Rabu, 28 Oktober 2015

Dengarkan celotehan teman bodohmu ini kawan

Untuk kalian sahabat sepermainan
Ika dan Nicha

Nyik Nyek Nyok
Assalamu’alaikum wr wb
Hai .. apa kabar kalian teman seperjuangan ?

Sebelumnya aku minta maaf, maaf banget beberapa minggu terakhir sikapku tak seperti dahulu saat kita masih sering bersama, aku sadar akan apa yang aku perbuat. Aku sadar juga kalau sikapku itu merugikan kalian, dalam artian membuat kalian jengkel ataupun mengkal. Entah itu menimbulkan banyak pertanyaan atau pun keinginan tak lagi berteman denganku.

Jika aku boleh klarifikasi, akan aku jelaskan alasannya kenapa. Akhir-akhir ini aku merasa ditanggungkan banyak masalah. Mungkin sebenarnya bukan masalah, hanya saja aku merasa lebih sensitif dengan apa yang terjadi di sekitarku. Kelabilanku seperti sedang berada pada puncaknya. Bukannya aku tak ingin berbagi cerita dengan kalian, hanya saja kali ini aku ingin belajar independen menghadapi dan menyelesaikan masalahku sendiri. Aku merasa usiaku semakin bertambah, tapi tak juga aku temukan kedewasaanku juga bertambah. Itu yang membuatku merasa rugi dan tak ingin tetap bertahan pada status quo. Prasangka-prasangka buruk tak hanya sekali meracuni sikapku, mungkin itu juga pendukung kelabilanku. Sedikit banyak aku mulai tahu letak salah dan kekhilafanku, setelah berperang hebat antara batin dan realita.

Berbicara Badmood, sebenarnya aku hanya meminjam istilah itu hanya untuk menutupi apa yang sebenarnya aku rasakan. Maaf yaaa … seringkali aku bilang Badmood kepada kalian dan meminta kalian untuk tak menghiraukanku. Berharap kalian memahami konsepan palsu yang selama ini aku lontarkan. Bukan badmood yang aku alami, saat itu aku sedang berada pada kekacauan dan ingin melakukan komunikasi intrapersonal, guna mengembalikan sikapku agar tak terlihat bodoh di depan kalian, juga orang lain. Aku merasa lebih tenang dengan kesendirianku, di saat banyak hal yang sebenarnya tak sesuai dengan ekspektasiku. Mungkin itulah kesempatanku untuk berintropeksi diri. Tapi entah makna lain apa yang ada di benak kalian, aku tak ingin peduli saat itu. Namun aku mulai merasa bodoh bila terus mengagungkan egoku.

Setiap orang memiliki saat di mana ia ingin sendiri. Mungkin ini saatnya aku memakai kesempatan itu. Aku sadar bahwa aku belum menjadi apa yang aku inginkan, dan betapa munaknya aku masih tetap bertahan pada keadaan yang sama sekali tidak ada dalam imajinasi masa laluku. Aku menginginkan banyak perubahan pada diriku. Semakin berkurang hariku membuat target itu semakin dekat, tapi dengan sangat menyesalnya aku belum juga melangkah satu injakan pun.

Aku kembali sadar pada tujuan awalku memasuki dunia pendidikan, jauh hari sebelum aku mengenal kalian. Namun seiring berjalannya waktu dengan berjuta tipuan zaman, aku terlena dan terjebak dalam kemeriahan rea-reo remaja. Memang itu hal yang wajar dan perlu untuk di lakukan dengan hanya sekedar hiburan dan pelepas letih. Hanya saja kini aku ingin menempatkan kegiatanku pada situasi dan kondisi yang sesuai dan yang telah aku rencanakan. Mulai sekarang aku ingin menjadi apa aku seharusnya, meski masih bertahan dalam proses, memrofesionalkan diri yang tak mudah itu butuh pembiasaan.

Biarlah yang telah tercatat buruk menjadi bahan evaluasi, semaksimal mungkin aku upayakan agar tak terjadi lagi. Banyak kata tak sedap itu tertuju padaku, dan itu juga yang menjadi sebab kelabilan ini muncul. Aku merasa takut disetiap kali hendak bertindak. Terlalu mendengarkan apa yang orang lain katakan, hingga memadukan dengan perasaan yang tak ingin dikalahkan. Bodohnya diriku mengiyakan pernyataan-pernyataan bodoh perasaanku sendiri yang terkesan pesimis. Hingga terbawa pada sikap dan tak menyesuaikan dengan akal pikiran.

Aku memang jelas salah, apalagi terhadap kalian. Aku sering menghindar dan menyendiri, karena saat itu aku sedang asyik bercengkrama ria pada diri sendiri untuk memaknai segala yang telah terjadi.

Sungguh bukan niatan semata untuk menjauh dari kalian, justru aku merasa bersalah bila bersama kalian dalam keadaan yang bukan aku sebenarnya. Aku terus merepotkan kalian dan membuat kalian mengkal. Lagi dan lagi aku ucapkan maaf, hanya itu yang bisa aku lakukan.

Dan lagi, trimakasih kalian masih mau menganggap aku teman. Aku sungguh berharap semua tak akan berakhir detik ini. namun tetap berlanjut hingga kisah kita masih teringat dihari tua kelak. Entah itu bertahun ataupun berpuluhan tahun yang akan datang.

Mungkin kita perlu menyetting masa depan, ah … untuk hal terdekat dulu sajalah, jika kalian berkenan marilah kita bersama-sama menyetting diri sendiri sesuai dengan apa yang kita inginkan demi mencapai cita tanpa melupakan banyak pertimbangan. Setelah kita bisa memaknai realita, perlulah sekiranya kita juga berdamai pada takdir dan menginvestasi keberhasilan di masa yang akan datang.

Inilah aku yang aku temukan saat ini.

Wassalamu’alaikum wr wb
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com