PENDAHULUAN
Komunikasi Massa adalah studi ilmiah
tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton
yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi merupakan
disiplin kajian ilmu sosial yang relative muda jika dibandingkan dengan ilmu
psikolog, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Penelitian komunikasi yang
pernah dilakukan tidak selalu memusatkan perhatiannya pada metode ilmiah yang
selama ini dijadikan alas an sebuah ilmu dikatakan ilmiah. Komunikasi massa
mempunyai titik tekan dan bahasan tersendiri.
A.
Definisi
Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media
of mass communication (media komunikasi massa).
Agar tidak ada ada kerancuan dan
perbedaan persepsi tentang massa, ada baiknya kita membedakan arti massa dalam
komunikasi massa dengan massa dalam arti umum. Massa dalam arti komunikasi massa
lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan
kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media
massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience,
penonton, pemirsa, atau pembaca. Beberapa istilah ini berkaitan dengan media
massa.
Disamping itu, agar tidak membingunkan,
kita juga perlu membedakan antara mass communications (dengan s) dengan mass
communication (tanpa s). seperti yang dikemukakan oleh Jay Back dan Fredick
C. Whitney dalam bukunya Introduction to Massa Communication (1988) dikatakan
bahwa mass Communications lebih menunjuk pada media mekanis yang
digunakan dalam komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, mass
communicationlebih menunjuk pada teori atau proses teoritik (proses dalam
komunikasi massa).
Dalam komunikasi massa kita membutuhkan
gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu
atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari
individu ke individu yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah,
televise, radio, video tape, compact disk, buku).
Definisi yang dikemukakan oleh John R
Bittner (1996) diatas menekankan akan artti pentingnya gatekeeper dalam
proses komunikasi massa. Inti dari pendapat itu bias dikatakan bahwa dalam
proses komunikasi massa disamping melibatkan unsure-unsur komunikasi
sebagaimana umumnya, ia membutuhkan peran media massa sebagai alat untuk
menyampaikan atau menyabarkan informasi. Media massa itu tidak berdiri sendir.
Didalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi
sebeelum informasi itu samapi kepada audience-nya. Mereka yang bertugas itu
sering disebut gatekeeper.
Ada satu deffinisi komunikasi massa
yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin
memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bias didefinisikan
sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.
Komunikator
dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau
memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar.
2.
Komunikator
dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksut mencoba
berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu
sama lain.
3.
Pesan
adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh
banyak orang
4. Sebagai sumber, komunikator massa
biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan.
5.
Komunikasi
massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Umpan balik dalam
komunikasi massa sifatnya teryunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan
balik bisa bersifat langsung.
Dengan demikian, media massa adalah
alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat
kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa
mengatasi hambatan ruang dan waaktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan
hamper seketika pada waktu yang tak terbatas.
B.
Ruang
Lingkup
Studi komunikasi itu tidak lain adalah
human communication (komunikasi manusia). Dengan kata lain studi
komunikasi harus selalu melibatkan manusia, baik sebagai kamunikator maupun
komunikan. Dengan demikian pula, ketika kita melihat seseorang sedang
berkomunikasi dengan binatang di arena sirkus, itu bukan komunikasi. Memang
benar terjadi proses komunikasi, tetapi melibatkan binatang.
Dari sini jelas bahwa yang dimaksud
dalam studi komunikasi itu melibatkan manusia sebagai subjek dan objeknya. ada
beberapa bentuk atau pola komunikasi yang telah kita kenal, antara lain :
1) Komunikasi dengan diri sendiri
(intrapersonal communication)
2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication)
3) Komunikasi publik (public
communication)
4) Komunikasi massa (mass communication)
Jadi komunikasi massa kedudukannya
sejajar dengan pola komunikasi yang lain. Secara ringkas, komunikasi melibatkan
komunikator sebagai penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan.
Kemudian kedua unsur ini dikembangkan lebih lanjut dengan melibatkan saluran
(saluran), umpan balik (feedback). Perbedaan unsure-unsur yang ada dalam
komunikasi ini sangat tergantung pola komunikasi mana yang sedang dibahas.
Proses penerimaan pesan itu semakin
menyempit sejalan dengan peningkatan jumlah orang yang terlibat dalam proses
komunikasi tersebut. Proses komunikasi dengan dua orang mempunyai peluang
perbedaan persepsi dan tangkapan pesan karena melibatkan orang yang berbeda
status, jenjang pendidikan, pengalaman hidup, warisan budaya keluarga, dan
lain-lain. Dalam komunikasi kelompok semakin mengecil tafsiran
pertemuan/persamaan antara pesan yang disebarkan dengan penerimaannya. Sementara
itu, dalam komunikasi massa, arsiran semakin mengecil karena melibatkan orang
yang lebih banyak dan paling heterogen dalam proses komunikasi.
C.
Ciri-ciri
Komunikasi Massa
1.
Komunikator
Dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa
bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam
unsure bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud
disini menyerupai sebuah system. Sebagaimana kita ketahui, system itu adalah
“Sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah,
menyimpan, menuangkan ide, gagasan, symbol, lambing menjadi pesan dalam membuat
keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain
dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
Dengan demikian, komunikator dalam
komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1) Kumpulan individu
2) Dalam berkomunikasi individu-individu
itu terbatas perannya dengan system dalam media massa
3) Pesan yang disebarkan atas nama media
yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsure-unsur yang terlibat
4) Apa yang dikemukakakan oleh
komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara
ekonomis
2.
Komunikan
Dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Untuk
memetakan secara jelas mengapa komunikan dalam komunikasi massa itu heterogen
bisa dimulai dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : siapa penonton
televisi, siapa pembaca surat kabar, siapa pendengar radio, dan siapa pengguna
internet.
Oleh
karena itu, komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/ beragam.
Artinya,, penonton televise beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status
sosial ekonomi, memiliki jabatan beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang
tidak sama pula. Namun mereka adalah komunikan televise.
Herbert
Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan sebagai
berikut :
a)Audience dalam komunikasi massa
sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau
susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok
dalam masyarakat.
b) Berisi individu-individu yang tidak
tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi
satu sama lain secara langsung.
c)
Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
3.
Pesannya
Bersifat Umum
Pesan-pesan
dalam komunikasi massa tidak ditunjukkan kepada satu orang atau satu kelompok
masyarakat tertentu. Dengan kata lain. Pesan-pesannya ditunjukkan pada khalayak
yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh
bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk
golongan tertentu.
Dalam
surat kabar, artikel yang biasanya dikehendaki redaktur tidak ilmiah, tetapi
ilmiah popular. Ini dilakukan karena Koran ditujukan untuk umum, maka pesannya
juga harus bersifat umum. Umum disini juga bisa berarti masalah rubrikasi.
Artinya, sebuah Koran tidak bisa hanya berdiri dari artikel atau iklan. Koran
harus umum dalam arti ada banyak ragam yang dimunculkan dalam Koran tersebut
(misalnya teka-teki, gambar, karikatur, iklan, berita pengumuman, kolom).
4.
Komunikasinya
Berlangsung Satu Arah
Dalam
media cetak seperti Koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bis
langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang
bersangkutan0. Kaluapun bisa, sifatnta tertunda. Misalnya, kita mengirimkan
ketidaksetujuan pada berita itu melelui rubric surat pembaca. Jadi, komunikasi
yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback)
yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).
5.
Komunikasi
Massa Menimbulkan Keserempakan
Dalam
komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya.
Serempak berarti khalayak bisa menikmati
media massa tersebut hampir bersamaan. Bersamaan tentu juga bersifat relatif.
Majalah
atau media sebagai contohnya. Surat kabar bisa dibaca ditempat terbit pukul 5
pagi, tetapi diluar kota baru pukul 6 pagi. Ini masalah teknis semata. Namun,
harapan komunikator dalam komunikasi massa, pesan tetap ingin dinikmati secar
bersamaan oleh para pembacanya. Tidak terkecuali bahwa pesan tersebut (lewat
surat kabar) disebar (didistribusikan) oleh media cetak secara bersamaan pula.
Hanya karena wilayah jangkauannya yang berbeda, memungkinkan terjadi perbedaan
penerimaan. Akan tetapi, komunikator dalam media massa berupaya menyiarkan
informasinya secara serentak.
6.
Komunikasi
Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media
massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat
membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya
pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik).
7.
Komunikasi
Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper
atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga gawang, adalah
orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa.
Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah
dipahami.
ASAL-USUL
KOMUNKIASI MASSA
Dapat
dikatakan media massa (sebagai alat utama dalam komunikasi massa) mampu
membentuk masa depan umat manusia. Ini berarti, media massa telah memengaruhi
atau membentuk perilaku manusia. Kenyataan itu tidak dapat dipungkiri. Karena
manusia ingin mengingatkan kualitas komunikasinya, berbagai penemuan penting
dibidang komunikasi terus.
Ada
beberapa era yang dapat dijadikan dasar pijakan untuk melihat sejarah
perkembangan komunikasi massa.
A.
Zaman
Tanda dan Isyarat
Era
ini merupakan yang paling awal dalam sejarah perkembangan manusia dan muncul
jauh sebelum nenek moyang manusia dapat berjalan tegak. Dalam berkomunikasi
satu sama lain, peran insting (meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting.
Proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting dan bukan rasionya. Itu
semua terjadi karena kemampuan kapasitas otak manusia masih sangat terbatas.
Perkembangan otak mereka juga masih sangat amban. Oleh karena itu, era ini
berjalan dalam ribuan tahun sebelum digunaknnya gerak isyarat, bunyi-bunyian,
dan tanda jenis lain dalam proses komunikasi.
B.
Zaman
Bahasa Lisan
Era
ini berjalan kira-kira 300.000 tahun
sampai 200.000 tahun Sebelum Masehi (MS). Era ini ditandai dengan lahirnya
embiro kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata dalam
kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia era ini sering disebut
dengan homosapiens. Dari penelitian yang pernah dilakukan, kemampuan
berbicara dalam system bahasa baru terjadi sekitar 90.000 tahun sampai 40.000
tahum SM. Sementara itu bahasa secara lengkap mulai digunakan kira-kira 35.000
tahun SM.
Manusia
jenis Cro Magnon menjadi citi utama era ini. Manusia jenis ini mempunyai
keahlian didalam membuat peralatan yang berasal dari batu. Zaman batu merupakan
salah satu perkembangan awal pengenalan bahasa yang ditulis (meskipun hanya
berupa gambar yang dibuat dalam batu). Asal-usul percakapan dan bahasa batu
muncul sekitar 35.000 tahun sampai 40.000 tahun SM.
C.
Zaman
Tulisan
Setelah
berlangsung ribuan tahun lamanya, sampailah manusia kezaman tulisan (era ini
muncul sekitar 5000 tahun SM). Di era ini komunikasi yang dilakukan tidak lagi
mengandalkan lisan, tetapi tertulis, meskipun ini bukan berarti mereka tak lagi
menggunakan komunikasi lisan. Era ini berlangsung lebih pendek dari era
sebelumnya. Era ini juga dapat disebut proses awal usaha manusia dalam usahanya
merekam informasi dengan melukisakan atau menggambarkan gagasannya. Manusia Cro
Magnon menjadi titik awal usaha perekaman informasi dengan perekaman ini.
Orang-orang Cro Magnon jugalah yang memproduksi lukisan bagus pada dinding gua.
D.
Zaman
Cetak
Lepas
dari zaman tulisan, salah satu penyempurnaan paling besar dari perkembangan
komunikasi manusia adalah ditemukannya cetakan. Sebalum abad ke-15 orang-orang
Eropa memproduksi buku-buku dengan menyiapkan manusricpti (manuskrip)
berupa salinan yang dicetak dengan menggunakan tangan (sebenarnya, Asa Briggs
dan Peter Burke(2006) pernah mencatat bahwa manuskrip ini sudah diproduksi dua
abad sebelum ditemukannya mesin cetak). Hal penting yang mengikuti perkembangan
ara cetak ini adalah penggunaan kertas sebagai bahan untuk merekam tulisan. Hal
demikian sudah dimulai di dunia Islam sepanjang abad ke-18 dengan kertas kulit
(meskipun sebenarnya kertas sudah muncul di Cina).
E.
Zaman
Komunikasi Massa
Dengan
kemunculan media cetak, langkah aktivitas komunikasi mulai menanjak cepat.
Apalagi dengan penemuan telegraf, semua itu menjadi kenyataan. Walaupun bukan
sebagai media massa komunikasi, peralatan ini menjadi elemen penting bagi
akumulasi teknologi yang akhirnya akan mengarahkan masyarakat memasuki era
media massa elektronik. Pada permulaan abad ke-20, masyarakat Barat melakukan
percobaan untuk mengembangkan teknik komunikasi yang paling luas. Sepanjang
masa pertama decade abad ke-20 motion picture menjadi media hiburan
keluarga. Ini diikuti pada tahun 1920-an dengan pengembangan radio rumah tangga
dan pada tahun 1940-an dengan dimulainya televise rumahtangga. Abad komunikasi
massa dipaksa berkembang lebih cepat lagi dengan munculnya internet sebagai bagian
dari media massa.
FUNGSI-FUNGSI
KOMUNIKASI MASSA
Ada
banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi komunikasi massa.
Sama dengan definisi komunikasi massa, fungsi komunikasi masa juga mempunyai
latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Fungsi komunikasi massa
menurut Jay Black Frederick C. Whitney (1988) antara lain :
1) To inform (menginformasikan)
2) To entertain (memberi hiburan)
3) To persuade (membujuk)
4) Transmission of the culture (transmisi budaya)
Sementara
itu, fungsi komunikasi massa menurut John Vivian dalam bukunya The media of
mass communication (1991) disebutkan :
1)
Providing
information
2)
Providing
entertainment
3)
Helping
to persuade
4)
Contributing
to social cohesion (mendorong kohesi seseorang)
Ada
pula fungsi komunikasi massa yang pernah yang pernah dikemukakan oleh Harold D.
Lasswell yakni :
1) Surveillance of the environment (fungsi pengawasan)
2) Correlation of the part of society in
responding to the environment (fungsi korelasi)
3) Transmission of the social heritage
from one generation of the next (fungsi pewarisan sosial)
A.
Informasi
Fungsi
informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa.
Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita
yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan
informasi disamping fungsi-fungsi yang lain.
B.
Hiburan
Fungsi
hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan
dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan
televisi sebagai hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perakat
keintiman keluarga itu karena masing-masing anggota keluarga mempunyai
kesibukan sendiri-sendiri, misalnya suami dan istri keraja seharian sedangkan
anak-anak sekolah. Setelah kelelahan dengan aktivitas masing-masing, ketika
malam hari beradda dirumah, kemungkinan besar mereka menjadikan televise
sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga.
C.
Persuasi
Fungsi
persuasi komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan
hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau duperhatikan sekilas hanya berupa
informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi
persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan
contoh tulisan persuasive.
D.
Transmisi
Budaya
Transmisi
budaya merupakan fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling
sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam
berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan indiviau.
Demikian juga, beberapa bentuk kemunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan
pengetahuan individu.
E.
Mendorong
Kohesi Sosial
Kohesi yang
dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong mesyarakat
untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk
memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan
mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat
beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial.
F.
Pengawasan
Komunikasi massa
mempunyai fungsi pengawasan, artinya menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran
informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita. Fungsi pengawasan
dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance (pengawasan
peringatan) dan instrumental surveillance (pengawasan instrumental).
G.
Korelasi
Fungsi korelasi
yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat
agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran
media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah
beita yang disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber
(salah satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar (unsure bagian
masyarakat lain).
H.
Pewarisan
Sosial
Dalam hal ini
media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan
formal maupun informal. Yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu
pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari suatu generasi ke generasi
selanjutnya.
I.
Melawan
Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Dalam kurun waktu
lama, komunikasi massa dipahami secara linier memerankan fungsi-fungsi klasik
seperti yang diungkapkan sebelumnya. Hal yang dilupakan oleh banyak orang
adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan
dan kekuatan represif.
J.
Menggugat
Hubungan Trikotomi
Hubungan Trikotomi
adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi
hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers dan masyarakat. Ketiga pihak ini
dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan
masing-masing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan Trikotomi.
Hal demikian bisa dimaklumi karena ketiganya mempunyai tuntutan yang berbeda
satu sama lain ketika menghadapi suatu persoalan.
Hubungan Trikotomi
tersebut tidak demokratis. Disinilah komunikasi massa melalui media massa
memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan Trikotomi yang tidak adil
tersebut. Media massa melalui berita-berita yang berbobot, mengungkap peristiwa
yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik
kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fungsi
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar