Nilai
rupiah yang semakin merosot, keadaan pendidikan yang terabaikan, moral yang tak
lagi diutamakan, hingga permasalahan politik yang semakin rumit, dan masih
banyak lagi yang lebih parah dari ini. Keadaan bangsa yang semakin
memprihatinkan ini perlulah kita tenggok dan resapi sejenak untuk membangunkan
kesadaran kita yang telah lama memilih nyenyak tertidur di tengah dentuman
perang dunia yang tak lagi menggunakan senjata namun lebih berbahaya.
Persaingan antar negara masa kini bukan lagi menganai perluasan wilayah
kekuasaan secara geografis, melainkan persaingan dalam berbagai bentuk yang
terkemas apik dan menggunakan akal untuk
dapat mengusai dunia. Negara-negara tetangga sudah jauh lebih awal memulai
untuk merintis strategi dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin lama
semakin kejam ini, dengan berbagai kecanggihan teknologi yang lebih dituhankan,
membuat negara-negara maju tersebut dapat dengan mudah menjajah negara berkembang.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia ?
Saat
ini bukan lagi masalah kepemimpinan yang diincar oleh negara lain yang hendak
menguasai dunia, bukan juga permasalahan senjata, militer ataupun batas
wilayah. Penjajahan intelektual sesungguhnya jauh lebih menakutkan bagi
Indonesia untuk menghadapi bangsa lain. Tidak lagi otot yang digunakan, tetapi
otak yang berwawasan luas dan intelektual yang diperlukan bangsa ini untuk
mampu mengikuti perkembangan zaman dengan berbagai gencatan persaingan.
Untuk
melakukan sebuah perubahan besar, tidak lepas dari perubahan kecil yang lebih
dulu diperlukan bangsa ini. Berawal dari satu peran yang sangat penting
dilapisan masyarakat yang dipercaya dapat memberikan inovasi baru dengan
kekreatifannya yang selalu ditunggu-tunggu. Siapa lagi kalau bukan mahasiswa,
yang selama ini disebut-sebut sebagai agent of change, agent of control dan
iron stock. Peran penting yang disandang mahasiswa ini bukanlah hanya
sekedar sandangan belaka, melainkan ada sebuah harapan dan tuntutan di balik
sebutan itu.
Sebelum
jauh merabah ke perubahan besar bagi bangsa Indonesia, mahasiswa seharusnya terlebih
dahulu menyadarkan diri akan identitas yang diembannya. Menyesuaikan kemampuan
diri dengan tuntutan yang dihadapinya, menjadi ilmuan yang cemerlang, kritis
terhadap berbagai permasalahan yang muncul, konstruktif terhadap setiap
kebijakan yang diambil, dan bermoral serta bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Itulah yang seharusnya dilakukan, namun pada realitanya untuk masalah akademisi
saja mahasiswa lebih memilih tidur nyenyak dalam ketidakjujuran akademis.
Lantas, bagaimana dengan kepekaan sosial yang seharusnya dilakukan mahasiswa ?
Kemerdekaan
yang dimaksudkan para pahlawan sesungguhnya bukanlah hanya kemerdekaan pada
keadaan bebas dari penjajahan Negara-negara komunis ataupun sekedar mengumandangkan
proklamasi semata, melainkan juga merdeka dari belenggu keterpurukan untuk
berwawasan luas dan intelektual. Maksud
dan tujuan yang begitu mulia dari berbagai perjuangan bangsa terdahulu ini
perlulah kita ketahui untuk menyadarkan diri dari segala tipuan sesaat yang
menidurkan kita dari serentetan realita yang harus dibenahi.
Keadaan
yang memanjakan dan terus meninabobokkan kita dari segala bentuk kesadaran tak
henti-hentinya menyita kemampuan kita yang sebenarnya bisa kita miliki. Lalu
apa yang perlu dilakukan oleh mahasiswa sekarang ? atau mereka tetap memilih
tertidur nyenyak tak menghiraukan persaingan dunia yang semakin canggih. Ah …
jangankan berbicara persaingan dunia, untuk sadar akan identitas diri dan
bersikap mandiri saja mereka lebih membiarkan kemampuan yang tak sesuai dengan
tuntutan tetap berlangsung.
Semua
itu tidak akan terjadi bila mahasiswa sejak awal sadar terhadap apa yang akan
dihadapinya dalam mengemban nama sebagai MAHASISWA. Mengenal dinamika kampus
yang akan dihuninya dalam menimba ilmu. Siap menjadi generasi berintegritas
bagi bangsa dengan berwawasan luas, sikap peka sosial dan kritis terhadap berbagai permasalahan yang muncul.
Bertanggungjawab terhadap kebijakan yang
diambil dan bermoral serta bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.(Choirotul Umayah)
0 komentar:
Posting Komentar