Salah satu diantara
mereka sempat mengajukan pertanyaan yang membuatku sedikit terhibur, namun juga
lumayan membuat ku terharu dan sadar akan apa yang slama ini telah aku miliki. Ternyata
tak seburuk yang selalu aku sesalkan atas segala sesuatu yang aku miliki. Masih
ada yang memandang itu sebagai sebuah keberuntungan yang berpihak kepadaku,
padahal tak sedikit pun slama ini aku nikmati ataupun ku syukuri keberuntungan
itu. Ada yang berfikir berbeda dengan persepsiku.
Pertanyaan yang
mengejutkanku sore itu, salah satu teman yang aku anggap dia adalah orang
selalu beruntung dibandingkan aku ternyata dia juga iri atas apa yang aku
punya, bukan hanya aku saja yang iri kepadanya.
“Bagaimana sih caramu
untuk mendapatkan sahabat ?”. Tak kusangka pertanyaan itu yang akan terucap,
padahal dia termasuk teman yang sangat ceria diantara kami sekelas, teman yang
ia kenal pun banyak, apalagi yang berbeda jurusan, atau bahkan beda fakultas. Teman
kuliah yang menurutku sangat asyik untuk diajak ngobrol, dia selalu mengerti
keadaan komunikan yang menjadi lawan bicaranya.
Tak sedikit juga kontak teman yang ia punya. Sering kali juga ia
ceritakan kisahnya bersama teman-teman lain yang tak kukenal dengan pembawaan cerita
yang begitu baik. Terkadang aku juga sempat iri dengannya, dengan jumlah teman
dan keramahan yang ia miliki. Kelebihannya dalam hal akdemik pun juga terbilang
baik. Bahkan melebihi rata-rata, aku pun sempat iri juga akan hal itu.
Namun berbeda dengan
pertemanannya dikelas. Dia terbilang anak yang mandiri, mampu melakukan hal-hal
dengan tangannya sendiri, itu juga yang membuatku kagum akan kelebihannya. Tapi
dibalik itu semua tak seperti yang aku kira. Tentang kesendiriannya setiap kali
melakukan sesuatu ternyata dia merindukan seorang sahabat.
Kehidupanku dibangku
perkuliahan terbilang ramai, dengan kedua sahabat yang selalu bersama sejak
awal semester 1. Entah bagaimana awalnya kita bertiga merasa memiliki banyak
kesamaan dalam beberapa kepentingan, bukan hanya itu kesukaan ataupun hobby
kita pun sama. Hingga kemana pun kita pergi, kita selalu bertiga. Tak sedikit
yang bilang kita dengan berbagai nama, ada yang menyebutnya trio, tri angel,
trio kwek-kwek, dan masih banyak lagi. Bukan kita yang membuat nama itu, namun
merekalah yang menyebut kita bertiga dengan nama itu. Karena memang aku akui,
diamanpun kita berada, dimanapun kita bermajelis atau bahkan berorganisasi kita
selalu barengan. Dan konyolnya kita selalu meminta bagian yang sama, itu
jugalah yang membuat persepsi orang-orang kalau kita tak dapat dipisahkan.
Mungkin dengan
kebersamaan kita inilah yang membuat salah satu temanku tadi melontarkan
pertanyaan yang tak terpikirkan olehku sebelumnya, karena aku rasa dia bukanlah
tipe orang yang pendiam dan sedikit teman. Yaaa sedikit aku mulai memahami,
mungkin dia belum menemukan yang cocok. Hehe kayak jodoh aja. Loooh jangan
salah, teman juga penting dalam kehidupan kita, bahkan ini lebih penting
dibandingkan urusan jodoh.
Hey friend, inilah
jawabanku. Dari kisah singkat yang kupaparkan mengenai pertemanan yang selalu
kerap kali menghiasi kebahagiaanku selama setahun setengah ini, aku menemukan
banyak pelajaran dalam segala hal. Awalnya aku tak mengenal siapa-siapa, namun
proses adaptasi memaksaku untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan alam yang
akhirnya mengenalkanku pada setiap nama yang kalian sebutkan masing-masing. Awalnya
juga hanya sebatas nama dan asal usul, namun seiring berjalannya waktu, dunia
menunjukkan kita bahwa beberapa kepentingan kita memiliki kesamaan, itulah yang
membuat kebersamaan kita tercipta sendirinya dengan bantuan seleksi alam. J
Bukan mengharap
pemahaman, namun berusaha memahami sesamanya. Itulah yang membuat kita bisa
saling percaya. Bukan juga saling mencari kecocokan, melainkan mencocokkan. Kesamaan
juga berpengaruh, namun itu tak akan berfungsi jika masih ada keegoan yang
berusaha memisahkan.
Bukan terus berusaha mencari
ataupun menemukan teman sejati, namun berusaha menempatkan dirimu pada posisi
dimana kamu telah menjadi teman sejatinya. Membuat keadaan diantara kalian
nyaman satu sama lain, bahkan terkadang mengalah juga perlu dilakukan agar tak
selalu keegoisan yang menuntun jalan kita. Disini juga kamu akan menemukan
proses kedewasan, dimana kamu tidak diperkenankan untuk berlaku sesukamu, kamu
harus melihat disekelilingmu. Melakukan yang memang perlu dilakukan, bukan
hanya sekedar keinginan.
Jangan khawatir, tak
setegang itu kok, nantinya juga pasti ada waktu dimana kamu akan menghabiskan
waktu untuk gila-gilaan bareng, bukan hanya penuh dengan keseriusan. Hal-hal
konyol pasti akan tercipta diantara kalian, begitu juga yang aku lalui slama
ini. Yang membuatku sadar betapa pentingnya hidup ini. Disaat aku merasa
sendiri terpuruk dalam masalah yang menhantui kerlipan mata, merekalah yang
hadir turut menghibur dan sedikit banyak meringankan, yang memberikan dukungan
juga nasehat. Begitu juga sebaliknya, feedback perlu kita berikan. Disaat mereka
yang berada pada saat-saat sulit seperti yang aku alami sebelumnya, teman yang
lainnya akan hadir bergantian saling menghibur. Itulah indahnya pertemana, yang
terbentuk bukan hanya sekedar kecocokan saja, melainkan mencocokkan dan saling
memahami.
Kurasa jika kamu terus
mencari dan mencari, tak akan pernah kamu dapati ia yang akan menjadi teman
sejatimu, kecuali kamulah yang memulai persahabatan itu, kamulah yang mampu
menciptakannya.
Inilah jawabanku,
kurasa tak hanya ini definisi pertemanan didunia, seperti yang kamu tau, persepsi
setiap orang berbeda-berbeda. Begitu juga pemahaman mereka mengenai hal serupa.
Kamulah yang menentukan persepsimu, maka dunia akan mewujudkan pemahamanmu,
selama kamu melakukan hal yang benar.
0 komentar:
Posting Komentar