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.[13]

Kesimpulan

pada prinsipnya ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur yang terkait dengan hukum sebab akibat yang disebut kausalitas. Sehingga bilamana seseorang mendapat pengetahuan tentang suatu masalah lewat suatu informasi, harus disesuaikan dan disusun dengan jalan pikiran mengetahui sebab kejadiannya dan akibat yang ditimbulkannya. Pengetahuan atau pengalaman baru dianggap sebagai ilmu pengetahuan apabila pengetahuan itu disertai konsep kausalitas pada masalah yang dialaminya.
Ilmu adalah merupakan bagian dari pengetahuan, demikian pula seni dan agama. Jadi dalam pengetahuan tercakup didalamnya ilmu, seni dan agama. Filsafat sebagaimana pengertiannya semula bias dikelompokkan kedalam bagian tersebut, sebab pada permulaannya filsafat ilmu identik dengan pengetahuan. Akan tetapi lama kelamaan ilmu-ilmu khusus menemukan kekhasannya sendiri untuk kemudian memisahkan diri ari filsafat.
Demikianlah kemajuan berpikir manusai dari kurun ke kurun mengalami perkembangannya.

Daftar pustaka

M. Zainuddin. Filsafat ilmu : perfektif pemikiran islam, cet. I, Bayumedia, Jakarta, 2003.

Bakhtiar, amsal. Filsafat ilmu, Rajawali, Jakarta, 2012.

Purnama, heri. Ilmu alamiah dasar, cet. IV, Rineka cipta, Jakarta, 2008.

Muhadjir, noeng. Filsafat ilmu: positivism, postpositvisme dan postmodernisme, cet. II, Rakesarasin, Yogyakarta, 2001.

Peursen, van. Pengantar filsafat ilmu, Tiara wacan, Yogyakarta, 2003.

Trianto. Wawasan ilmu alamiah dasar: perspektif islam dan barat, Prestasi pustaka, Jakarta, 2007.

Suhar. Filsafat umum, Gaung persada press, Jakarta, 2009.

Supriasumantri, jujun s. Filsafat ilmu : sebuah pengantar populer, Tiara wacana, Jakarta, 2003.







[1] Heri purnama, Ilmu alamiah dasar(Jakarta: Rineka cipta, 2008), hal 74.

[2] Suhar, filsafat umum: konsepsi, sejarah dan aliran(Jakarta: Gaung persada press, 2009), hal 32.
[3]Heri purnama, Ilmu alamiah dasar(Jakarta: Rineka cipta, 2008), hal 74,75.
[4] Trianto, wawasan ilmu alamiah dasar(Jakarta: Prestasi pustaka, 2007), hal 2,3.
[5] Van peursen, pengantar filsafat ilmu(Yogyakarta: Tiara wacana, 2013), hal 1,2.
[6] Trianto, Wawasan ilmu alamiah dasar(Jakarta: Prestasi pustaka, 2007), hal 4,5,6,9.
[7] Noeng muhadjir, filsafat ilmu: postivisme, postpositivisme, dan postmodernisme(Yogyakarta: Rakesarasin, 2001), hal 2,3,4.
[8] Noeng muhadjir, filsafat ilmu: postivisme, postpositivisme, dan postmodernisme(Yogyakarta: Rakesarasin, 2001), hal 6,7.
[9] M. Zainuddin, Filsafat ilmu: perspektif pemikiran islam(Jakarta: Bayumedia, 2013), hal 26.
[10] Jujun S. Suriasumantri, Filsafat ilmu: sebuah pengantar popular(Jakarta: Pustaka sinar harapan, 2003), hal 32.
[11] Heri purnama, Ilmu alamiah dasar(Jakarta: Rineka cipta, 2008), hal 76,77.
[12] Heri purnama, Ilmu alamiah dasar(Jakarta: Rineka cipta, 2008), hal 80.
[13] Amsal bakhtiar, Filsafat ilmu(Jakarta: Rajawali, 2012), hal 20.

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com