Jumat, 14 April 2017

DASAR-DASAR JURNALISTIK


A. Pengertian Dasar

Jurnalistik adalah salah satu aktivitas komunikasi yang meliputi seluruh kegiatan penelusuran, pengolahan dan penyampaian informasi yang memiliki nilai sebagai sebuah berita dengan menggunakan media massa sebagai sarana penyajiannya. Penelusuran berarti bahwa informasi tidak datang dengan sendirinya, melainkan dibutuhkan suatu usaha yang sistematis dalam penggalian informasi. Pengolahan menunjukkan, bahwa setelah informasi tersedia maka dibutuhkan keterampilan lanjutan untuk mengemas informasi tersebut sehingga layak disampaikan dan mudah dikonsumsi oleh mereka yang membutuhkannya. Penyajian menegaskan, bahwa aktivitas jurnalistik dirancang untuk mendistribusikan kembali apa-apa saja yang ditelusuri dan diolahnya kepada publik dan tentunya, media massa adalah sarana yang paling efisien dan strategis dalam penyebarannya.
Hal yang juga membedakan jurnalistik dengan aktivitas komunikasi lain, adalah bahwa informasi yang ditelusuri, diolah dan kemudian disajikan kepada publik harus memiliki nilai sebagai sebuah berita. Sesungguhnya, tidak semua informasi dapat dikategorikan sebagai sebuah berita melainkan yang hanya memiliki pengaruh bagi kehidupan kita sebagai individu maupun mahluk sosial.
Apa-apa saja informasi yang dapat dikategorikan sebagai berita? Stovall (2005: 5-8) mengungkapkan, terdapat 7 (tujuh) persyaratan suatu informasi layak diklasifikasikan sebagai sebuah berita, yakni :
1. Berdampak;
Informasi yang memiliki dampak terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat bahkan secara fundamental mempengaruhi seluruh sistem di mana masyarakat itu berada.
Contoh:
Pemberitaan tentang pemilihan kepala daerah, menghilangnya barang-barang kebutuhan pokok.
2. Dibatasi tenggat waktu;
Suatu informasi menjadi kurang penting jika sudah terlalu lama berlangsung namun baru saja diulas.
Contoh:
Tragedi terowongan maut di Mina pada musim haji tahun 1996 akan menjadi biasa-biasa saja ketika baru disampaikan sekarang.
3. Selebritas;
Keterkenalan seseorang sebagai daya tarik.
Contoh:
Mungkin wajar-wajar saja orang berpoligami, namun ketika Aa Gym – seorang ulama favorit kaum perempuan – yang melakukannya, maka akan menjadi bahan perbincangan publik.
4. Proksimitas;
Kedekatan geografis dan atau psikologis dengan pembaca/ pemirsa akan menjadikan suatu informasi mendapat atensi yang besar.
Contoh:
Ketika kita tinggal di Bogor, segala informasi yang berkait dengan Bogor menjadi lebih diperhatikan, ketimbang mereka yang tidak tinggal di kota hujan ini. Namun, dapat saja meskipun tidak tinggal di Bogor, seorang alumni IPB akan selalu memiliki emosi-psikologis dengan sesuatu yang berkaitan dengan Bogor meskipun dia tidak lagi tinggal di kota ini.
5. Bermuatan Konflik;n
Informasi akan menarik ketika di dalamnya memuat unsur-unsur yang saling berbeda.
Contoh:
Pembunuhan Munir menyedot perhatian banyak khalayak, tidak hanya karena sosok Munir yang dicitrakan sebagai pejuang HAM, melainkan karena adanya dugaan kontroversial keterlibatan Badan Intelejen Negara sebagai otak dibalik peristiwa tersebut.
6. Unik;
Sesuatu yang biasa-biasa saja tidak akan mendapat perhatian dibandingkan yang berbeda bahkan tidak lazim
Contoh:
Kalau seorang lelaki berpoligami mungkin sudah dianggap angin lalu, namun jika perempuan berpoliandri?
7. Isu Kekinian;
Hal yang sedang menjadi fokus perbincangan, akan menarik untuk dikemukakan di depan publik.
Contoh :
Ketika mantan presiden ke-2 RI, HM Soeharto harus dilarikan ke rumah sakit karena kegagalan fungsi-fungsi vital tubuh, maka media sibuk memberitakannya dari berbagai skema, dari perbandingan pelayanan kesehatan antara sesama mantan presiden, masalah yang berkait dengan hukum dan politik, bahkan kemungkinannya meninggal dunia.
Hal yang menarik dari terminologi jurnalistik adalah penggunaan istilah tersebut yang secara bersamaan dan saling bergantian dengan istilah pers dan media massa. Meskipun seolah sama, namun ketiganya memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya. Jurnalistik adalah suatu aktivitas atau dengan kata lain, istilah jurnalistik mengacu pada sebuah kegiatan atau pekerjaan yang meliputi seluruh aspek penelusuran, pengolahan dan penyampaian informasi. Pers adalah perwujudan kelembagaan atau institusionalisasi aktivitas jurnalistik, dan media adalah sarana atau channel di mana pesan dalam wujud karya jurnalistik tersebut disampaikan kepada masyarakat. Jurnalistik tanpa pers, adalah sebuah kesia-siaan, karena aktivitas tanpa wadah menjadikan pekerjaan tersebut tidak dapat dinikmati oleh masyarakat. Sebaliknya, pers tanpa jurnalistik juga suatu omong kosong belaka, apa yang hendak disampaikan oleh suatu lembaga, jika tidak ada aktivitas di dalamnya? Sebagaimana jurnalistik dan pers tidak akan diketahui masyarakat tanpa adanya media massa.
Seberapa penting pelaporan jurnalistik bagi masyarakat? Bila merujuk pada konsep pers sebagai ekstensifikasi indra masyarakat, maka aktivitas jurnalistik ditujukan pada tiga dasar kebutuhan publik atas informasi yakni:
1. Informasi
Seorang jurnalis bertugas untuk menyiapkan berita yang mencerahkan masyarakat sehingga lebih sadar akan keadaan yang berada di sekitarnya. Suatu berita dapat pula membantu masyarakat dalam mengintegrasi informasi  masa lalu dan yang terbaru.
2. Persuasi
Jurnalis dituntut untuk menghasilkan karya yang dapat memfasilitasi diri mereka dalam pengambilan keputusan, sikap atau perilaku sosial tertentu.
3. Hiburan
Jurnalis juga harus melihat bahwa masyarakat membutuhkan sebuah hiburan sebagai pintu darurat dalam kepenatan hidup. Oleh karenanya, berita yang bersifat menghibur/ sensasional adalah salah satu informasi yang banyak dicari oleh masyarakat.

B. Ragam Pelaporan Jurnalistik

Sebuah karya komunikasi, maka bentuk pelaporan jurnalistik tidaklah bersifat tunggal, melainkan beragam sifatnya yang disesuaikan dengan karakter informasi sekaligus kebutuhan publik. Adapun, karya yang diklasifikasikan sebagai produk pelaporan jurnalistik, adalah:
  1. Berita
Laporan tercepat mengenai fakta yang diperlukan untuk diketahui oleh masyarakat.
2. Artikel
Opini individu atas suatu fenomena difasilitasi oleh media massa.
3. Editorial/ Tajuk Rencana
Opini lembaga pers terhadap suatu fenomena yang aktual sebagai cerminan kebijakan lembaga tersebut dalam membeitakan fenomena itu sendiri.
4. Feature/ Karangan Khas
Cerita yang khas dan kreatif tentang suatu situasi, keadaan dan atau aspek kehidupan dengan memadukan afeksi dan gaya kesusastraan
5. Pelaporan Mendalam
Sebuah karya yang mengintegrasikan seluruh aspek-aspek berita, artikel, feature atas sebuah peristiwa yang dipandang memiliki derajat perhatian lebih dari publik, sehingga dapat menampilkan fenomena tersebut secara utuh dan menyeluruh.
6. Foto Jurnalistik
Foto yang menceritakan, mengilustrasikan dan atau  memperkuat informasi yang disajikan.
7. Grafik Jurnalistk
Visualisasi informasi yang memberikan daya tarik dan mempermudah orang untuk memahami informasi itu sendiri.
8. Jurnalistik Penyiaran
Pemanfaatan teknologi audio/ audiovisual/ komputer dalam penyajian informasi.
C. Media Jurnalistik
Media untuk menyajikan karya jurnalistik, diklasifikasikan dalam dua jenis, yakni:
  1. Media Cetak
Media yang menekankan pada faktor verbal dan visual. Verbal adalah kemampuan jurnalis untuk memilih dan menyusun kata sehingga melahirkan karya jurnalistik yang komunikatif. Sedangkan visual menggambarkan kemampuan jurnalistik melakukan reka bentuk naskah sehingga nyaman dan menarik untuk diperhatikan. Secara konvensional, surat kabar dan majalah/ tabloid adalah representasi dari media cetak.
  1. Media Elektronik
Media yang menekankan pada dimensi verbal, teknologi dan dramatisasi. Verbal adalah kemampuan jurnalis untuk memilih dan menyusun kata sehingga melahirkan karya jurnalistik yang komunikatif. Teknologi adalah pemanfaatan teknologi yang memudahkan diterimanya pesan, baik bersifat audio, audiovisual dan komputer. Sedangkan dramatisasi, adalah kemampuan memadukan naskah dengan audio/ audiovisual sehingga diserap oleh indra pendengar/ pemirsa lebih optimal. Secara konvensional, televisi, radio dan internet adalah representasi dari media elektronik.
D. Persebaran
Merujuk pada persebaran informasinya, maka aktivitas jurnalistik dikategorikan dalam 5 jenis, yakni:
  1. Jurnalistik Internasional
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi jurnalistik berbasis pada peliputan informasi antar bangsa; umumnya terbit di salah satu negara/ kota yang kosmopolit;
Contoh: Times, Herald Tribune (AS, Inggris)
  1. Jurnalistik Nasional
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi jurnalistik berbasis pada peliputan informasi yang merepresentasikan kebutuhan masyarakat sebagai satu bangsa; umumnya terbit di ibukota negara;
Contoh: Kompas, Republika, Suara Pembaruan (Jakarta)
  1. Jurnalistik Regional
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi jurnalistik berbasis pada peliputan informasi yang merepresentasikan kebutuhan masyarakat sebagai satu masyarakat kewilayahan, seperti propinsi umumnya terbit di ibukota propinsi;
Contoh: Pikiran Rakyat (Jawa Barat), Suara Merdeka (Jawa Tengah), Kedaulatan Rakyat (Jogja)
  1. Jurnalistik Lokal
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi jurnalistik berbasis pada peliputan informasi yang merepresentasikan kebutuhan masyarakat sebagai satu kota/ kabupaten ; umumnya terbit di ibukota daerah;
Contoh: Radar Banyumas
  1. Jurnalistik Komunitas
Aktivitas, sirkulasi dan distribusi jurnalistik berbasis pada peliputan informasi yang merepresentasikan kebutuhan masyarakat dalam satu komunitas/ lingkungan;


Referensi :
Stovall, J.G (2005). Journalism. Pearson Education, Boston

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com