A. Pengertian Dasar
Jurnalistik adalah salah satu aktivitas
komunikasi yang meliputi seluruh kegiatan penelusuran, pengolahan dan
penyampaian informasi yang memiliki nilai sebagai sebuah berita dengan
menggunakan media massa sebagai sarana penyajiannya. Penelusuran berarti bahwa
informasi tidak datang dengan sendirinya, melainkan dibutuhkan suatu usaha yang
sistematis dalam penggalian informasi. Pengolahan menunjukkan, bahwa setelah
informasi tersedia maka dibutuhkan keterampilan lanjutan untuk mengemas
informasi tersebut sehingga layak disampaikan dan mudah dikonsumsi oleh mereka
yang membutuhkannya. Penyajian menegaskan, bahwa aktivitas jurnalistik
dirancang untuk mendistribusikan kembali apa-apa saja yang ditelusuri dan diolahnya
kepada publik dan tentunya, media massa adalah sarana yang paling efisien dan
strategis dalam penyebarannya.
Hal yang juga membedakan jurnalistik
dengan aktivitas komunikasi lain, adalah bahwa informasi yang ditelusuri,
diolah dan kemudian disajikan kepada publik harus memiliki nilai sebagai sebuah
berita. Sesungguhnya, tidak semua informasi dapat dikategorikan sebagai sebuah
berita melainkan yang hanya memiliki pengaruh bagi kehidupan kita sebagai
individu maupun mahluk sosial.
Apa-apa saja informasi yang dapat
dikategorikan sebagai berita? Stovall (2005: 5-8) mengungkapkan, terdapat 7
(tujuh) persyaratan suatu informasi layak diklasifikasikan sebagai sebuah
berita, yakni :
1. Berdampak;
Informasi yang memiliki dampak terhadap
aktivitas sehari-hari masyarakat bahkan secara fundamental mempengaruhi seluruh
sistem di mana masyarakat itu berada.
Contoh:
Pemberitaan tentang pemilihan kepala
daerah, menghilangnya barang-barang kebutuhan pokok.
2. Dibatasi tenggat waktu;
Suatu informasi menjadi kurang penting
jika sudah terlalu lama berlangsung namun baru saja diulas.
Contoh:
Tragedi terowongan maut di Mina pada
musim haji tahun 1996 akan menjadi biasa-biasa saja ketika baru disampaikan
sekarang.
3. Selebritas;
Keterkenalan seseorang sebagai daya
tarik.
Contoh:
Mungkin wajar-wajar saja orang
berpoligami, namun ketika Aa Gym – seorang ulama favorit kaum perempuan – yang
melakukannya, maka akan menjadi bahan perbincangan publik.
4. Proksimitas;
Kedekatan geografis dan atau psikologis
dengan pembaca/ pemirsa akan menjadikan suatu informasi mendapat atensi yang
besar.
Contoh:
Ketika kita tinggal di Bogor, segala
informasi yang berkait dengan Bogor menjadi lebih diperhatikan, ketimbang
mereka yang tidak tinggal di kota hujan ini. Namun, dapat saja meskipun tidak
tinggal di Bogor, seorang alumni IPB akan selalu memiliki emosi-psikologis
dengan sesuatu yang berkaitan dengan Bogor meskipun dia tidak lagi tinggal di
kota ini.
5. Bermuatan Konflik;n
Informasi akan menarik ketika di
dalamnya memuat unsur-unsur yang saling berbeda.
Contoh:
Pembunuhan Munir menyedot perhatian
banyak khalayak, tidak hanya karena sosok Munir yang dicitrakan sebagai pejuang
HAM, melainkan karena adanya dugaan kontroversial keterlibatan Badan Intelejen
Negara sebagai otak dibalik peristiwa tersebut.
6. Unik;
Sesuatu yang biasa-biasa saja tidak
akan mendapat perhatian dibandingkan yang berbeda bahkan tidak lazim
Contoh:
Kalau seorang lelaki berpoligami
mungkin sudah dianggap angin lalu, namun jika perempuan berpoliandri?
7. Isu Kekinian;
Hal yang sedang menjadi fokus
perbincangan, akan menarik untuk dikemukakan di depan publik.
Contoh :
Ketika mantan presiden ke-2 RI, HM
Soeharto harus dilarikan ke rumah sakit karena kegagalan fungsi-fungsi vital
tubuh, maka media sibuk memberitakannya dari berbagai skema, dari perbandingan
pelayanan kesehatan antara sesama mantan presiden, masalah yang berkait dengan
hukum dan politik, bahkan kemungkinannya meninggal dunia.
Hal yang menarik dari terminologi
jurnalistik adalah penggunaan istilah tersebut yang secara bersamaan dan saling
bergantian dengan istilah pers dan media massa. Meskipun seolah sama, namun
ketiganya memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya. Jurnalistik adalah
suatu aktivitas atau dengan kata lain, istilah jurnalistik mengacu pada sebuah
kegiatan atau pekerjaan yang meliputi seluruh aspek penelusuran, pengolahan dan
penyampaian informasi. Pers adalah perwujudan kelembagaan atau
institusionalisasi aktivitas jurnalistik, dan media adalah sarana atau channel di
mana pesan dalam wujud karya jurnalistik tersebut disampaikan kepada
masyarakat. Jurnalistik tanpa pers, adalah sebuah kesia-siaan, karena aktivitas
tanpa wadah menjadikan pekerjaan tersebut tidak dapat dinikmati oleh
masyarakat. Sebaliknya, pers tanpa jurnalistik juga suatu omong kosong belaka,
apa yang hendak disampaikan oleh suatu lembaga, jika tidak ada aktivitas di
dalamnya? Sebagaimana jurnalistik dan pers tidak akan diketahui masyarakat
tanpa adanya media massa.
Seberapa penting pelaporan jurnalistik
bagi masyarakat? Bila merujuk pada konsep pers sebagai ekstensifikasi indra
masyarakat, maka aktivitas jurnalistik ditujukan pada tiga dasar kebutuhan
publik atas informasi yakni:
1. Informasi
Seorang jurnalis bertugas untuk
menyiapkan berita yang mencerahkan masyarakat sehingga lebih sadar akan keadaan
yang berada di sekitarnya. Suatu berita dapat pula membantu masyarakat dalam
mengintegrasi informasi masa lalu dan yang terbaru.
2. Persuasi
Jurnalis dituntut untuk menghasilkan
karya yang dapat memfasilitasi diri mereka dalam pengambilan keputusan, sikap
atau perilaku sosial tertentu.
3. Hiburan
Jurnalis juga harus melihat bahwa
masyarakat membutuhkan sebuah hiburan sebagai pintu darurat dalam kepenatan
hidup. Oleh karenanya, berita yang bersifat menghibur/ sensasional adalah salah
satu informasi yang banyak dicari oleh masyarakat.
B. Ragam Pelaporan
Jurnalistik
Sebuah karya komunikasi, maka bentuk
pelaporan jurnalistik tidaklah bersifat tunggal, melainkan beragam sifatnya
yang disesuaikan dengan karakter informasi sekaligus kebutuhan publik. Adapun,
karya yang diklasifikasikan sebagai produk pelaporan jurnalistik, adalah:
- Berita
Laporan tercepat mengenai fakta yang
diperlukan untuk diketahui oleh masyarakat.
2. Artikel
Opini individu atas suatu fenomena
difasilitasi oleh media massa.
3. Editorial/ Tajuk Rencana
Opini lembaga pers terhadap suatu
fenomena yang aktual sebagai cerminan kebijakan lembaga tersebut dalam
membeitakan fenomena itu sendiri.
4. Feature/ Karangan Khas
Cerita yang khas dan kreatif tentang
suatu situasi, keadaan dan atau aspek kehidupan dengan memadukan afeksi dan
gaya kesusastraan
5. Pelaporan Mendalam
Sebuah karya yang mengintegrasikan
seluruh aspek-aspek berita, artikel, feature atas sebuah peristiwa yang
dipandang memiliki derajat perhatian lebih dari publik, sehingga dapat
menampilkan fenomena tersebut secara utuh dan menyeluruh.
6. Foto Jurnalistik
Foto yang menceritakan,
mengilustrasikan dan atau memperkuat informasi yang disajikan.
7. Grafik Jurnalistk
Visualisasi informasi yang memberikan
daya tarik dan mempermudah orang untuk memahami informasi itu sendiri.
8. Jurnalistik Penyiaran
Pemanfaatan teknologi audio/
audiovisual/ komputer dalam penyajian informasi.
C. Media Jurnalistik
Media untuk menyajikan karya
jurnalistik, diklasifikasikan dalam dua jenis, yakni:
- Media
Cetak
Media yang menekankan pada faktor
verbal dan visual. Verbal adalah kemampuan jurnalis untuk memilih dan menyusun
kata sehingga melahirkan karya jurnalistik yang komunikatif. Sedangkan visual
menggambarkan kemampuan jurnalistik melakukan reka bentuk naskah sehingga
nyaman dan menarik untuk diperhatikan. Secara konvensional, surat kabar dan
majalah/ tabloid adalah representasi dari media cetak.
- Media
Elektronik
Media yang menekankan pada dimensi
verbal, teknologi dan dramatisasi. Verbal adalah kemampuan jurnalis untuk
memilih dan menyusun kata sehingga melahirkan karya jurnalistik yang
komunikatif. Teknologi adalah pemanfaatan teknologi yang memudahkan diterimanya
pesan, baik bersifat audio, audiovisual dan komputer. Sedangkan dramatisasi,
adalah kemampuan memadukan naskah dengan audio/ audiovisual sehingga diserap
oleh indra pendengar/ pemirsa lebih optimal. Secara konvensional, televisi,
radio dan internet adalah representasi dari media elektronik.
D. Persebaran
Merujuk pada persebaran informasinya,
maka aktivitas jurnalistik dikategorikan dalam 5 jenis, yakni:
- Jurnalistik
Internasional
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi
jurnalistik berbasis pada peliputan informasi antar bangsa; umumnya terbit di
salah satu negara/ kota yang kosmopolit;
Contoh: Times, Herald Tribune
(AS, Inggris)
- Jurnalistik
Nasional
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi jurnalistik
berbasis pada peliputan informasi yang merepresentasikan kebutuhan masyarakat
sebagai satu bangsa; umumnya terbit di ibukota negara;
Contoh: Kompas, Republika,
Suara Pembaruan (Jakarta)
- Jurnalistik
Regional
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi jurnalistik
berbasis pada peliputan informasi yang merepresentasikan kebutuhan masyarakat
sebagai satu masyarakat kewilayahan, seperti propinsi umumnya terbit di ibukota
propinsi;
Contoh: Pikiran Rakyat (Jawa
Barat), Suara Merdeka (Jawa Tengah), Kedaulatan Rakyat (Jogja)
- Jurnalistik
Lokal
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi
jurnalistik berbasis pada peliputan informasi yang merepresentasikan kebutuhan
masyarakat sebagai satu kota/ kabupaten ; umumnya terbit di ibukota daerah;
Contoh: Radar Banyumas
- Jurnalistik
Komunitas
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi
jurnalistik berbasis pada peliputan informasi yang merepresentasikan kebutuhan
masyarakat dalam satu komunitas/ lingkungan;
Referensi :
Stovall, J.G (2005). Journalism. Pearson
Education, Boston
0 komentar:
Posting Komentar