Realisasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi Pada Masyarakat Bangunsari
Salah satu kewajiban
yang perlu diketahui serta diterapkan dan dijalankan bagi yang menyandang
status Mahasiswa adalah mengabdi. Mengingat bahwasanya ada tiga dharma
perguruan tinggi yang perlu dilakukan diakhir pendidikan. Bahkan tak sedikit
yang menyebutnya itu sebagai tujuan utama dari serentetan pendidikan yang ada.
Kita dituntun dalam belajar, dituntut dalam meneliti, dan diharuskan
merealisasikan segala teori-teori yang telah kita terima dalam bangku kelas
untuk diwujudkan nyatanya dalam sebuah aksi riil kepadamasyarakat.
Begitulah sekiranya KKN
(Kuliah Kerja Nyata) ini dijadikan penting bagi institut kampus dan bagi
pribadi mahasiswa masing-masing. Dan itu pula yang tengah saya lakukan bersama
teman-teman sekelompok KKN saya.
Berangkat serentak
dengan ratusan mahasiswa lainnya di depan halaman tween tower kampus UIN Sunan
Ampel tercinta. Berempat belas kita bersama menyatukan tenaga, pikiran,waktu
serta segala yang kita punya demi mewujudkan program kerja utama yang menjadi fokus
tujuan KKN kita. Bertempat di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Mejayan, Madiun,
di sinilah kami akan menyatakan sebuah kuliah kerja yang diorientasikan pada
warga desa selaku target utama kegiatan pengabdian ini.
Hari pertama masih
kitaisi dengan berkemas-kemas dan tegur sapa dengan tetangga kanankirirumah
yang kita tempati.tepatdi kediaman bapak Sha’im di Jl. Cempaka rw 02 rt 03
Kelurahan Bangunsari. Begitu juga masih
sama di hari kedua, inkulturasi masih jadi adaptor bagi kami untuk membangun
relasi dan saling mengenal satu sama lain, baik dengan warga maupun dengan
teman-teman sekelompok kami. Menghadiri perkumpulan dengan ibu Tyas, selaku
Lurah Bangunsari yang menyampaikan ucaan selamat datang akan kehadiran kami,
sekaligus sebagai pembimbing kami selama sebulan mendatang.
Beberapa obrolan sudah
dibuka dengan beberapa warga, dan itu menjadi sedikit bahan untuk awal
penentuan program yang hendak kami rencanakan. Episode evaluasi pun dimulai.
Pembahasan mulai dari apa dan bagaimana program utama kita, dan beberapa
program tambahan sebagai partisipatori kita dalam beberaa kegiatan warga desa.
Kemudian, pemetaan
dengan menggunakan data digital yang sering disebut GIS (Geospasial Information
System) menjadi pilihan untuk dijadikan program utama, menimbang dari
perkembangan zaman yang serba modern dan teknologi yang canggih menjadi acuan dasar
kami memilih GIS ini untuk diterapkan di desa Bangunsari. Saat itu pula kami
memutuskan GIS sebagai program fokus kita, serta metodenya yang hendak kita
lakukan.
Keesokan harinya,
persiapan kilat dengan penampilan rapi lengkap dengan almamater menunjukkan
kesiapan kita untuk melakukan pemetaan kepada warga dengan menggunakan metode
door to door dalam 5 RW dan 22 RT yang ada di desa Bangunsari ini.
Proses demi proses,
berkawan pada siang, panas pelengkap lelah, sekalipun lapar menambah lengah tak
menghentikan niat kami dan tetap melanjutkan pendataan dari rumah ke rumah.
Mulai dari yang pintu terbuka dengan sambutan ramah, hingga yang tertutup rapat
lengkap dengan penolakannya melihat kedatangan kita.
Selain itu, beberapa
program tambahan juga turut memenuhi jadwal keseharian kami di sini. Pergi
pukul 06.30 wib secara bergantian untuk mengajar di SDN BANGUNSARI 03 yang
berada di Jl. Cempaka pula. Mengajar TPQ, mebuat les-lesan seusai sholat
maghrib di Musholla An-Nur juga menjadi vitamin pelengkap hari-hari kami.
Tidak hanya itu, kami
juga turut serta dalam beberapa kegiatan, seperti posyandu, tertib administrasi
Dhasa Wisma PKK, rutinan Yasin setiap kamis malam jum’at, khataman setiap hari
kamispagi, mengaji kitab di Rt 12, santunan kepada Janda-janda desa, dan masih
banyak lagi lainnya. Dalam kegiatan momentum juga tak terlewatkan bagi kami, seperti
menghadiri tasyakuran bapak Sha’im ataskelahiran cucunya, mengikuti kerja bakti
agustusan, mengoordinasi jalannya perlombaan di Rt 03, tasyakuran malam 17
Agustus dan mengadakan demo masak dengan ibu-bu PKK kelurahan Bangunsari dengan
tujuan membagikan resep otak-otak Bandeng yang merupakan masakan khas dan
memiliki nilai jual tinggi, dengan harapan dapat diterapkan dan menjadi menu
baru di antara menu-menu jualan yang telah ada.
Setelah melalui
beberapa proses pemetaan, ada pendataan door to door satu persatu rumah warga,
proses penginputan data, pengolahan data dengan menggunakan GIS, hingga
akhirnya matang berbentuk sebuah laporan yang siap presentasi dan dibagikan
kepada kelurahan selaku target utama program ini. Dengan begitu laporan yang
siap akses ini pun telah sedia untuk segera dilounchingkan pada hari terakhir
yang telah disepakati bersama.
Kurang lebih dan masih
beberapa di antara sekian banyak pengalaman yang kami dapatkan selama satu
bulan mengabdi di salah satu desa di Kota Gadis ini, yakni Bangunsari. Desa
sentral yang menjadi daerah transit dan jalur pantura yang ramai dilalui
berbagai pengguna jalan dari berbagai penjuru menjadikan desa ini ramai dan
lebih bermanfaat sebagai pusat jajanan dari beberapaproduk unggulan yangtelah
dihasilkan.
Dengan mengenal lebih
dalam mengenai desa dan perangkatnya, menjadikan kami faham mengenai kehidupan
yang sebenarnya masyarakat kita, umumnya masyarakat Indonesia. Tidak hanya
membaca dan sekedar mengira di dalam kelas saja, melainkan terjun langsung
sekaligus turut menjadi partisipan dalam segalapermasalahan
dan kegiatannya, karena sejatinya kita adalah bagian dari masyarakat, apalagi
yang menyandang status mahasiswa yang ditunggu-tunggu aksi agent of change-nya.
Demikian perjalanan
hidup singkat sebulan kami berempat belas, begitu berkesan bagi saya, dan akan
menjadi pengalaman serta pelajaran tersendiri pada diri saya pribadi.
0 komentar:
Posting Komentar