03
September 2013
Hari keduaku duduk dibangku perkuliahan. Masih ada rasa deg-deg
an untuk masuk ke gedung yang kutempati untuk kuliah. Setelah melewati kuliah
pertama dihari sebelumnya, belum cukup bagiku untuk beradaptasi. Bahkan masih
belum banyak teman kelas yang kukenal. Mungkin hanya beberapa saja. Jangankan
dosen, terkadang aku juga masih lupa nama teman sekelas.
Setiap
pagi-pagi sekali, peraturan dan jadwal mengharuskanku untuk berangkat. Banyak
tetangga yang bertanya “lhooh … kuliahmu kok pagi-pagi sekali ?”. hampir juga
aku capek menjawabnya, mungkin karna sangking banyaknya yang bertanya. Jawaban
yang singkat kuutarakan “iya… jadwalnya masuk pagi…J” tanpa banyak komentar mereka pun mengiyakan.
Nggak mungkin juga kalau mereka protes, toh mereka hanya sebatas tetangga. Hehe
Setelah
mengikuti kelas intensive bahasa inggris pada hari selasa, aku mengikuti mata
kuliah pengantar ilmu komunikasi. Cukup menegangkan bagiku, meski hanya diisi
dengan perkenalan dan pendahuluan saja. Setelah kurang lebih satu jam, kita
keluar dari kelas. Dan tak lama kemudian adzan dhuhur berkumandang, aku pun
segera beranjak dari tempat duduk dan bergegas kemasjid bersama beberapa
teman-temanku.
Masih
sangat cangung yang aku rasakan. Bahkan sesama teman juga masih belum akrab
banget. Usai menunaikan sholat, kita langsung bergegas ke kelas, karna 10 menit
lagi akan dimulai. Langkah kaki yang santai tapi cukup melelahkan untuk
berjalan dari masjid, lebih lelahnya lagi aku harus menaiki beberapa anak
tangga untuk sampai dilantai 4. Ruang kelas yang akan kita pakai pelajaran saat
itu. Lebih tepatnya diruang R.Kom 6 lantai 4. Sangat melelahkan bagiku yang
belum terbiasa menaiki tangga sebanyak itu. Huuuft …
Tepat
pukul 12.30 wib dosen yang akan mengajar memasuki kelas. Seorang dosen
perempuan yang kelihatan sudah berilmu sekali. Sempat terpesona melihat beliau.
Hehe… Beliau pun memulai pelajaran dengan salam. Setelah beberapa penjelasan,
ternyata beliau (bu Ely Mufidah) bukanlah dosen yang sesungguhnya. Melainkan beliau
asisten dosen yang menggantikan dosen yang sesungguhnya untuk beberapa waktu,
dikarnakan beliau (Prof. Dr. KH. Muhammad Ali Aziz, M..Ag) masih ada
kepentingan lain.
Mendengar
nama Prof Ali dengan title Profnya itu membuat aku terkejut. Sepertinya harus
bilang WOW. Kali ini aku diajar oleh seorang profesor. Selama ini aku hanya
mendengar title tersebut ditelevisi rumah atau dibuku-buku bacaan, tapi kali
ini aku di didik langsung oleh seorang profesor. Hehe … Ada sedikit rasa
penasaran juga pertanyaan gimana seh orang yang sudah menjadi profesor itu.
Sayangnya beliau tidak dapat hadir siang ini. Tapi tetap WOW dengan sesuatu
yang terjadi selanjutnya.
Beberapa
kalimat bu Ely menjelaskan tentang keutamaan Al-Qur’an. Karna memang itu mata
kuliah kali ini. Sungguh WOW banget dech. Sedikit penjelasan tapi sangat
menusuk hati.
“Al-Qur’an itu lebih
hebat indahnya ketimbang samudra yang begitu luas. Semakin dalam diselami, akan
semakin indah pemandangan yang akan ditemukan didasar laut. Terumbu karang yang
begitu cantik itu hanya sebagian kecil perumpamaan hebatnya Al-Qur’an.
Subhanallah … patut berbanggalah kita sebagai orang muslim yang memiliki kitab
suci Al-Qur’an”. Begitulah kalimat beliau
yang menumbuhnkan semangat kita untuk lebih tau lagi isi-isi tentang kehebatan
Al-Qur’an melalui mata kuliah Study Qur’an kali ini.
Selanjutnya kita semua
membuat kontrak belajar selama kuliah berlangsung. Ada beberapa peraturan yang
harus kita patuhi salama mata kuliah Study Qur’an. Beberapa diantaranya yaitu :
1)
Keterlambatan
kuliah maksimal 10 menit. Lebih dari itu dianggap absen.
2)
Selama
kuliah HP harus off, kecuali ada kepentingan dan pemberitahuan sebelumnya.
3)
Berpakaian
sopan, rapi, bersih, bersepatu, dan tidak berkaos
4)
Maksimal
absen dengan alasan apapun : 3 kali
Mendengarnya saja sudah
amazing banget. Selama ini yang kutahu tentang kuliah bagi mahasiswa itu bisa
masuk kelas dan tetap absen meski telat. Kok kali ini berbeda. Ada peraturan
tersendiri. Yah … ku anggap sebagai proses pembiasaan hidup disiplin. Toh aku
sudah biasa dengan hal tersebut selama tinggal dipondok pesantren.
Huuuft …. Yang lebih We Oo We
lagi yaitu TUGAS. Harus bilang WOW lagi nih … hahaha. Barusan aja masuk kelas,
perkenalan, pendahuluan, kontrak belajar, dan sekarang udah nerima tugas …
dieng …
Kita semua dibagiin kertas yang
tak kuketahui isinya, setelah kertas itu kuterima ditangan, kubaca tapi tak ku pahami.
Memang disitu tertulis namaku dan topik, tapi belum kupahami perintah tersebut.
Kemudian bu Ely menjelaskan
maksut kertas tersebut. Rasanya mau teriak seusai mendengar perintah TUGAS
“MAKALAH” yang WOW banget. Tugas yang menurutku lebih sulit dari tugas yang
kuterima dihari sebelumnya pada mata kuliah pengantar study islam. Tugas
sebelumnya masih bersifat kelompok, jadi aku masih bisa bertanya pada anggota
kelompokku. Tapi kali ini TUGAS INDIVIDU yang membuat ku agak shock. Sport
jantung dech dengarnya. Lebay…
Disekolahku dulu juga belum
pernah dapat tugas MAKALAH yang bersifat individu. Jadi ini baru yang pertama
kali aku akan mengerjakan tugas sendiri. Huuuft okelah … yakin pasti bisa.
Bujukku dalam hati. “Aku bisa kuliah kenapa aku nggak bisa ngerjain makalah …”
berusaha meyakinkan diri.
Bukan hanya itu yang
membuatku shock. Beberapa ketentuan tugas juga membuatku tak bernafas tenang
minggu ini. Minggu pertama masuk kuliah dengan tugas yang sudah menumpuk. Kayak
jemuran yang belum dilipat saja hahaha… Huuuft banget…
Beberapa ketentuan tugasnya
yang membuatku sport jantung :
1)
Makalah
dicetak menjadi buku ukuran separuh A4.
2)
Buku
pengambilan (Referensi) minimal 6 buku.
3)
Setiap
kutipan diberi in-note.
4)
Tugas
dikirim melalui E-mail paling lambat 6 hari setelahnya.
5)
Presentasi
dikelas menggunakan power point dengan membawa notebook sendiri.
6)
Resiko
keterlambatan dari waktu-waktu yang telah ditentukan berupa pengurangan 10
nilai dari angka nilai 1-100 untuk setiap hari keterlambatan.
7)
Ketentuan
power point minimal 15 slide
8)
Dan
masih banyak lagi.
Ya ya ya … cukup menegangkan
meski hanya membacanya. Yang lebih parahnya lagi about power point.
Hanya sedikit yang kutahui tentang itu. Bahkan sebelumnya aku belum pernah
mengerjakan tugas dengan power point. Tantangan baru bagiku. Hemmmm …
Kudapati namaku pada urutan
ke 4 dengan dua topik, yaitu penurunan wahyu dan whyu pertama dan wahyu
terakhir. Alhamdulillah … judul yang lumayan mudah bagiku. Sebelumnya aku telah
mempelajarinya. Yang tak kalah WOWnya juga, aku maju presentasi pada hari
pertama dengan urutan ke2. Haduuuuuhh … presentasi ya … aku harus berbicara
sendiri didepan kelas. Ini yang baru dengan kata SENDIRI …
Masih belum terbayang olehku
bagaimana sibuknya aku minggu ini dengan tugas yang cukup memudahkan ini
(kebalikannya J). Tau
dech …
Apakah ini dosen yang
menggantikan pak Surrachman guruku sewaktu MA dengan sebutan the killer, aaahhh
takuuut … mungkinkah prof Ali dosen yang killer. Bisa jadi, fikirku waktu itu …
J. Dengan
memberikan peraturan yang begitu ketat. Pasti beliau orang yang sangat
disiplin. Cari bantuan kemana nich aku buat ngajarin power point…? Pertanyaan
yang membuatku agak berfikir keras.
“Oia anak-anak… bagi yang
materinya mencantumkan ayat-ayat Al-Qur’an pada power pointnya juga harus disertai dengan bunyi ya .. !!!”.
Kalimat perintah tambahan yang diberikan. Rasanya seperti tertuju kepadaku. Padahal
semuanya juga berexpresi sama denganku, may be… Tambah lagi nich tugasku.
Sesuai materiku pasti mencantumkan ayat-ayat Al-Qur’an, dan ahhh …… pusiiiiiing
…
Tambahan lagi dari beliau
“Jangan khawatir, kalian pasti bisa mengerjakannya kok… ini looh mudah, kalian
kan mahasiswa yang hebat-hebat…” support bu Ely pada kami. Serentak berucap
“Amiiiin …”. Sedikit membantu dan meyakinkanku bahwa aku harus bisa.
Tak terasa jam kuliah pun telah
usai dan waktunya berpisah untuk memulai kesibukan dengan berperan jadi kutu
buku. Hehe… Salam pun terucap kembali untuk mengakhiri pertemuan pertama kali
ini. Sungguh amazing, TUGAS berhasil membuatku berfikir keras, kapan lagi coba
kayak gini. Enjoy aja seh …. Tapi jadi beban juga … L
Waktunya pulang. Langkah kaki
menuju rumah agak berat. Mungkin tugas juga yang menarik-narik kakiku hahaha …
lebay banget. Sampai rumah aku belum juga bernafas lega. Masih terfikir
dibenakku tentang buku apa yang akan aku jadikan referensi. Sedangkan aku
sendiri tak punya buku bacaan. Urusan besok, hari ini aku pengen tidur nyenyak
dulu. Baru besok akan kumulai jadi orang sibuk.
Malam semakin larut, mataku
sudah terpejam tapi fikiranku masih beraktivitas. Hingga terbawa oleh mimpi,
kejadian yang WOW siang ini terulang kembali dalam mimpi. Seketika itu aku
langsung terbangun dan ternyata… jarum jam telah menunjukkan angka 04.20 wib.
Waktunya adzan shubuh… haaahh … yang lebih mengagetkan aku lagi. Terasa begitu
cepat malam berlalu. Padahal baru saja aku bisa tertidur, kenapa sudah shubuh
siiih …. Menyebalkan… L
Pagi ini memaksaku membuka
mata. Kembali beraktivitas seperti biasanya. Mandi, sholat, dan bersiap-siap
untuk berangkat kuliah. Aktivitas baru dipagi hari yang rutin kulakukan setelah
aku diterima di Institut Agama Islam Negri Sunan Ampel. Memasuki gerbang IAIN
kembali mengingatkan pada tugas study Qur’an… ah segitunya yah…
Seusai kelas intensive
berlangsung, aku turut bergabung sama teman-teman sekelas yang sedang duduk
asyik di depan gedung FDIK. Ternyata mereka juga sedang kebingungan mencari
buku referensi. Secara kita dikejar waku yang begitu singkat, hanya dengan 6
hari saja tugas itu harus sudah terkumpul secara langsung dan e-mail.
Satu ide yang dimunculkan oleh
salah satu temanku. “Kita ke perpus yuuk … !!!” ajaknya untuk mencari buku
diperpus. Secara perpus juga tempatnya tumpukan buku. Oke… ayoo. Tapi ada
beberapa yang tidak setuju. Mereka lebih memilih mencari sendiri. Yaa okelah
tak masalah… kita tetap berangkat dengan orang-orang yang mau aja.
Ketika sampai perpus,
ternyata diantara kita belum ada yang punya kartu anggota perpustakaan. Sedikit
mengulur dan menyita waktu untuk mencari buku karna mendaftar anggota. Secara
bergantian kita mendaftar sebagai anggota perpustakaan untuk bisa meminjam
buku.
Setelah pendaftaran kita
dipersilahkan untuk masuk dan menikmati fasilitas yang tersedia. Semuanya
berpencar. Mencari buku sesuai temanya masing-masing. Begitu juga dengan
diriku. Aku baca buku diperpus, bisa dibilang WOW lagi nih … hahahaha
Agak ribet dan lumayan rumit
ternyata. Harus membuka daftar isi setiap buku untuk menemukan yang sesuai
dengan topik tugasku. Tiba-tiba saja dering sms handphoneku berbunyi. Satu
pesan dari teman MA ku “Lagi dimana may …?” isi pesan yang dikirim oleh Nesha.
Teman MA yang kini kuliah di Universitas Airlangga.
Tak perlu nunggu lama, aku
pun segera membalas sms itu “aku lagi di perpus Nesh …” Langsung ku kunci dan
kumasukkan saku. Tak lama kemudian sms balasan dari Nesha menyembunyikan nada
deringku untuk yang kedua kalinya. Kubuka dan kubaca “ngapain may …?” lagi-lagi
pertanyaan. “Lagi ngeksis pinter Nesh di perpus … haha…” jawabku.
Kriiik kriiik kriiik, meski
rame yang namanya perpus akan tetap sepi. Memang ini area tanpa suara. Bebrapa
buku telah tegenggam ditangan. Buku yang tak biasa kupegang, yang ketebalan lembarannya
mencapai lebih dari 300an. Kucari tempat duduk yang kurasa nyaman. Dan
kutemukan juga diujung ruangan perpustakaan yang penuh dengan buku ini.
Ku balik kover buku yang
berjudul Studi Ilmu-ilmu Qur’an karangan Drs Mudzakir AS. Kutemukan bab yang
sesuai dengan judul materiku di halaman daftar isi. Segera kuberi tanda dan
akan ku pinjam buku tersebut. Begitu juga dengan buku yang lain. Alhamdulillah
bab yang jadi pembahasanku lumayan memudahkan. Tapi bagiku masih tetap tak
boleh meremehkan karna power point ku masih belum tau bagaimana
nasibnya. Apalagi tentang mengisi suara suara. Ribet banget.
Kutemukan empat buku telah
tergenggam ditangan. Dan kutemukan bab pembahasan materiku juga terdapat
lengkap dalam keempat buku itu. Kutengok teman-temanku yang lain. “Sudah tha
rek kalian … ??” tanyaku pada mereka yang terlihat begitu sibuk dengan
pemburuan buku mereka masing-masing. Ternyata suaraku terlalu pelan untuk
sampai kepada mereka yang tempatnya berjauhan. Ku ulangi pertanyaanku dengan
menghampiri salah satu diantara mereka. Jawaban salah satu diantara mereka
menyatakan sudah. Namun tak terlihat mengenakkan pada temanku yang lain,
ternyata dia belum menemukan bab yang menjadi pembahasannya. Akhirnya kita pun
membantu untuk mencarikan buku yang sesuai dengan judul pembahasan temanku.
Tapi, nihil… memang tak
ditemukan buku yang membahasa bab yang jadi tugas temanku. Karna kita mulai
lelah, kita pun memutuskan untuk mengakhiri pemburuan kita kali ini, dan
berniat untuk melanjutkan kembali pemburuan esok hari… J Sesuatu yang tak disangka juga, telah
kudapatkan empat buku. Tapi saat ditempat peminjaman, mbak yang menjaga tempat
peminjaman memberitahukan bahwa batas meminjam maksimal dua buku. Nafas legaku
tak jadi keluar dengan leluasa. Tersendat ditengah-tengah kerongkongan. Kenapa
harus begini ? padahal kan aku sudah dapat empat dan hanya kurang dua lagi
sudah memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Dengan sangat terpaksa pun
aku hanya meminjam dua buku yang menurutku pembahasannya sangat berhubungan
dengan bab yang menjadi pembahasanku. Huuuuft … berarti kejadian ini secara
tidak lengsung menyuruhku untuk tak hanya sekali saja berkunjung keperpustakaan.
Ya sudahlah ..
Saat kukembalikan buku yang
tak jadi kupinjam, tiba-tiba saja teman yang belum dapat buku tadi memintaku
untuk memberikan buku yang kubawa kepadanya. Dia buka halaman yang menulis
tentang keseluruhan daftar isi. Agaknya tersenyum-senyum sendiri, tak lama
kemudian dia berteriak “yessss …” yang lumayan mengagetkan kita yang ada
diperpustakaan. “Kenapa emang …?” tanyaku padanya yang jadi HERI (heboh
sendiri)siang itu. Dan jawaban yang membuat kita juga turut tersenyum lega
dilontarkannya “Di buku ini ada bab yang membahasa tentang tugasku…”. Syukurlah..
jadi tak ada yang pulang dengan tangan kosong, meskipun hanya dua buku, itu
sudah sangat membantu dan mengurangi beban.
Setelah itu kita pulang
kerumah masing-masing. Hari ini ada yang berbeda denganku, begitu juga dengan
keadaan kamarku. Aku kumpulkan semua buku-buku yang aku perlukakan dalam
menulis MAKALAH pertamaku. Tak hanya satu atau dua buku. Tapi entahlah. Aku
juga menyiapkan buku bahasa Indonesia MA ku dulu. Mungkin didalamnya terdapat
tata cara menulis makalah yang benar. Ternyata tak sia-sia, ada juga catatanku
dulu sewaktu MA yang membahas tentang penulisan makalah.
Sedikit tak beraturan, kertas
berserahkan dimana-mana. Hahaha… jadi orang sibuk juga aku. Kuawali dengan
membuat kover depan makalah. Dan lanjut ke kata pengantar, huuuft ada sedikit
kesulitan nih. Aku belum faham pembuatan kata pengantar. Tanpa menunggu lama,
aku pun segera membuka dan membaca kata pengantar yang ada disalah satu buku
yang menjadi bahan referensiku.
Butuh waktu kurang lebih 10
menit untuk memahami isi kata pengantar. Alhamdulillah lumayan faham, dan
kumulai mengetik kata perkata di lembar kedua sebagai kata pengantar sehingga
menjadi beberapa paragraph yang memenuhi page 2.
Menghilangkan jenuh akan tugas
yang tak kunjung usai, ku buka akun pribadi facebookku. Lumayan untuk menghibur
sejenak pikiran yang sudah mulai ruwet dengan tugas-tugas diminggu pertama
masuk kuliah dengan title mahasiswa. “Up date status” sudah pasti akan
kulakukan malam ini. Terus berkelana di dunia MAYA, melanglang bebas. Hingga
obrolanku dengan salah satu kakak senior yang juga sama jurusannya denganku
terjadi. His name is Fahry. Hemmm… sedikit banyak aku tanya-tanya seputar ilmu
komunikasi. Ehh… orangnya malah tanya udah dapat tugas apa saja. Ea sekalian
aku jelasin kesulitanku dalam mengerjakan tugas Study Qur’an. Informasi yang
dibagikan oleh kak Fahry ea lumayan membantu, apalagi tentang power point.
Tapi, meski dijelaskan
sedetail mungkin tentang Power Point lewat chat, tetap saja aku belum faham
sepenuhnya. Akhirnya kita membuat janji untuk bertemu besok. Untuk lebih
memahami lagi tentang Power Point.
Dan ku akhiri kelanaku
didunia MAYA. Kututup akun facebookku dan kembali melanjutkan pada tugas yang
jadi kewajibanku. Mungkinkah selesai malam ini ??? inginku dalam hati. J
“BAB I PEMBAHASAN” mulai
puyeng … buku-buku yang kujadikan referensi telah kubaca sebelumnya dan juga
telah kuberi tanda bagian mana saja yang akan aku cantumkan pada makalahku.
Tapi cukup ribet juga, aku harus menggolongkan dan menentukan bagian-bagian
pembahasan sesuai urutan dari berbagai buku. Belum sampai larut malam hasil
ketikanku masih 4 lembar. Tapi rasanya mataku sudah tak mampu lagi untuk
bertahan menyangga kelopak mata untuk tetap terjaga dari kesadranku. Meski
jarum jam masih berhenti diangka sepuluh, tapi aku sudah tak tahan lagi untuk
segera memeluk gulingku yang telah melambai-lambai untuk mengajakku tidur
sedari tadi.
Dan akhirnya … ZzZzzzzz….
Tergeletak tak sadarkan diri tanpa mematikan layar laptop yang tetap menyala
hingga pagi.
Kembali beraktifitas sesaat
matahari memaksaku membuka mata untuk menyambut dunia. Kembali juga berangkat
kekampus yang menjadi pelabuhanku untuk menimbah ilmu. Tak lupa selalu kubawa
kemana-mana buku Studi Qur’an untuk lebih memahami bab yang jadi tugasku.
Tersisa waktu lima hari untuk menyelesaikan tugas. Tak bisa dibiarrkan, tak
boleh juga hanya diam. Terus mencari dan mencari. Berkali-kali harus keluar
masuk perpustakaan. Akhirnya buku sudah terkumpul sebanyak 6 buku. Itu sudah
cukup memenuhi syarat ketentuan tugas.
Janji yang kubuat semalam pun
terjadi, meski agak molor satu jam. Ooouw … ya lumayan sekali pelajaran yang
kudapat dari kak Fahry. Sedikit banyak tentang power point. Meski hanya dasar,
seenggaknya sudak mencapai standart dan bisa dipakai untuk presentasi nantinya.
Sepertinya mulai minggu ini
aku harus melepaskan remote televisi yang selama ini aku kuasai dirumah. Aku
harus rela kehilangan satu hobby yang dulu tak bisa kutinggalkan setiap hari.
Tiada hari tanpa melihat televisi, tapi itu dulu sebelum minggu ini terjadi.
Dan tidak untuk saat ini. Huuuuft …. Selamat tinggal televisi L.
Mungkin jadi kebanggan tersendiri bagi adik-adikku sekarang, mereka bisa
mengambil alih kekuasaan televisi dirumah… hahaha. Memang setiap hari kita
selalu berebut remote televisi dirumah. Dan mulai saat ini tak akan lagi,
sepertinya…
Jum’at, 06 september 2013. Pagi
siang sore malam terus lembur dengan layar laptop yang tetap menyala. Dan
akhirnya, Yessss… tugasku tinggal sedikit lagi selesai. Tinggal edi-edit dan
kesimpulan.
You would not believe your
eyes
If ten million fireflies
Lit up the world as I fell asleep
'Cause they'd fill the open air
And leave tear drops everywhere
You'd think me rude
But I would just stand and stare
I'd like to make myself believe
That planet Earth turns slowly
It's hard to say that I'd rather stay awake when I'm asleep
'Cause everything is never as it seems
'Cause I'd get a thousand hugs
From ten thousand lightning bugs
As they tried to teach me how to dance
A foxtrot above my head
A sock hop beneath my bed
The disco ball is just hanging by a thread
(Thread, thread...)
I'd like to make myself believe
That planet Earth turns slowly
It's hard to say that I'd rather stay awake when I'm asleep
'Cause everything is never as it seems
(When I fall asleep)
Leave my door open just a crack
(Please take me away from here)
'Cause I feel like such an insomniac
(Please take me away from here)
Why do I tire of counting sheep?
(Please take me away from here)
When I'm far too tired to fall asleep
(Ha-ha)
To ten million fireflies
I'm weird 'cause I hate goodbyes
I got misty eyes as they said farewell
(Said farewell)
But I'll know where several are
If my dreams get real bizarre
'Cause I saved a few and I keep them in a jar
(Jar, jar, jar...)
Lirik salah satu lagu dari OWL CITY yang selalu
menemaniku dikala mengerjakan tugas ini. Salah satu dari daftar lagu favoritku
juga J. Terkadang aku juga ikut bernyanyi
saat aku mengetik. Menjadi sebuah catatan penting dalam sejarah hidupku. Kali
ini aku sudah bisa mengerjakan yang namanya makalah secara individu. Hehehe
maklum sebelumnya belum pernah, apalagi makalah yang begitu WOW banget.
Mengingat ucapan
bu Ely saat pertama kali menyampaikan tugas ini. “Tugas dari Prof. Ali akan
terasa susah diawal pertemuan, namun diakhirnya nanti kalian akan terasa
ringan”. Membuat semangatku kembali lagi untuk segera menyelesaikan tugas ini,
dan berharap apa yang dikatakan bu Ely itu benar. Berakit-rakit dahulu,
berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Berharap juga akan nyantae di akhirnya nanti.
Sangking semangatnya, aku bertekad untuk menyelesaikan
makalah ini malam ini juga. Hingga larut malam pun aku turuti. Mumpung hari
esok libur untuk masuk kuliah. Sepiiii…. Tak ada yang hidup malam ini, semuanya
sudah terlelap dalam tidurnya masing-masing. Hanya terdengar detik-detik jarum
jam yang menemani kesendirianku malam ini.
Tepat pukul 00.00 aku melihat jam dinding dikamarku.
Sepertinya sudah terlarut malam sekali. Sebenarnya aku masih ingin melanjutkan
tugasku, tapi keadaan yang membujukku untuk segera menyudahinya. Tak ada
seorang pun yang bangun. Kesepian ini membuatku merinding. Ku tengak-tengok
keseluruh sudut ruangan. Sepertinya aku sendiri, tapi perasaanku berkata lain.
Hemmm… aku mulai takut.
Ditambah lagi suara yang mengagetkanku seketika. Suara
mangga dari pohon depan rumah yang jatuh diatas genting rumahku. Sungguh
mengagetkanku dan membuatku semakin merinding. Buru-buru ku save as tugasku dan
mematikan laptop. Segera membaringkan badanku diatas tempat tidur.
Berusaha memejamkan mata, tapi tak bisa. Kenapa ya … ?
jadi takut sendiri. Hingga pukul 00.01 aku belum juga bisa tidur. Rasa takutku
sudah mulai berkurang tapi kini yang kurasa begitu lelah. Daritadi membaringkan
badan dan berusaha memejamkan mata tapi juga belum bisa untuk tidur. Akhirnya
aku memberanikan diri untuk pergi kekamar mandi untuk mengambil air wudlu dan
melakukan sholat sunnah tahajjud, berharap bisa tertidur setelah melaksanakan
tidur.Ternyata benar, aku merasa lebih tenang dan bisa tidur dengan lelap.
Hingga sang fajar kembali membangunkanku untuk
melakukan sholat subuh. Kembali membuka mata untuk menyambut hari ini. Tapi
seusai melakukan sholat subuh, sepertinya mataku masih belum bisa terbuka 100%,
dan aku melanjutkan tidurku. Hehehe…
Jam 08.00 aku barusan bangun dari tidur. Dan melakukan
aktivitas seperti biasanya. Namun pagi ini aku tak membuka laptop samasekali.
Lagaknya aku mulai bosan mengetik, hehe… Ditengah pekerjaanku membantu orang
tua, tiba-tiba handphoneku berbunyi dengan nada dering sms. Aku membukanya dan
ternyata itu sms dari teman MA ku dulu. “May, besok kamu ada acara nggak ?”
pesan singkat dari Ainur, teman MA ku. “Nggak ada nur .. kenapa ?” balasku juga
melalui via sms.
“Main yuuk besok … ?” ajaknya untuk bermain besok
minggu. “Okey …” aku pun mengiyakan ajakan itu. Aku rasa, aku butuh hiburan
setelah satu minggu dibuat pusing dengan tugas dari Prof Ali dan Bu Ely. Hahaha
… lebay … Akhirnya malamnya aku bertekad untuk menyelesaikan power point yang
belum aku kerjakan sama sekali. Biar besoknya aku bisa main tanpa kepikiran
dengan yang namanya tugas kuliah.
Ea sebisaku dech jadinya. Pertama aku ketik dulu semua
yang akan aku presentasikan besok. Sesuai dengan yang diperintahkan bu Ely,
“Sebaiknya yang ditampilkan di power point yang singkat saja, karna memang
power point hanya menampilkan point-pointnya saja kan …!” Okelah kalok begitu,
hanya sebagian yang penting-penting saja yang aku cantumkan. Begitu juga
ayat-ayat Al-Qur’an, aku hanya mencantumkan yang paling penting saja. Sedangkan
yang lainnya cukup di makalah saja … J
Kemudian saat mengedit aku hanya memilih design-desaign
yang sederhana saja, L ea memang karna aku masih belum
bisa. Belum terlarut malam, ternyata power pointku sudah kelar. Huuuhft
ternyata lebih mudahan mengerjakan power point ya daripada makalahnya. Padahal
kemaren yang paling aku khawatirkan itu kalau aku nggak bisa ngerjakan power
pointnya. J
Tinggal save dan close tab document. Yang kulakukan
selanjutnya yaitu tak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Membuka akun
facebook, saatnya update status “Alhamdulillah… akhirnya kelar juga tugas
pertamaku yang sungguh menegangkan ini … thanks God … J”
Berkelana didunia MAYA, karna memang ini dunia yang
sesuai dengan namaku. J Malam ini aku bisa tidur nyenyak
tanpa kefikiran tugas lagi dech. Tiba-tiba ajah satu masalah yang membuatku
berfikir lagi. Ini bukan tentang isi tugasku, tapi bagaimana caranya ngeprint
dengan bentuk buku. Rasanya pengen teriak lagi dech, haduuh kenapa harus
dicetak buku seh… kan aku nggak bisa ngaturnya ini … Besok dech aku fikirkan
lagi, sekarang aku tidur dulu. Sudah ngantuk juga nich setelah lama asyik
dengan facebook.
Nulis kalimat apa lagi ya untuk menggambarkan suasana
pagi ? hemmm… “Jika memang tersimpan iman yang tulus dalam jiwa seorang muslim,
mendengar suara adzan shubuh pun menjadi anugerah terindah baginya. Karna ia
masih bisa menyambut pagi dengan sujud khusyuk dalam sholatnya. Menyerahkan
seluruh takdir terbaik baginya pada sang pencipta. Bukan berharap apa yang jadi
keinginannya akan terkabul hari ini, tetapi berharap tuhan akan memberikan apa
yang jadi kebutuhannya demi kebaikan hidupnya.”
Hari minggu saatnya kebanyakan orang untuk pergi berrefresing, setelah satu minggu
bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup. Aku pun aka melakukan hal yang sama hari
ini. Sudah terlibat janji dengan kawanku untuk pergi jalan-jalan. Entah kemana
aku juga belum tau, tapi setidaknya aku bisa keluar dari rumah dan mencari
suasana baru setelah satu minggu terus-terusan berdiam diri dikamar dengan
tugas yang menjadi kewajibanku.
Mengelilinggi jalanan dengan bersepeda cukup membuat
kita (aku dan teman-temanku) merasa lelah. Tapi sangat terhibur dengan
pemandangan indah pantai kenjeran yang jadi pilihan kita untuk menghilangkan
semua penat diri. Waktu sudah cukup siang, perut juga rame sedari tadi. Saatnya
mengisi, hehehe… Kita mencari tempat makan dan segera memesan. Mie ayam level neraka
pun jadi menu pilihanku siang ini. Eah untuk menghilangkan pusingku selama ini
dengan tugas, sengaja aku pilih menu yang hot banget. Ditemani dengan jus jeruk
yang segeeeerrr banget.
Basah semua kerudung yang kukenakan oleh keringat yang
bercucuran sesaat aku menikmati mie ayam level nerakaku. Sssss membuat air mata
juga turut membasahi wajahku. Bibirku terlihat memerah, tissue yang tersedia
dimeja makan jadi sasarannya.
Hemmm… kenyang. J saatnya kembali pulang. Eith,
tunggu dulu. Waktunya narsis depan kamera J… Mumpung pemandangan bagus, tak
mau melewatkannya. Mengabadikan dalam sebuah potret dengan pose narsis-narsis
anak muda jaman sekarang, hehe…
Waktunya bener-bener pulang. Tak begitu lama sudah
sampai ruamah, saat matahari sudah hampir selesai dengan tugasnya menyinari
bumi. Sebentar lagi maghrib, burung-burung beterbangan kembali kesarangnya.
Begitu juga orang-orang yang beraktivitas di hari libur ini, kembali kerumah
mereka masing-masing. Senja semakin merah, hingga tak terlihat lagi warnanya.
Berganti malam, menutup hari yang lelah.
Kembali berada dikamar yang berbeda dari beberapa hari
yang lalu. J seneng dech melihatnya. Semua
tertata rapi, tak ada kertas-kertas berserahkan layaknya dua, tiga hari yang
lalu. Semua sudah tersimpan rapi di flashdisk dan siap untuk di print. Masalah
bentuk bukunya kan bisa minta tolong sama tukang printnya J hehehe…
Hari senin mengawali minggu ini sebagai hari kembalinya
beraktivitas bagi seluruh insan. Begitu juga para mahasiswa umunya, dan kelas
ilmu komunikasi 1F2 fantaztic khususnya. Semua pada sibuk ngerjakan power
point. Aku hanya bisa melihat, kan kerjaanku sudah kelar. Tapi ada seauatu yang
membuatku bertekad untuk kembali mngotak-atik tugasku supaya lebih sempurna.
Ternyata punya teman-temanku jauh lebih bagus daripada aku. Banyak
desaign-desaignnya yang lucu-lucu. Aku pun merasa minder dan kurang percaya
diri.
Seusai kuliah aku dan beberapa teman pergi ketempat
ngeprint untuk mencetak makalah kita dengan bentuk buku. Membutuhkan waktu yang
lama juga ternyata untuk mengatur itu semua. Tapi tak apalah, ada hasilnya kok.
Akhirnya makalah siap dikumpulkan dengan bentuk buku yang sudah rapi. J Seneng dech jadinya, berkurang
bebannya.
Saat kukembali kerumah, segera ku buka kembali file
power pointku. Aku otak-atik lagi, aku nggak mau ketinggalan dengan
teman-temanku yang menggunakan banyak animasi dalam power pointnya. Aku pun
mencoba-coba, padahal aku tidak tahu samasekali car-caranya. Tapi ternyata aku
bisa, setelah mencoba semuanya satu persatu tugasku pun hamper selesai. Belum
sempat fajar menyambut datangnya malam, saat detik ini pun kusudahi pekerjaanku
yang satu ini. Aku rasa sudah cukup, dan segera aku save.
Malam ini tinggal enjoynya saja … J Kembali menguasai remot televise
dech. Baru satu minggu tidak melihat televisi aja rasanya sudah lama banget.
Belum juga terlalu malam aku memutuskan untuk segera tidur, karna besok aku
harus presentasi sendiri.
Selasa, 10 september 2013. Siang itu cerah matahari
begitu menyengat kulit saat melangkah ditengah panasnya jalanan. Begitu putihnya awan hingga tak
dapat dilihat oleh mata secara langsung. Menyilaukan mata, mengeringkan
tanah-tanah di pinggir jalan. Tapi untung saja masih ada tiupan angin yang mengimbangi
indahnya siang panas kini. Meski panasnya begitu, tetapi masih bisa merasakan
semerbak tiupan angin yang menghilangkan keringat yang bercucuran membasahi
tubuh.
Berbeda dengan yang kurasakan saat ini. Meski belum
masuk kelas rasa deg-degan sudah menguyur seluruh badanku. Hehe … semua sudah
kumpul didalam kelas, tapi aku belum juga memasuki kelas, guna menenangkan
diriku sebelum maju untuk presentasi. Tak lama kemudian bu Ely terlihat telah
melewati beberapa anak tangga dan telah mencapai lantai 4 tempat kelas kami
untuk melangsungkan pelajaran. Wahh bertambah dech nervousku, semua peralatan
sudah siap untuk digunakan. Lcd juga sudah terpasang, begitu juga dengan
laptopnya.
Aziz hakim astqolani, aku (Choirotul umayah), Dwi
amrina rosyadah, Hafidz MH, Halimatus sa’diyah. Kita berlima telah siap duduk
didepan kelas untuk menyampaikan materi kita dengan presentasi. Satu persatu
maju, dimulai oleh Aziz. Agak minder saat melihat Aziz presentasi, begitu
lancar menyampaikan materi, begitu baik pula desaign power pointnya. Diujung rasa nervous yang begitu menggetarkan
jari-jemariku disaat Aziz mengakhiri presentasinya. Semuanya bertepuk tangan
sebagai lambang apresiasi untuk Aziz. Dan ini saatnya aku.
Menggawalinya dengan salam, mengganti slide per slide
dengan penjelasan yang agak gemetar. Terlihat banget nervous yang aku rasakan.
Tiba-tiba aku terhenti karna salah satu memoryku tertutup dan tak terbaca.
Hilang dan kosong (ngebleng), aku pun menghentikan penjelsanku. Bu Ely memulai
bertepuk tangan dan kemudian diikuti oleh teman-teman untuk memberiku semangat.
Huuuft … akhirnya setelah kuberusaha kembali mengingat memoryku, file yang
sempat hilang kini kembali muncul lagi. Dan siap untuk melanjutkan presentasi.
Seiring berjalannya presentasi, rasa nervousku sedikit
demi sedikit berkurang. Dan mulai santai diakhirnya sub bab yang aku jelaskan.
Semua sudah jelas dan telah habis slide yang aku tampilkan bertanda telah usai
juga presentasiku. Aku kembali ketempat dudukku dengan perasaan begitu legah.
Haaahh … akhirnya selesai juga.
Selanjutnya Dwi amrina rosyadah dan aku turut
mendengarkannya layaknya teman-teman lain yang tidak maju hari ini. Semua
berjalan sukses, begitu juga dengan teman-teman yang lain. Meski tadi aku
sempat kehilangan hafalanku, tapi semuanya telah kembali dan berlangsung hingga
usai.
Setelah semuanya telah menjelaskan materinya
masing-masing, para audience diberi kesempatan untuk member pertanyaan kepada
kita yang telah maju untuk presentasi siang ini. Aku menerima tiga pertanyaan
dan syukurlah semua pertanyaan itu bisa kujawab dengan baik sesuai apa yang ada
di pembahasanku.
Huuufft cukup menegangkan, akhirnya usai sudah mata
kuliah siang ini. Begitu juga dengan tugasku. Usai sudah, lega rasanya hahaha… J untuk minggu-minggu selanjunya aku
hanya akan menjadi audience dan penanya saja. Hemmmm …
Satu minggu berjalan, waktunya teman-teman yang lain
untuk berpresentasi. Tapi kali ini ada sesuatu yang membuat sangat berbeda dari
minggu-minggu sebelumnya. Ditengah-tengah salah satu teman berpresentasi, ada
seseorang yang masuk kelas dengan mengucapkan salam. Bajunya begitu rapi dengan
sepatu fantofel menutupi kakinya. Berkemeja putih dengan tas ransel yang
digendong diatas punggungnya.
“assalamu’alaikum ...”
“wa’alaikumsalam warokhmatulloh …” jawab kami semua serentak
dengan wajah yang kebingungan. Apalagi yang sedang berpresentasi.
“Prof Ali … silahkan duduk prof …” tiba-tiba jawab bu Ely yang
terlihat tawadlu sekali dengan beliau.
Ternyata beliau
adalah prof Ali Aziz yang menjadi dosen Study Qur’an kami yang sebenarnya. WOW
terkejut dan terpesona melihat beliau. Kembali lagi dugaanku dulu saat pertama
kali menerima tugas ini. Mungkinkah beliau ini dosen yang killer, tapi kalau
dilihat dari kenyataanya tak begitu kelihatan killer. Justru peniliannya
berbalik 360 derajat dari sebelumnya. Beliau terlihat begitu berilmu sekali, ya
iyalah … namanya aja professor. Hhehehe ….
Tak banyak yang
beliau katakan, beliau membiarkan teman-teman yang sedang presentasi didepan
untuk tetap melanjutkan presentasinya. Sepertinya begitu terlihat bertambah
nervous yang dirasakan teman-teman yang presentasi didepan setelah kedatangan
prof Ali. Hehehe untung bukan waktuku kemarin.
Setelah semuanya usai dengan diskusi kali ini. Bu Ely
mempersilahkan prof Ali untuk member kata-kata kepada kami. Beliau memulainya
dengan senyum J
Beberapa inti dari perkataan beliau yang begitu indah
untuk dijadikan sebagai motto hidup. “Hidup ini masih koma belum titik” kalau
dipahami dengan fikiran yang jernah memang benar pernyataan ini. Kegagalan
dalam hidup bukan berarti menghentikan hidup, cuman sebagai ujian dalam hidup.
Semuanya tergantung kita yang menyikapinya.
Selanjutnya yaitu “Orang hebat bukan karena dari
kelebihan yang dimilikinya, tapi karena dia menyukai dan mengalahkan tantangan
hidup.” Harus bilang WOW nich. Satu lagi yang tak kalah menariknya “Jangan
menggantungkan motivasi orang lain, tapi diri anda adalah motivator hebat.”
Subhanallah … sangat menggugah semangat kami yang mulai runtuh dizaman yang
mulai tak karuan ini. Banyak sekali orang-orang yang tak bisa bangkit dari
masalah. Tapi kita diberitahu kunci sukses dengan kata-kata sebagai motivasi
kami.
Ea ea ea …. Ternyata memang jauh dari dugaanku dulu
sebelumnya. Prof Ali is the best dech. Kelas kali ini diakhiri dengan kata-kta
semangat dari guru besar IAIN. Seperti ada tantangan tersendiri bila memasuki
jam mata kuliah Study Qur’an. Begitu juga minggu-minggu selanjutnya. Selalu ada
kata-kata mutiara yang diberikan kepada kami sebagai penyamang untuk tetap
belajar meraih kesuksesan.
Lima minggu telah berjalan dan menyelesaikan semua
materi Study Qur’an untuk dioresentasikan. Semua telah dijelaskan dengan baik
oleh teman-teman semua. Bu Ely dan Prof Ali tinggal mengoreksi dan menambahkan
dari presentasi kami yang kurang sempurna. Dengan begitu bertambahlah kefahaman
kami tentang pelajaran al-Qur’an yang sesungguhnya. Kami telah menjelajahi
seluruh isi al-Qur’an, namun kata beliau belum cukup sampai disini saja
keindahan al-Qur’an yang kita ketahui. Masih banyak sekali keagungan-keagungan
yang terdapat dalam al-Qur’an itu sendiri. Karna semakin dalam kita
mempelajarinya maka semakin bertambah keindahan al-Qur’an yang tak akan pernah
habis.
Di pertemuan minggu kelima bu Ely menyampaikan berita
yang tak kalah menegangkan dibanding dengan ketika memberitahu tugas pertama
kali dulu. “Minggu depan kita UTS ya anak-anak.” Nggak ada kata lai selain WOW,
baru aja selesai presentasi masak langsung UTS. “Tapi tidak semuanya kok, cuman
2 bab saja perminggu. Jadi kalian belajarnya tidak ngebut langsung satu buku
dalam satu pertemuan. UTSnya mudah kok, nanti saya akan membacakan beberapa
pernyataan dan kalian tinggal member persetujuan atau dengan pertanyaan saya
dengan 2 pilihan. Yaitu “Benar” atau “Salah” (B/S)”. “Oouh … iya bu …” semua
serempak menjawab iya.
Suasana menegangkan kembali menyelimuti kelas ilmu
komunikasi 1F2 FantaZtic stelah satu minggu berlalu dan kini saatnya UTS.
Semuanya tak ada yang tidak membawa buku, urusan membaca atau tidak membacanya
beda lagi. Ada yang begitu serius membacanya, ada juga yang hanya dibawa saja. J Sebelum ujian diadakan dikelas
kami, bu Ely menguji anak kelas F1 dulu, yang memang jamnya lebih dulu daripada
kita. Saat anak-anak F1 keluar kelas dengan tersenyum-tersenyum lega, kita pun
penasaran dengan ekspresi mereka yang begitu santai seusai ujian. Kemudian
tanyalah Thifa (kosma kelas F2) kepada salah satu anak F1, sebut saja namanya
Farah “Farah, gimana ujiannya ?” kepo.
Farah pun menjawabnya “ Enak kok, mudah, nggak terlalu
menegangkan. Tinggal pilih benar atau salahnya saja pernyataan yang dibacakan
oleh bu Ely.” “Cuman gitu ?” sambung Thifa “Iya … cuman gitu tok.” “Oou … yo
wes makasih ea …” Farah pun segera menuruni anak tangga meninggalkan kita yang
sedari tadi duduk-duduk di anak tangga lantai 4 dengan ekspresi yang penuh
ketegangan.
Suara adzan pun terdengar dari masjid “Ulul Albab” yang
berada dibagian depan wilayah kampus. Itu artinya panggilan untuk kita sebagai
orang muslim untuk melaksanakan sholat sesuai dengan kebutuhan hidup kita. Kami
semua menuruni beberapa anak tangga dari lantai 4 ke lantai 1. Keluar dari
gedung Adab Multimedia, melewati jalanan yang menghubungkan gedung Ushuluddin
dengan gedung Syari’ah. Begitu juga melewati kantor Rektorat IAIN. Dan
sampailah kita dihalaman depan masjid, menuju ketempat masing-masing.
Menunaikan 4 rokaat sholat dhuhur sebagai sholat fardlu yang wajib dikerjakan
oleh semua orang muslim.
Seusainya terlihat semua teman-temanku sedang
bersungguh-sungguh memanjatkna do’a supaya diberi kemudahan dalam mengerjakan
UTS yang tak lama lagi akan kita laksanakan. Detik demi detik terus berjalan
tanpa meninggalkan sedetik pun. Begitu juga dengan jam tangan yang menghiasi
tangan kiriku. Jarum yang terlihat begitu tipis dan paling panjang diantara
ketiga jarum itu terus berjalan mengelilingi angka-angka yang telah tercetak
rapi pada jam tanganku. Tetap terus berputar sembari menemani langkah kami yang
tergesah-gesah menuju kelas R.Kom 6 lantai 4 gedung Adab Multimedia itu. Kami
tak mau tertinggal semenit pun karna sesuai kontrak belajar itu dapat
mengurangi nilai kita. L
Semuanya telah siap ditempat duduk masing-masing. Bu
Ely juga sudah siap dengan Tab-nya yang telah terbuka sedari tadi didepan
tempat duduknya.
“Suadah siap anak-anak ?”.
“insayaallah siap bu … !”
“Baik, saya akan memulai pernyataan saya. Kalian tinggal menjawab
“Benar” atau “Salah” saja. Bisa dimengerti ?”
“Bisa bu …”
“Ada berapa pernyataan bu ?” tanya salah satu diantara kami.
“Semuanya ada 30 pernyataan”
UTS pun dimulai,
ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Farah. Begitu mudah untuk
menjalani UTS ini, tapi butuh ketelitian yang sungguh-sungguh. Karna beberapa
pernyataan yang dibacakan oleh bu Ely ada yang menjebak.
Tak begitu lama, 30
soal saja sepertinya 15 menit sudah kelar. Kemudian kertas ujian ditukar dengan
teman sebangku untuk dikoreksi bersama.
Setelah dikoreksi semua jumlah jawaban yang benar dikalikan 3,3. Dan
hasil yang kuterima yaitu 20x3,3=66. Ea … memang bukanlah nilai yang memuaskan.
Dengan nilai yang seperti itu membuatku minder “What… I just get 66… so
disappointed…” saat itu masih bisa tersenyum, tapi didalam hati sungguh begitu
kecewa, membuat bertekad untuk belajar lebih giat di UTS selanjutnya, aku harus
dapat lebih dari 66 diepisode yang akan datang.
Ternyata bukan hanya aku yang mendapatkan nilai 66.
Reno dan Thifa yang duduknya bersebelahan denganku juga mendapatkan nilai yang
sama, bagaimana bisa … kita kan nggak contekan sama sekali … “Hahaha … takdir”
begitulah kata Thifa. Wkwkw …J
Menjadi pelajaran penting bagiku. Tak boleh meremehkan
pelajaran meskipun itu terlihat mudah. Kita tak akan mendapatkan hasil yang
maksimal jika tidak bersungguh-sungguh. Bagi yang mendapat nilai tertinggi dan
terendah, akan mendapatkan hadiah dari prof Ali. Dia adalah Aziz Hakim
Astqolani sebagai pendapat nilai tertinggi, dan Hafidz MH sebagai pendapat
nilai terendah. Mereka berdua diminta untuk maju kedepan kelas untuk
menyampaikan apa yang mereka rasakan setelah mendapat nilai yang tertinggi dan
terendah. Sayangnya kali ini prof Ali tidak dapat menghadiri kelas. Jadi untuk
menghadap kepada prof Ali, mereka berdua harus menunggu minggu depan. Karna
kata bu Ely insyaallah minggu depan prof Ali bisa hadir kembali untuk mengajar
kita. J
Waktu terus berjalan tanpa henti, detik berganti detik,
jam berganti jam. Begitu juga seterusnya, hingga minggu berganti minggu. Minggu
ini fakultas dakwah mengadakan stadium general dengan judul “sinergitas bahasa
Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan” bagi seluruh mahasiswa semester satu tanpa
terkecuali. Kegiatan yang diselanggarakan pada hari minggu ini bertempat di Hotel
Empire Palace Surabaya, dan dimulai pada pukul 08.00. Entah siapa saja dosen
yang menghadiri acara ini, karna memang belum kukenal nama-nama dosen
sefakultas. Yang jelas dosen yang hadir kali ini adalah dosen-dosen yang luar
biasa, apalagi yang menjadi narasumber
dalam acara ini.
Akan ada dua pembicara kali ini. Dan untuk nama yang
disebut pertama kali seperti tak asing lagi ditelinga kami. Prof.
Dr. KH. Muhammad Ali Aziz, M..Ag sebagai pembicara dengan materi Bahasa
Al-Qur’an. That is WOW … memang tak diragukan keilmuan prof Ali yang telah
memiliki title professor. Beliau telah menjabat sebagai guru besar IAIN Sunan
Ampel. Penjelasannya begitu simple tap pas banget. Ea … the best banget dech. J
Dua hari kemudian adalah hari
selasa. Saatnya kelas study Qur’an, masih tetap dengan UTS yang belum usai
juga. Akan ada 6 kali pertemuan yang hanya akan diisi dengan UTS dan UAS. Kali
ini prof Ali datang lebih awal, tak seperti biasanya yang datangnya saat kelas
dimulai. Saat beliau berbicara, satu kalimat yang telah beliau ucapkan saat
stadium general hari minggu kemaren, beliau ulang kembali dikelas “Jangan menunggu hujan reda, tetapi menarih ditengah-tengah
hujan dengan ceria”. Banyak makna yang tergantung
dalam kalimat singkat tersebut. Tergantung orang dan permasalahannya, persepsi
orang berbeda-beda, jadi semua boleh mengartikan bagaimana saja atas kalimat
tersebut.
Dapat tambahan satu pelajaran
penting lagi kali ini. Ya ya ya … Upps, hasil UTS ku kali ini naik loh. Yang
semulanya hanya mendapatkan 66, kali ini aku mendapatkan nilai 87. J
Meskipun belum mendapatkan nilai 100 yang penting nilaiku kali ini lebih baik
dari nilaiku yang kemaren dan bukan nilai terendah, itu tandanya ada kemajuan
dari belajarku yang lebih sungguh-sungguh kali ini, hehehe… J J J
Untuk yang mendapatkan nilai
terbaik kali ini diperolah oleh Dwi Amrina Rosyadah dan Haedar Nisa Maulida
dengan nilai terendah. Kali ini ada prof Ali, kata beliau “kenapa tidak ada
yang dapat nilai 100 hari ini. Padahal saya sudah bawakan hadiah untuk
mahasiswa yang mendapatkan nilai seratus. Yang terbaik saja kurang dari
seratus. Kapan mau dapat seratusnyan. Terpaksa saya bawa pulang kembali
hadiahnya” sambil berbicara seperti itu prof Ali mengeluarkan amplop coklat
yang terlihat begitu tebal. Dikeluarkannya dari tas yang dibawanya tadi sesaat
masuk kelas. Diberitahukan juga bahwa yang didalamnya iutu adalah uang lebih
dari seratus juta. Dan rencana beliau yaitu akan memberikan yang satu jutanya
untuk mehasiswa yang medapat nilai seratus. Tapi sayang sekali, tidak ada yang
dapat nilai seratus hari ini.
Dengan adanya tantangan
seperti ini semakin besar tekadku untuk belajar lebih giat lagi. Bukan karena
hadiah yang akan diberikan oleh prof Ali, tapi aku ingin menunjukkan bahwa aku
bisa mendapatkan nilai seratus. Tak mau kalah dengan nilai-nilaiku dulu saat
masih duduk dibangku SD. Untuk mendapatkan nilai seratus itu sungguh mudah,
begitu pun rangking. Dulu aku bisa menjadi bintang kelas, bintang pelajar dan
selalu mendapatkan nilai bagus-bagus. Kenapa sekarang tidak gitu loch …
Pokoknya ku harus bisa, tapi bukan berarti menghalalkan segala cara.
Minggu depannya lagi masih
ujian, dan begitu seterusnya sampai bab yang dibukunya prof Ali habis diujikan
semua. Huuuft … kirain ajah dulu ujiannya hanya bab I dan II saja, ternyata itu
ujian continue hingga bab terakhir, cuman setiap hari hanya diujikan dua bab
saja. Ujian minggu ketiga aku mendapatkan nilai yang sama dengan n=minggu yang
lalu, eah… sedikit kecewa she, banget malahan. Kenapa juga nilaiku nggak
bertambah, padahal sudah maksimal belajarnya. Tapi tak apalah meskipun tetap,
setidaknya kan tidak lebih buruk dari yang kemaren.
Nggak ada yang mau ngalah,
semuanya saling belajar sendiri-sendiri. Sepertinya ini memang pertarungan
diatas kertas. Dari beberapa teman yang telah mendapatkan tugas khusus dari
prof Ali karna mendapatkan nilai terbaik dan nilai terburuk, mereka disuruh
untuk membuat kisah hidup mereka masing-masing dari kecil hingga saat ini.
Untuk yang mendapatkan nilai tertinggi dihari pertama “Aziz” hanya disuruh
membuar cerita sebanyak 22 halaman saja. Sedangkan “Arin” disuruh untuk membuat
11 halaman saja. Begitu juga dengan teman-teman yang lain, yang telah mendapat
nilai tertinggi dan terendah.
Pada minggu ke empat UTS, aku
berkeinginan sekali untuk membuat cerita selama hidupku. Untuk mendapatkan
tugas itu, aku harus mendapatkan nilai tertinggi, bukan yang terendah. Dua hari
sebelum UTS aku benar-benar membaca buku study Qur’an. Saat dikampus juga gitu,
jam kosong aku buat untuk membaca buku. Saat dimasjid juga seperti itu. Begitu
besar keinginanku untuk mendapatkan nilai terbaik.
Minggu ke empat telah dating,
kini saatnya aku membuktikan kalu aku bisa jadi yang terbaik. Suasana kelas tak
lagi menegangkan seperti dulu. Kini telah berubah begitu santai, meski
pernyataan-pernyataan yang diujikan tak kalah sulit dengan ujian yang dulu.
Kali ini teman-teman sudah terbiasa dengan keadaan yang seperti ini. Bukan
nervous lagi yang dirasakan, tapi justru enjoy dan kepedean. Semuanya
berkata”Ntar aku yang terbaik…” aku juga tak mau kalah. Aku bisa berkata “Ntar
aku yang terbaik”. Heheh…
Tapi Allah memberikan takdir
lain kepadaku. Mungkin Allah belum mengizinkan aku untuk bisa mendapatkan nilai
terbaik, atau mungkin Allah tidak mau aku jadi sombong karana nilaiku jadi yang
terbaik. Ea … entahlah, hanya Allah yang tahu. Semuanya pasti telah
direncanakan, manusia hanya bisa berusaha. Yang menentukan hanyalah Allah.
Kembali meyakinkan diriku
untuk tetap pada keinginanku mendapatkan nilai terbaik. Hamir saja putus asa
karena tak kudapatkan jua nilai terbaik itu. Teman yang telah mendapat nilai
tertinggi mengaku tak begitu serius dalam belajar. Atau mungkin ini hanya
kebetulan saja, atau bahkan hanya sekadar keberuntungan. Entahlah, mask aku
harus tidak bersungguh-sungguh dalam belajar supaya bisa mendapatkan nilai
tertinggi seperti halnya yang telah dilakukan oleh temanku.
Huuuft… pertarungan semakin
ketat. Pada minggu ke lima, bukanlah keinginanku yang terwujud. Kali ini bukan
aku yang mendapat nilai tertinggi. Haduuuh susahnya sih … Hari-hari terus berjalan menuju selasa
depan. Dimana pertarungan akan difinal. Pertarungan terakhir. Kesempatan
terakhirku. Sempat ada rasa putus asa dalam diriku.
hari jum’at adalah hari
libur, ada banyak waktuku untuk banyak membaca. Bahkan ingin ku ulang-ulangi
kembali bab terakhir ini. Jangan sampai aku kehilangan kembali kesempatan
terakhirku. Ku pelajari semuanya dalam satu bab, kupahami kata perkatanya.
Bahkan untuk kata-kata yang asing aku hafalkan. Hingga malam menjemput dingin,
masih tergenggam buku itu dalam tanganku. Ku buka kembali lembaran-lembaran
itu. Hingga tertidur buku itu masih berada disampingku.
Fajar menyambut pagi dengan
sejuknya embun pada dinding-dinding kaca juga dedaunan. Nyaringnya kokokan ayam
pun turut meramaikan shubuh. Kembali terdengar suara panggilan bagi umat islam
untuk kembali bersujud, mensyukuri segala ni’mat. Terutama hembusan nafas yang
masih bisa dirasakan pagi ini. Malam telah berlalu, berganti matahari tuk
kembali menerangi bumi dengan sinar cahayanya yang tak dapat tergantikan oleh
sinar manapun.
Berjuta tetesan embun
menyegarkan kembali dedaunan yang telah tidur semalaman. Subhanallah… indahnya
suasana pagi ini ya Rabb. Ucapan syukur telah terucapa melengkapi indahnya
anugrah yang maha kuasa. Hari ini telah ditetapkan sebagai hari libur umum. Hah…
mungkinkah hari ini hari minggu ??
Ternyata benar, kalender
mengatakan bahwa hari ini adalah hari minggu. Saatnya semua orang bisa
beristirahat setelah satu minggu penuh bekerja dan berakvitas yang lain. Weekend
kali ini aku tak pergi kemana-mana. Aku hanya menghabiskan waktu dengan satu
buku yang dengan tekat bulat untuk mencapai nilai tertinggi.
Dua hari berlalu tanpa rasa.
Pagi ini matahari tak menampakkan wujudnya. Meski tetap terlihat sinarnya yang
menembus hitamnya awan, namun masih terasa dingin tanpa kehangatan suasana pagi
ini. Efek hujan semalaman yang terus mengguyur dan membasahi jalanan raya.
Dinginnya embun menambah bergetar bibir ini jika tersentuh air, betapa
dinginnya pagi ini. Subhanallah… semua itu atas kehendaknya.
Begitu juga dengan jalanaan
yang harus kulewati setiapkali berangkat kuliah. Aku bersama Layyinah teman ku,
telah siap untuk menancap gas sepeda motor untuk melaju lalui jalanan raya yang
serbah berair disana-sini, layaknya pembalap motor yang harus mengebut untuk
bisa sampai dikelas dengan tepat. Pagi itu kita harus mengikuti kelas intensive
bahasa inggris yang wajib diikuti bagi mahasiswa semester 1 dan 2.
Jalanan beraspal masih bisa
kita lewati dengan kecepatan penuh, meski basah oleh air. Bahkan terkadang kita
juga harus membelah genangan air yang menutupi jalan raya beraspal itu.
Alhamdulillah … berjalan dengan lancar melewati jalan industry, jemursari dan
wonocolo. Meski jalanan yang rusak dan penuh geronjalan sana-sini, masih bisa
kita taklukkan.
Namun berbeda dengan
rintangan yang satu ini. Rintangan yang mematikan sekali bagiku dan temanku
yang berangkat bareng denganku. Jalanan depan kampus yang begitu parah
kerusakannya. Entah apa alasannya jalan itu tak kunjung diperbaiki. Yang sudah
begitu parah dan membahayakan bagi pengguna jalan.
Hujan deras semalaman yang
mengguyur Surabaya membuat genangan-genangan air seperti kolam susu coklat
dimana-mana. Dengan suasana dingin pagi itu menambah kesegaran kolam itu
seperti susu coklat yang dikeluarkan dari kulkas. Hemmm … Pagi ini peristiwa
penting melengkapi kisah hidupku dalam perjalanan menuju sukses. Sangat berbeda
dengan hari-hari sebelumnya. Bertepatan dengan hari selasa, dimana nantinya aku
akan menjalani UAS terakhir Study Qur’an. Dan sesuai target aku harus
mendapatkan nilai tertinggi dikesempatan terakhirku ini. Sudah banyak
kesempatan yang gagal kugenggam, kali ini nggak boleh meleset. Aku harus
mendapatkannya.
Tiba diujung jalan sempit
wonocolo, melewati Jatim Expo. Belok kiri kearah kampus Institut Agama Islam
Negri Sunan Ampel Surabaya. Tepat diujung jalan beraspal yang menyelimuti
jalanan didepan area kampus. Namun lebih parah dari yang kubayangkan. Jalanan
yang begitu parah didepan kampus hampir tak terlihat dasarnya. Semua tergenangi
oleh kolam-kolam susu coklat sebab hujan semalam.
Membuatku harus berhati-hati
tingkat tinggi ini. Tapi sayangnya takdir berkata lain untuk menghukumiku pagi
ini. Sebuah batu krikil yang tak terlihat karna genangan susu coklat itu
menghambat jalannya roda depan sepeda yang kunaiki. Alhasil sepedaku terjatuh
kearah kanan. Lebih parahnya lagi saat itu posisiku sedang dibonceng oleh
temanku. Dan pada saat itu juga sudah tak terfikir olehku untuk segera turun
dari sepeda. Entah apa yang membuatku hanya terdiam sehingga air susu coklat
dalam kolam itu membasahi seluruh tubuhku. Dinginnya air itu mengembalikan
kesadaranku yang saat itu sedang terjatuh. Ooopps … L tergeletak ditengah-tengah kolam susu depan
kampus. Amazing banget …
Bukan sakit yang kurasakan saat
itu. Tapi sungguh memalukan jatuh ditengah kolam susu depan kampus.
Aarrrggghhhh gila banget, harus ditaruh mana mukaku. Sekujur tubuh basah dengan
air tinggalan hujan semalam. Tak hanya satu orang yang menyaksikan insiden ini.
Saat itu juga aku memutuskan untuk kembali pulang dan meninggalkan kelas
intensive bahasa inggris dengan terpaksa. Nggak mungkin banget aku masuk kelas
dengan keadaan basah semua baju yang kukenakan.
Sesampainya dirumah, seisi
rumah shock dengan kedatanganku yang basah kuyup oleh air. Secara real memang
nggak hujan, tapi kenapa bisa basah semua. Mungkin itu yang ada dipikiran kedua
orang tuaku dan beberapa tetangga yang melihat kedatanganku kembali kerumah
dengan keadaan basah. Ooh no, aku harus bilang apa nich untuk jawab pertanyaan
mereka. Haduuuh … aku habis jatuh bu didepan kampus. Jelasku pada ibu yang
terlihat begitu khawatir. Tapi sepertinya ibu tersenyum menertawakan
kedatanganku yang basah kuyup. Hahaha memang lucu sih, kok bisa gitu aku
terjatuh pas digenangan air hujan. Yah namanya juga takdir. Hanya bisa pasrah.
Tapi okelah buat
kenang-kenangan selama aku menjalani semester 1 di tahun pertamaku kuliah. Aku
segera ganti baju dan segera berangkat kembali untuk kuliah. Super hati-hati
full. Dan tak berani mangganmbil langkah kecepatan 60 keatas. Kali ini aku
melewati jalan yang berbeda dari yang sebelumnya. Jalan wonocolo bukanlah jalan
pilihan keduaku kali ini. Tapi aku memilih jalan lurus dan belok kanan melewati
jalan rel kereta api. Jalan lain yang aku ketahui dekat dengan kampus selain
jalan wonocolo. Aku kira jalan yang akan lalui kali ini baik-baik saja.
Oh no … hasilnya nihil.
Jalanan kereta api yang aku fikir penuh dengan batu-batu krikil yang
kecil-kecil itu tak bisa tergenang air. Tapi ternyata air tetap menguasai
seluruh jalanan raya kali ini. Sungguh hebat hujan semalam, berhasil mengubah
jalanan menjadi kolam-kolam tanpa ikan. Tak jauh berbeda dengan jalanan yang
pertama kulalui tadi. Penuh dengan kolam susu coklat. Strategi kali ini aku
buat kritis. Biasanya orang-orang yang melalui jalanan seperti ini akan melaju
perlahan, namun yang ada difikiranku jika aku melaju secara perlahan, batu
krikil yang tak terlihat dalam genangan air itu akan membuatku bersama sepedaku
terjatuh lagi.
Akhirnya aku tambah kecepatan
melajuku untuk bisa melewati batu-batu krikil yang tak terlihat itu. Apa boleh
buat jika takdir Tuhan berkata lain. Mungkin Dia akan memberikan pelajaran baru
kepadaku pagi ini. Entah angina tau apalah yang membuat tanganku tak konsen
dengan pegangannya. Meleset sedikit saja semua sudah fatal.
Roda sepeda lagi-lagi
menabrak krikil yang hanya berukuran kecil, dan aku pun juga lagi-lagi jatuh
dari sepeda. Tak ada fikiran apapun saat itu, aku pun terpental dan jatuh tepat
diatas rel kereta api. Wajahku pun menyentuh besi panjang yang menghiasi
jalanan khusus untuk kereta itu. Alhamdulillah … pagi ini aku bisa renang
gratis dikolam susu depan kampus plus bisa ngerasain nyium rel kereta api.
Sungguh pengalaman yang amazing lagi.
Untungnya diarea rel kereta
api tak banyak orang saat itu. Aku segera bangun dari jatuh. Dan melanjutkan
perjalanan menuju kampus dengan berjalan kaki dan menuntun sepeda setiap
langkah kakiku melaju.
Belajar mensyukuri ni’mat
dipagi ini. Subhanallah… saat aku duduk termenung dikelas, terlintas sebuah
bayangan yang kualami tadi pagi. Tak bisa hilang bayangan itu. Sepertinya ada
pesan tersendiri dari kejadian itu. Aku pun mulai berfikir oleh hal itu.
Lumayan sambil mengisi waktu kosong dikelas.
Setelah ku cari-cari makna
dibalik semua kejadian itu. Akhirnya Allah menunjukkanku sebauh makna penting
dari insiden amazing pagi ini. Dua kali aku jatuh hanya dikarnakan oleh benda
kecil yang bias any mudah sekali kita remehkan. Memang batu krikil itu sungguh
kecil, tapi akibatnya akan fatal jika kita tidak berhati-hati dengan benda
sekecil itu. Ya ya ya pelajaran yang sungguh berarti bagiku.
Semua kejadian ini bertepatan
dengan hari selasa, pas saatnya UAS terakhir Study Qur’an. Pertanda apakah ini
semua…. ? Waktu terus berjalan hingga adzan dhuhur kembali berkumandang tuk
memanggil para muslim untuk kembali mensujudkan diri kepada sang pencipta. Saat
yang menebarkan kembali menjemputku.
What ? sesuatu yang sangat
penting tertinggal dirumah. Buku panduan UAS Study Qur’anku ketinggalan.
Perasaanku sih sudah aku masukkan tas semalam. Tapi kok nggak ada ya … terus
aku pakai apa nich ujiannya. “Pinjam anak kelas F1 loh may .. !” saran salah
satu temanku. Oke dech aku ikuti sarannya. Harus bagaimana lagi kalau nggak
gitu. Sungguh kecerobohanku. Dihari yang menentukan ini bisa-bisanya aku
meninggalkan buku yang sangat penting.
Ujian kali ini berjalan lancar dan begitu
mudah kulalui. Dan sesuatu yang membuat terkejut. Apa yang selama ini aku
inginkan, dengan usaha dan perjuangan hingga rela berkorban renang dikolam
depan kampus dan nyium rel kereta api. Aku emndapatkan nilai tertinggi. Sungguh
yang amazing banget bagiku.
Ternyata telah kubuktikan
kata-kata pepatah kali ini “semuanya itu akan
mudah, tergantung niat dan kesungguhannya.” Tak ada
yang sia-sia, mungkin satu pelajaran lagi kali yah … kan sebelumnya aku
bersusah-susah payah tuh untuk masuk kelas pagi ini. Dengan cobaan aku harus
jatuh dua kali digenangan air yang sungguh menyebalkan. Berarti pepatah yang
berbunyi “berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian. Bersusah-susah dahulu
bersenang-senang kemudian”. Memang tak ada
kenikmatan kecuali setelah kepayahan.
Bukan hanya nilai tertinggi
yang aku peroleh. Justru nilai paling tinggi yang aku peroleh dengan susah
payah. Nilai 100 telah berhasil ku tulis didaftar nilai bu Ely tepat di urutan
namaku. Sungguh senang sekali bisa menyampai target yang telah kutentukan.
Kesan yang begitu romantis
dan harmonis yang kualami selama menjalani mata kuliah Study Qur’an ini. Banyak
kisah dan cerita terangkai. Meski tak selalu indah dan berbeda. Karna perbedaan itu indah. Haha…JJ
Dari awal bertemu beliau-beliau yang hebat, banyak yang ku ambil
untuk dijadikan pelajaran hidup. Bukan hanya sebatas pelajaran mata kuliah yang
hanya akan dijadikan bahan ujian akhir semester. Bukan itu …