Selasa, 05 Maret 2019

Tentang Mey dan Kopi susu yang sudah dingin


Buku "sebuah antologi Prelude"
Hay, siapapun kalian yang sudah membaca tulisanku, terima kasih. Aku harap kalian bisa menemukan maksud dan pesan yang aku selipkan di antara setiap kalimatnya ya. Di sini aku mau bercerita tentang cerita pendekku yang berjudul “Mey, kopi susu yang sudah dingin” dalam sebuah buku antologi cerpen "Prelude". Melalui cerpen ini aku membuktikan bahwa amarah dan emosi tidak melulu harus diungkapkan dengan kemarahan, ada banyak hal positif lainnya yang bisa dipilih untuk menyalurkan kemarahan itu sendiri. 

Awalnya aku tertampar dengan sebuah kalimat dalam cerpen karya penulis hebat yang pernah menyalurkan ilmunya tentang kepenulisan pada kami, yaa .. bu Wina Bojonegoro, seorang penulis cerpen, novel dan karya fiksi lainnya yang sering kali tulisannya dimuat dalam kolom cerpen harian sebuah media cetak ternama.

Begini kalimatnya “Kau tidak tahu bagaimana saat-saat aku membencimu, kemudian meletakkan karaktermu sebagai pembunuh dalam karyaku, atau membuat namamu sebagai laki-laki bajingan yang mengencani pelacur jalanan dalam sebuah cerita. Saat itulah aku merasa pembalasan dendamku padamu setimpal.”

Kurang lebih seperti itu kalimatnya. Dari sini aku sadar, ada sebuah cara pembalasan dendam yang akan memberikan kepuasan tersendiri tanpa melukai ataupun memarahi siapapun, termasuk seseorang yang menjengkelkan tersebut.

Saat aku menulis cerita ini, aku sedang dalam keadaan yang sangat tidak baik. Situasi hati dan kondisi akal yang tidak karuan membuat emosiku juga tak stabil. Ditambah lagi awal musim hujan yang datang sangat terlambat di penghujung tahun ini. Bagaimana tidak, semilir angin lengkap dengan rintikan yang bertahap, rintik demi serintik mulai membasahi ingatan dan kenangan. Seseorang dengan sengaja menghilang tanpa kabar dan tidak lagi menyapa padahal kita masih terikat dalam sebuah janji yang harus ditepati. 

Biasanya orang-orang menyebutkan hal ini sebagai dicampakkan. Tapi aku yang sudah terlanjur dibutakan rasa masih saja membela dan mengelak. Rasanya ingin marah, tapi tak berdaya. 

Kau tau rasanya ketika emosi sudah di ujung kepala ?

Sedangkan hati berusaha menenangkan agar aku tak terlalu membenci. 

Saat itulah tidak ada satupun yang mampu memenangkan. Tidak hati tidak pula akal.

Kemudian mulailah aku membuat skema sebuah kisah. Ini pun aku tidak perlu susah-susah memikirkan konflik. Aku meminjam permasalahan yang pernah ia alami di masa lalu, yang sempat ia ceritakan padaku di awal perkenalan. Tapi tidak seluruhnya aku ceritakan gamblang sesuai kenyataan. Aku hanya mengambil konflik secara garis besarnya saja. 

Menempatkan dia sebagai karakter yang sangat jahat adalah tujuanku, tapi ternyata hal ini tidak mudah. Entah dipengaruhi dengan rasa apa itu namanya, aku hanya mampu menempatkan ia hanya sebatas karakter yang bodoh, sangat bodoh bahkan. 

Kalian yang sudah membaca pasti akan tahu siapa yang aku maksud. Beberapa orang yang aku persilahkan lebih dulu membaca cerita ini sebelum dilaunching pun mengatakan hal serupa. Asik, sesuai dengan keinginanku.

Katanya sambil turut geram dengan karakter yang aku buat, jatuhlah pada kesimpulan bahwa dia adalah orang paling bodoh yang memang pantas dengan akhir cerita yang tidak menyenangkan. 

Sedangkan dari alur ceritanya sendiri, aku ingin menyampaikan sebuah pesan, bahwa sebuah keputusan yang benar sekalipun jika diinternalisasikan dengan cara yang tidak tepat, hanya akan menciptakan luka. Sebenarnya apa yang menjadi keputusan karakter utama dalam cerita ini adalah benar dengan segala pertimbangan dan pemikiran yang matang. Namun karena ketergesahannya sendirilah yang membuat dia memilih cara yang sangat kurang tepat sehingga menimbulkan kesan yang justru membuatnya terlihat seperti orang jahat. 

Di sisi lain, big thanks untuk Sheila on Seven atas lagunya yang berjudul “Dan” yang telah menemaniku selama menulis cerita ini. Lagu yang berhasil memantikkan emosiku menjadi semakin meruah saat merangkai kata demi kata dalam proses penulisan cerita ini.

Seorang sahabat juga mengatakan hal ini padaku “Cerita ini pasti berhasil membuat dia menyesal May”

Kataku “Tidak, aku tidak sedang ingin membuat siapapun menyesal. Aku sudah cukup puas bisa manamparnya dalam cerita ini. Dengan dan tanpa sepengetahuannya, kemarahan dan pembalasan dendamku sudah terbayar”

Para perempuan di balik Prelude
___

Dan untuk seseorang yang aku maksud, sadar atau tidak sadar, sesekali aku pernah sangat menyesal dengan menempatkanmu pada karakter jahat ini. Tapi di lain saat aku merasa menang sudah tidak mengutarakan kekecewaanku dengan cara yang biasa. Terkadang aku merasa bersalah telah mencurangimu, lebih-lebih tanpa sepengetahuanmu. Hanya karna sebuah emosi yang memuncak dan tidak mau memahamimu lebih, tanpa menyadari siapa aku, meminjam namamu dan berbuat semauku. 

Kamu memang pelupa rupanya, jangankan janji yang pernah kau bikin sendiri, tentang sebuah lagu yang pernah kaunyanyikan pun kau juga lupa. Sedangkan aku menjadikan itu sesuatu yang lebih. 

Sekarang aku hanya bisa senyum-senyum sendiri bila mengingat kembali semuanya dari awal. Atas kebodohanku pula, yang baru aku sadari juga, perasaan itu terlalu gegabah meracuni sekujur pikiranku. Bagaimana bisa aku tidak memahami kemanusiawian atas dirimu yang pelupa. Tapi tidak apa, setidaknya bila nanti, suatu hari lagi kamu sengaja atau tidak sengaja melupakan hal apapun itu, semoga menjadi biasa bagiku agar tidak terlalu menunggu kau menepatinya. Dan hanya karna sebuah kalimat yang kau ucap “Aku, kalau sudah janji tidak akan kuingkari”. Semoga dengan membaca ini kamu bisa menyadari.

Kamis, 08 November 2018

Hempaskan kusam hanya dengan sekali oles

Aku suka sebel deh klok berangkat kerja dengan bawaan yang banyak banget. Keperluan kantor dan survei lapangan yang banyak memenuhi tas, belum lagi keperluan pribadi semacam dompet dan tas make up. Sudah bawanya berat, tempat kerja yang jauh dari rumah juga sedikit banyak menguras tenaga di awal. Apalagi kerja lapangan mau gk mau kudu berkawan sama debu dan polusi. Belum lagi kulit wajahku termasuk jenis kulit yang oily. Sebel banget kan jadinya, apalagi pas siang, panas-panas, angin yang membawa serta debu dan polusi seenaknya saja menempel di wajah, sehingga membuat kulit wajah jadi kotor dan berminyak.

Sekedar berbagi pengalaman ya. Dengan kesebelanku yang tiap hari harus aku lalui, aku mulai mikir dan perhatian sama wajah. "Ini gk bisa dibiarin, mau jadi apa nih muka" geramku dalam hati. Selama ini aku emang sedikit menyepelekan yang namanya skin care. Lebih banyak cueknya dan menggunakan produk apa adanya. Jadinya sering dan banyak bermunculan jerawat.

Gk lama kemudian ada temen yang iseng nanya produk skincare yang aku gunakan. Ya aku bilang apa adanya, aku pakai pelembab, bedak, dan sesekali menggunakan cream powder yang biasanya berasa berat di wajah. Cukup menjengkal, untuk tampil maksimal dan demi melindungi kulit wajah dari sinar matahari langsung aku rasa adalah hal yang sangat ribet. Butuh beberapa produk untuk dimix dan diaplikasikan ke muka. Secara, lokasi kerja yang pindah-pindah, survei dari satu tempat ke tempat lain membuat wajahku harus mau terpapar sinar matahari setiap harinya. Belum lagi debu dan polusinya kan. Pikirku, aku harus cari produk baru yang lebih ringan dan cocok dengan keadaanku saat ini.

Alhasil, dari niat dan cari-cari di internet, bertemulah aku dengan sebuah akun instagram bernama Yukcoba.in. Akhirnya nih ya, aku scroll dari atas sampek ke beberapa line. Trus nemu tuh produk baru dari Fair & Lovely 2 in 1 powder cream. Wow, dari judulnya aja aku udah tertarik banget. Ini krim pencerah yang sekaligus bedak. Kebayangkan, aku berasa nemu titik terang dari permasalahan kulit wajahku selama ini. Aku cobain tuh akhirnya, ikuti semua tata cara yang ada.

Dan beruntungnya aku dapat kesempatan untuk mereview produk Fair & Lovely ini. Jadi, setelah paketan nyampek di rumah, tepatnya waktu aku pulang kerja, tetiba aja orang rumah nyodorin paketan yang di situ tertulis namaku sebagai penerima paketan. Tanpa menunda lama, langsung aku buka paketan tersebut, dan ternyata itu adalah Fair & Lovely 2 in 1 powder cream dari yukcoba.in. Kemasan yang menarik dengan dibalut kain satin berwarna pink membalut cantik dua produk Fair & Lovely 2 - 1 powder cream kemasan 20 gram dan 40 gram. Dalam hati sudah gk sabar menanti hari esok untuk segera nyobain nih produk.

Besok paginya langsung tuh aku cobain Fair & Lovelynya. Kemasannya yang unik dan simple membuatnya mudah dibawa ke mana-mana, masuk tas pun tak memakan banyak tempat. Plusnya juga ini sudah termasuk bedak, jadi aku gk perlu repot-repot lagi dengan tas makeupku yang sebelumnya dirasa memberatkan. Teksturnya yang lembut terasa halus saat diaplikasikan ke wajah. Tidak terlalu keras sehingga mudah diratakan ke seluruh bagian muka. Dan yang paling aku suka nih ya creamnya lembut dan ringan sekali di kulit. Jadi berasa lebih PD dengan cream yang tidak terlalu mencolok di muka.

Seperti biasanya, pekerjaan yang lebih banyak menghabiskan waktu di jalanan membuat kulit wajah kusam oleh debu dan polusi telah menghantui di ujung pagi. Tapi tidak kali ini, entah ya, kepercayaan diri menambah ketika memakai krim Fair & Lovely ini. Merasa aman karena kuliat wajah sudah terlindungi. Setengah perjalanan berlalu, biasanya nih ya kalok udah siang aku cuci muka dan kembali harus repot-repot mengoleskan ulang berbagai macam skincare ke muka agar tetap terlihat cerah. Tapi herannya pas aku ngaca, muka yang biasanya berasa kotor banget, lusuh dan kusam, kali ini tidak terlalu. Bahkan minyak di wajahku berkurang dan tidak terlalu banyak bermunculan di permukaan. Dan yang aku suka banget nih kulitku jadi lebih halus meski sudah melalui beberapa jam di jalanan.

Di hari pertama saja aku sudah merasakan perbedaannya. Lanjut ke hari-hari berikutnya berasa lebih ceria. Kemasan 20 gram yang mungil selalu menemaniku ke mana pun aku pergi. Kalaupun dirasa sudah memudar krimnya, aku tinggal menambahkan sedikit olesan powder cream ini tanpa repot lagi menambahkan bedak dan produk lainnya. Sangat memudahkan sekali bagiku yang sebagai pekerja lapangan yang harus berpindah dari proyek satu ke proyek lainnya.

Rekomended banget produk ini buat kalian yang pengen tetep terlihat cerah tanpa ribet. Sudah aku jelaskan juga di atas, bahwa, dengan kemasan yang unik dan imut ini memudahkan kamu juga untuk membawanya ke mana-mana tanpa makan banyak tempat di tas kalian. Krimnya yang lembut sangat ramah di kulit. So, buruan cobain nih produk, Fair & Lovely 2 - 1 powder cream yang ramah sekali, agar kulitmu terlindungi dan lebih cerah tanpa ribet. Ingat ya, tanpa ribet dan tanpa menambahkan lagi bedak.

Sekian review dari aku, semoga memberi informasi yang bermanfaat ya ..

Selasa, 18 April 2017

PERLU AKSI UNTUK BUKTIKAN FEMINISME

Refleksi Pasca Nobar Film “Kartini”

Film ini menjelaskan tentang kesadaran gender dan kebebasan berfikir. Seorang putri keturunan bangsawan yang diharuskan hidup dengan budaya dan tradisi yang mengekang perempuan untuk tak berbuat lebih dari yang dia bisa. Menuruti adat dan kebiasaan, bahwa tugas perempuan tak lebih dari mengurus rumah. Tapi, kesadaran itu muncul bagi seorang Kartini (diperankan Dian Sastrowardoyo) dan kedua saudaranya, yakni Kartina (diperankan Ayushita) dan Roekmini (diperankan Acha Septriasa). Mereka bersama berusaha mendobrak pemikiran kuno tersebut, tentang perempuan yang perlu dan wajib mengecam pendidikan, tentang kebebasan berpendapat, dan tentang kesetaraan gender.

Yang menarik lagi dari film ini adalah, dijelaskan di dalamnya mengenai sebuah ayat Al-Qur'an oleh seorang ulama’ tersohor yakni Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang (lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sholeh Darat) yang kemudian menjadi pelopor penerjemah Al-Qur'an. Beliau adalah guru para ulama besar di indonesia diantaranya: KH. A.Dahlan (pendiri muhamadiyah) KH. Hasyim Asyari (pendiri Nahdlatul Ulama NU). Ayat Al-Qur;an yang dimaksud adalah surat Al-Fatihah, yang mana maknanya belum diketahui sama sekali oleh Kartini. Setelah mendengarkan pengajian yang disampaikan Kyai Sholeh tersebut, Kartini menjadi tertarik untuk mempelajari makna Al-Qur’an dengan bahasa jawa yang selama ini dilarang. Dengan begitu ia sadar akan sesuatu yang selama ini dilarang adalah tidak baik dan menjadi ancaman bagi bangsa sendiri, yakni mengenai kitab suci yang dibaca namun tak diketahui maknanya. Secara tidak langsung pada saat itu Kartini sudah jadi sekuler dan penganut Feminisme.

Selain itu juga tentang ayat yang pertama kali diturunkan ke bumi, yakni  "Iqro' bismirobbikalladzi Kholaq" yang artinya "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan". Dari ayat ini kita diperintahkan untuk membaca, tidak hanya sebatas membaca tulisan, tetapi juga membaca hal lain, seperti membaca situasi, membaca kondisi lingkungan, membaca keadaan masyarakat, dan membaca yang lain, dalam artian kita sebagai manusia berakal dituntut untuk peka terhadap permasalahan sosial dan peduli sesama. Dalam ayat tersebut tidak disebutkan bahwa yang diperintahkan untuk membaca tidak hanya berlaku bagi kaum laki-laki, tapi semua, baik itu bagi perempuan, kaya ataupun miskin. Yang kemudian ayat ini menjadi motivasi Kartini dalam memperjuangakan feminisme. Dari sini kita mengetahui bahwa peran tidak diklasifikasikan berdasarkan gender, melainkan semua setara dan berhak atas pendidikan, kehidupan dan kebebasan berfikir.

Yang perlu kita sadari adalah bahwa perjuangan di masa lampau adalah bentuk kepedulian para tokoh pejuang terdahulu untuk memberikan kehidupan yang setara baik di kehidupan masa lampau, juga bagi kita di masa sekarang. Sebagai generasi penerus, kita dituntut untuk melek sejarah dan membuktikan bahwa perjuangan feminis yang telah dilakukan sebelumnya tidak akan sia-sia di masa sekarang. Terutama bagi perempuan Indonesia. Kita memang perlu patuh dan menjaga tradisi, tapi kita harus lebih bebas dalam berfikir dan menentukan sikap, seperti dalam hal menghadapi globalisasi, medernisasi dan segala macam perubahan dunia, baik dalam dunia pendidikan maupun dalam menghadapi revolusi teknologi, khususnya media komunikasi dan informasi yang semakin hari semakin canggih. Banyak efek yang termaksud di dalamnya, baik itu efek negatif atau efek positif. Selain itu, pemanfaatan yang baik atas perubahan tersebut juga perlu dilakukan, sebagai bukti bahwa feminisme ataupun kesetaraan gender itu memang pantas diperjuangkan.

Kita, Kartini modern itu ditunggu aksinya, buktinya dan ensesinya. Perjuangan Feminisme sudah usai. Bukan lagi tentang berkobar menegakkan kesetaraan, tapi waktunya mempertahankan dan mmemperkokoh kesetaraan tersebut, biar tak jadi sia-sia, lalu mati begitu saja, kemudian kembali ke penindasan semula, dan kita tak lebih dari sekedar generasi payah. Maka, jadilah Kartini yang tangguh terhadap segala hal, dalam semua kondisi, dan segala macam perubahan. Karena sesungguhnya telah terwarisi darah Kartini bagi diri kita, perempuan Indonesia.

Jumat, 14 April 2017

Sebagian Kecil Kesan Al-Qur'an


            03 September 2013

Hari keduaku duduk dibangku perkuliahan. Masih ada rasa deg-deg an untuk masuk ke gedung yang kutempati untuk kuliah. Setelah melewati kuliah pertama dihari sebelumnya, belum cukup bagiku untuk beradaptasi. Bahkan masih belum banyak teman kelas yang kukenal. Mungkin hanya beberapa saja. Jangankan dosen, terkadang aku juga masih lupa nama teman sekelas.
            Setiap pagi-pagi sekali, peraturan dan jadwal mengharuskanku untuk berangkat. Banyak tetangga yang bertanya “lhooh … kuliahmu kok pagi-pagi sekali ?”. hampir juga aku capek menjawabnya, mungkin karna sangking banyaknya yang bertanya. Jawaban yang singkat kuutarakan “iya… jadwalnya masuk pagi…J” tanpa banyak komentar mereka pun mengiyakan. Nggak mungkin juga kalau mereka protes, toh mereka hanya sebatas tetangga. Hehe
            Setelah mengikuti kelas intensive bahasa inggris pada hari selasa, aku mengikuti mata kuliah pengantar ilmu komunikasi. Cukup menegangkan bagiku, meski hanya diisi dengan perkenalan dan pendahuluan saja. Setelah kurang lebih satu jam, kita keluar dari kelas. Dan tak lama kemudian adzan dhuhur berkumandang, aku pun segera beranjak dari tempat duduk dan bergegas kemasjid bersama beberapa teman-temanku.
            Masih sangat cangung yang aku rasakan. Bahkan sesama teman juga masih belum akrab banget. Usai menunaikan sholat, kita langsung bergegas ke kelas, karna 10 menit lagi akan dimulai. Langkah kaki yang santai tapi cukup melelahkan untuk berjalan dari masjid, lebih lelahnya lagi aku harus menaiki beberapa anak tangga untuk sampai dilantai 4. Ruang kelas yang akan kita pakai pelajaran saat itu. Lebih tepatnya diruang R.Kom 6 lantai 4. Sangat melelahkan bagiku yang belum terbiasa menaiki tangga sebanyak itu. Huuuft …
            Tepat pukul 12.30 wib dosen yang akan mengajar memasuki kelas. Seorang dosen perempuan yang kelihatan sudah berilmu sekali. Sempat terpesona melihat beliau. Hehe… Beliau pun memulai pelajaran dengan salam. Setelah beberapa penjelasan, ternyata beliau (bu Ely Mufidah) bukanlah dosen yang sesungguhnya. Melainkan beliau asisten dosen yang menggantikan dosen yang sesungguhnya untuk beberapa waktu, dikarnakan beliau (Prof. Dr. KH. Muhammad Ali Aziz, M..Ag) masih ada kepentingan lain.
            Mendengar nama Prof Ali dengan title Profnya itu membuat aku terkejut. Sepertinya harus bilang WOW. Kali ini aku diajar oleh seorang profesor. Selama ini aku hanya mendengar title tersebut ditelevisi rumah atau dibuku-buku bacaan, tapi kali ini aku di didik langsung oleh seorang profesor. Hehe … Ada sedikit rasa penasaran juga pertanyaan gimana seh orang yang sudah menjadi profesor itu. Sayangnya beliau tidak dapat hadir siang ini. Tapi tetap WOW dengan sesuatu yang terjadi selanjutnya.
            Beberapa kalimat bu Ely menjelaskan tentang keutamaan Al-Qur’an. Karna memang itu mata kuliah kali ini. Sungguh WOW banget dech. Sedikit penjelasan tapi sangat menusuk hati.
“Al-Qur’an itu lebih hebat indahnya ketimbang samudra yang begitu luas. Semakin dalam diselami, akan semakin indah pemandangan yang akan ditemukan didasar laut. Terumbu karang yang begitu cantik itu hanya sebagian kecil perumpamaan hebatnya Al-Qur’an. Subhanallah … patut berbanggalah kita sebagai orang muslim yang memiliki kitab suci Al-Qur’an”. Begitulah kalimat beliau yang menumbuhnkan semangat kita untuk lebih tau lagi isi-isi tentang kehebatan Al-Qur’an melalui mata kuliah Study Qur’an kali ini.
Selanjutnya kita semua membuat kontrak belajar selama kuliah berlangsung. Ada beberapa peraturan yang harus kita patuhi salama mata kuliah Study Qur’an. Beberapa diantaranya yaitu :
1)     Keterlambatan kuliah maksimal 10 menit. Lebih dari itu dianggap absen.
2)     Selama kuliah HP harus off, kecuali ada kepentingan dan pemberitahuan sebelumnya.
3)     Berpakaian sopan, rapi, bersih, bersepatu, dan tidak berkaos
4)     Maksimal absen dengan alasan apapun : 3 kali
Mendengarnya saja sudah amazing banget. Selama ini yang kutahu tentang kuliah bagi mahasiswa itu bisa masuk kelas dan tetap absen meski telat. Kok kali ini berbeda. Ada peraturan tersendiri. Yah … ku anggap sebagai proses pembiasaan hidup disiplin. Toh aku sudah biasa dengan hal tersebut selama tinggal dipondok pesantren.
Huuuft …. Yang lebih We Oo We lagi yaitu TUGAS. Harus bilang WOW lagi nih … hahaha. Barusan aja masuk kelas, perkenalan, pendahuluan, kontrak belajar, dan sekarang udah nerima tugas … dieng …
Kita semua dibagiin kertas yang tak kuketahui isinya, setelah kertas itu kuterima ditangan, kubaca tapi tak ku pahami. Memang disitu tertulis namaku dan topik, tapi belum kupahami perintah tersebut.
Kemudian bu Ely menjelaskan maksut kertas tersebut. Rasanya mau teriak seusai mendengar perintah TUGAS “MAKALAH” yang WOW banget. Tugas yang menurutku lebih sulit dari tugas yang kuterima dihari sebelumnya pada mata kuliah pengantar study islam. Tugas sebelumnya masih bersifat kelompok, jadi aku masih bisa bertanya pada anggota kelompokku. Tapi kali ini TUGAS INDIVIDU yang membuat ku agak shock. Sport jantung dech dengarnya. Lebay…
Disekolahku dulu juga belum pernah dapat tugas MAKALAH yang bersifat individu. Jadi ini baru yang pertama kali aku akan mengerjakan tugas sendiri. Huuuft okelah … yakin pasti bisa. Bujukku dalam hati. “Aku bisa kuliah kenapa aku nggak bisa ngerjain makalah …” berusaha meyakinkan diri.
Bukan hanya itu yang membuatku shock. Beberapa ketentuan tugas juga membuatku tak bernafas tenang minggu ini. Minggu pertama masuk kuliah dengan tugas yang sudah menumpuk. Kayak jemuran yang belum dilipat saja hahaha… Huuuft banget…
Beberapa ketentuan tugasnya yang membuatku sport jantung :
1)     Makalah dicetak menjadi buku ukuran separuh A4.
2)     Buku pengambilan (Referensi) minimal 6 buku.
3)     Setiap kutipan diberi in-note.
4)     Tugas dikirim melalui E-mail paling lambat 6 hari setelahnya.
5)     Presentasi dikelas menggunakan power point dengan membawa notebook sendiri.
6)     Resiko keterlambatan dari waktu-waktu yang telah ditentukan berupa pengurangan 10 nilai dari angka nilai 1-100 untuk setiap hari keterlambatan.
7)     Ketentuan power point minimal 15 slide
8)     Dan masih banyak lagi.
Ya ya ya … cukup menegangkan meski hanya membacanya. Yang lebih parahnya lagi about power point. Hanya sedikit yang kutahui tentang itu. Bahkan sebelumnya aku belum pernah mengerjakan tugas dengan power point. Tantangan baru bagiku. Hemmmm …
Kudapati namaku pada urutan ke 4 dengan dua topik, yaitu penurunan wahyu dan whyu pertama dan wahyu terakhir. Alhamdulillah … judul yang lumayan mudah bagiku. Sebelumnya aku telah mempelajarinya. Yang tak kalah WOWnya juga, aku maju presentasi pada hari pertama dengan urutan ke2. Haduuuuuhh … presentasi ya … aku harus berbicara sendiri didepan kelas. Ini yang baru dengan kata SENDIRI …
Masih belum terbayang olehku bagaimana sibuknya aku minggu ini dengan tugas yang cukup memudahkan ini (kebalikannya J). Tau dech …
Apakah ini dosen yang menggantikan pak Surrachman guruku sewaktu MA dengan sebutan the killer, aaahhh takuuut … mungkinkah prof Ali dosen yang killer. Bisa jadi, fikirku waktu itu … J. Dengan memberikan peraturan yang begitu ketat. Pasti beliau orang yang sangat disiplin. Cari bantuan kemana nich aku buat ngajarin power point…? Pertanyaan yang membuatku agak berfikir keras.
“Oia anak-anak… bagi yang materinya mencantumkan ayat-ayat Al-Qur’an pada power pointnya juga  harus disertai dengan bunyi ya .. !!!”. Kalimat perintah tambahan yang diberikan. Rasanya seperti tertuju kepadaku. Padahal semuanya juga berexpresi sama denganku, may be… Tambah lagi nich tugasku. Sesuai materiku pasti mencantumkan ayat-ayat Al-Qur’an, dan ahhh …… pusiiiiiing …
Tambahan lagi dari beliau “Jangan khawatir, kalian pasti bisa mengerjakannya kok… ini looh mudah, kalian kan mahasiswa yang hebat-hebat…” support bu Ely pada kami. Serentak berucap “Amiiiin …”. Sedikit membantu dan meyakinkanku bahwa aku harus bisa.
Tak terasa jam kuliah pun telah usai dan waktunya berpisah untuk memulai kesibukan dengan berperan jadi kutu buku. Hehe… Salam pun terucap kembali untuk mengakhiri pertemuan pertama kali ini. Sungguh amazing, TUGAS berhasil membuatku berfikir keras, kapan lagi coba kayak gini. Enjoy aja seh …. Tapi jadi beban juga … L
Waktunya pulang. Langkah kaki menuju rumah agak berat. Mungkin tugas juga yang menarik-narik kakiku hahaha … lebay banget. Sampai rumah aku belum juga bernafas lega. Masih terfikir dibenakku tentang buku apa yang akan aku jadikan referensi. Sedangkan aku sendiri tak punya buku bacaan. Urusan besok, hari ini aku pengen tidur nyenyak dulu. Baru besok akan kumulai jadi orang sibuk.
Malam semakin larut, mataku sudah terpejam tapi fikiranku masih beraktivitas. Hingga terbawa oleh mimpi, kejadian yang WOW siang ini terulang kembali dalam mimpi. Seketika itu aku langsung terbangun dan ternyata… jarum jam telah menunjukkan angka 04.20 wib. Waktunya adzan shubuh… haaahh … yang lebih mengagetkan aku lagi. Terasa begitu cepat malam berlalu. Padahal baru saja aku bisa tertidur, kenapa sudah shubuh siiih …. Menyebalkan… L
Pagi ini memaksaku membuka mata. Kembali beraktivitas seperti biasanya. Mandi, sholat, dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Aktivitas baru dipagi hari yang rutin kulakukan setelah aku diterima di Institut Agama Islam Negri Sunan Ampel. Memasuki gerbang IAIN kembali mengingatkan pada tugas study Qur’an… ah segitunya yah…
Seusai kelas intensive berlangsung, aku turut bergabung sama teman-teman sekelas yang sedang duduk asyik di depan gedung FDIK. Ternyata mereka juga sedang kebingungan mencari buku referensi. Secara kita dikejar waku yang begitu singkat, hanya dengan 6 hari saja tugas itu harus sudah terkumpul secara langsung dan e-mail.
Satu ide yang dimunculkan oleh salah satu temanku. “Kita ke perpus yuuk … !!!” ajaknya untuk mencari buku diperpus. Secara perpus juga tempatnya tumpukan buku. Oke… ayoo. Tapi ada beberapa yang tidak setuju. Mereka lebih memilih mencari sendiri. Yaa okelah tak masalah… kita tetap berangkat dengan orang-orang yang mau aja.
Ketika sampai perpus, ternyata diantara kita belum ada yang punya kartu anggota perpustakaan. Sedikit mengulur dan menyita waktu untuk mencari buku karna mendaftar anggota. Secara bergantian kita mendaftar sebagai anggota perpustakaan untuk bisa meminjam buku.
Setelah pendaftaran kita dipersilahkan untuk masuk dan menikmati fasilitas yang tersedia. Semuanya berpencar. Mencari buku sesuai temanya masing-masing. Begitu juga dengan diriku. Aku baca buku diperpus, bisa dibilang WOW lagi nih … hahahaha
Agak ribet dan lumayan rumit ternyata. Harus membuka daftar isi setiap buku untuk menemukan yang sesuai dengan topik tugasku. Tiba-tiba saja dering sms handphoneku berbunyi. Satu pesan dari teman MA ku “Lagi dimana may …?” isi pesan yang dikirim oleh Nesha. Teman MA yang kini kuliah di Universitas Airlangga.
Tak perlu nunggu lama, aku pun segera membalas sms itu “aku lagi di perpus Nesh …” Langsung ku kunci dan kumasukkan saku. Tak lama kemudian sms balasan dari Nesha menyembunyikan nada deringku untuk yang kedua kalinya. Kubuka dan kubaca “ngapain may …?” lagi-lagi pertanyaan. “Lagi ngeksis pinter Nesh di perpus … haha…” jawabku.
Kriiik kriiik kriiik, meski rame yang namanya perpus akan tetap sepi. Memang ini area tanpa suara. Bebrapa buku telah tegenggam ditangan. Buku yang tak biasa kupegang, yang ketebalan lembarannya mencapai lebih dari 300an. Kucari tempat duduk yang kurasa nyaman. Dan kutemukan juga diujung ruangan perpustakaan yang penuh dengan buku ini.
Ku balik kover buku yang berjudul Studi Ilmu-ilmu Qur’an karangan Drs Mudzakir AS. Kutemukan bab yang sesuai dengan judul materiku di halaman daftar isi. Segera kuberi tanda dan akan ku pinjam buku tersebut. Begitu juga dengan buku yang lain. Alhamdulillah bab yang jadi pembahasanku lumayan memudahkan. Tapi bagiku masih tetap tak boleh meremehkan karna power point ku masih belum tau bagaimana nasibnya. Apalagi tentang mengisi suara suara. Ribet banget.
Kutemukan empat buku telah tergenggam ditangan. Dan kutemukan bab pembahasan materiku juga terdapat lengkap dalam keempat buku itu. Kutengok teman-temanku yang lain. “Sudah tha rek kalian … ??” tanyaku pada mereka yang terlihat begitu sibuk dengan pemburuan buku mereka masing-masing. Ternyata suaraku terlalu pelan untuk sampai kepada mereka yang tempatnya berjauhan. Ku ulangi pertanyaanku dengan menghampiri salah satu diantara mereka. Jawaban salah satu diantara mereka menyatakan sudah. Namun tak terlihat mengenakkan pada temanku yang lain, ternyata dia belum menemukan bab yang menjadi pembahasannya. Akhirnya kita pun membantu untuk mencarikan buku yang sesuai dengan judul pembahasan temanku.
Tapi, nihil… memang tak ditemukan buku yang membahasa bab yang jadi tugas temanku. Karna kita mulai lelah, kita pun memutuskan untuk mengakhiri pemburuan kita kali ini, dan berniat untuk melanjutkan kembali pemburuan esok hari… J Sesuatu yang tak disangka juga, telah kudapatkan empat buku. Tapi saat ditempat peminjaman, mbak yang menjaga tempat peminjaman memberitahukan bahwa batas meminjam maksimal dua buku. Nafas legaku tak jadi keluar dengan leluasa. Tersendat ditengah-tengah kerongkongan. Kenapa harus begini ? padahal kan aku sudah dapat empat dan hanya kurang dua lagi sudah memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Dengan sangat terpaksa pun aku hanya meminjam dua buku yang menurutku pembahasannya sangat berhubungan dengan bab yang menjadi pembahasanku. Huuuuft … berarti kejadian ini secara tidak lengsung menyuruhku untuk tak hanya sekali saja berkunjung keperpustakaan. Ya sudahlah ..
Saat kukembalikan buku yang tak jadi kupinjam, tiba-tiba saja teman yang belum dapat buku tadi memintaku untuk memberikan buku yang kubawa kepadanya. Dia buka halaman yang menulis tentang keseluruhan daftar isi. Agaknya tersenyum-senyum sendiri, tak lama kemudian dia berteriak “yessss …” yang lumayan mengagetkan kita yang ada diperpustakaan. “Kenapa emang …?” tanyaku padanya yang jadi HERI (heboh sendiri)siang itu. Dan jawaban yang membuat kita juga turut tersenyum lega dilontarkannya “Di buku ini ada bab yang membahasa tentang tugasku…”. Syukurlah.. jadi tak ada yang pulang dengan tangan kosong, meskipun hanya dua buku, itu sudah sangat membantu dan mengurangi beban.
Setelah itu kita pulang kerumah masing-masing. Hari ini ada yang berbeda denganku, begitu juga dengan keadaan kamarku. Aku kumpulkan semua buku-buku yang aku perlukakan dalam menulis MAKALAH pertamaku. Tak hanya satu atau dua buku. Tapi entahlah. Aku juga menyiapkan buku bahasa Indonesia MA ku dulu. Mungkin didalamnya terdapat tata cara menulis makalah yang benar. Ternyata tak sia-sia, ada juga catatanku dulu sewaktu MA yang membahas tentang penulisan makalah.
Sedikit tak beraturan, kertas berserahkan dimana-mana. Hahaha… jadi orang sibuk juga aku. Kuawali dengan membuat kover depan makalah. Dan lanjut ke kata pengantar, huuuft ada sedikit kesulitan nih. Aku belum faham pembuatan kata pengantar. Tanpa menunggu lama, aku pun segera membuka dan membaca kata pengantar yang ada disalah satu buku yang menjadi bahan referensiku.
Butuh waktu kurang lebih 10 menit untuk memahami isi kata pengantar. Alhamdulillah lumayan faham, dan kumulai mengetik kata perkata di lembar kedua sebagai kata pengantar sehingga menjadi beberapa paragraph yang memenuhi page 2.
Menghilangkan jenuh akan tugas yang tak kunjung usai, ku buka akun pribadi facebookku. Lumayan untuk menghibur sejenak pikiran yang sudah mulai ruwet dengan tugas-tugas diminggu pertama masuk kuliah dengan title mahasiswa. “Up date status” sudah pasti akan kulakukan malam ini. Terus berkelana di dunia MAYA, melanglang bebas. Hingga obrolanku dengan salah satu kakak senior yang juga sama jurusannya denganku terjadi. His name is Fahry. Hemmm… sedikit banyak aku tanya-tanya seputar ilmu komunikasi. Ehh… orangnya malah tanya udah dapat tugas apa saja. Ea sekalian aku jelasin kesulitanku dalam mengerjakan tugas Study Qur’an. Informasi yang dibagikan oleh kak Fahry ea lumayan membantu, apalagi tentang power point.
Tapi, meski dijelaskan sedetail mungkin tentang Power Point lewat chat, tetap saja aku belum faham sepenuhnya. Akhirnya kita membuat janji untuk bertemu besok. Untuk lebih memahami lagi tentang Power Point.
Dan ku akhiri kelanaku didunia MAYA. Kututup akun facebookku dan kembali melanjutkan pada tugas yang jadi kewajibanku. Mungkinkah selesai malam ini ??? inginku dalam hati. J
“BAB I PEMBAHASAN” mulai puyeng … buku-buku yang kujadikan referensi telah kubaca sebelumnya dan juga telah kuberi tanda bagian mana saja yang akan aku cantumkan pada makalahku. Tapi cukup ribet juga, aku harus menggolongkan dan menentukan bagian-bagian pembahasan sesuai urutan dari berbagai buku. Belum sampai larut malam hasil ketikanku masih 4 lembar. Tapi rasanya mataku sudah tak mampu lagi untuk bertahan menyangga kelopak mata untuk tetap terjaga dari kesadranku. Meski jarum jam masih berhenti diangka sepuluh, tapi aku sudah tak tahan lagi untuk segera memeluk gulingku yang telah melambai-lambai untuk mengajakku tidur sedari tadi.
Dan akhirnya … ZzZzzzzz…. Tergeletak tak sadarkan diri tanpa mematikan layar laptop yang tetap menyala hingga pagi.
Kembali beraktifitas sesaat matahari memaksaku membuka mata untuk menyambut dunia. Kembali juga berangkat kekampus yang menjadi pelabuhanku untuk menimbah ilmu. Tak lupa selalu kubawa kemana-mana buku Studi Qur’an untuk lebih memahami bab yang jadi tugasku. Tersisa waktu lima hari untuk menyelesaikan tugas. Tak bisa dibiarrkan, tak boleh juga hanya diam. Terus mencari dan mencari. Berkali-kali harus keluar masuk perpustakaan. Akhirnya buku sudah terkumpul sebanyak 6 buku. Itu sudah cukup memenuhi syarat ketentuan tugas.
Janji yang kubuat semalam pun terjadi, meski agak molor satu jam. Ooouw … ya lumayan sekali pelajaran yang kudapat dari kak Fahry. Sedikit banyak tentang power point. Meski hanya dasar, seenggaknya sudak mencapai standart dan bisa dipakai untuk presentasi nantinya.
Sepertinya mulai minggu ini aku harus melepaskan remote televisi yang selama ini aku kuasai dirumah. Aku harus rela kehilangan satu hobby yang dulu tak bisa kutinggalkan setiap hari. Tiada hari tanpa melihat televisi, tapi itu dulu sebelum minggu ini terjadi. Dan tidak untuk saat ini. Huuuuft …. Selamat tinggal televisi L. Mungkin jadi kebanggan tersendiri bagi adik-adikku sekarang, mereka bisa mengambil alih kekuasaan televisi dirumah… hahaha. Memang setiap hari kita selalu berebut remote televisi dirumah. Dan mulai saat ini tak akan lagi, sepertinya…
Jum’at, 06 september 2013. Pagi siang sore malam terus lembur dengan layar laptop yang tetap menyala. Dan akhirnya, Yessss… tugasku tinggal sedikit lagi selesai. Tinggal edi-edit dan kesimpulan.

"Fireflies"


You would not believe your eyes
If ten million fireflies
Lit up the world as I fell asleep
'Cause they'd fill the open air
And leave tear drops everywhere
You'd think me rude
But I would just stand and stare

I'd like to make myself believe
That planet Earth turns slowly
It's hard to say that I'd rather stay awake when I'm asleep
'Cause everything is never as it seems

'Cause I'd get a thousand hugs
From ten thousand lightning bugs
As they tried to teach me how to dance
A foxtrot above my head
A sock hop beneath my bed
The disco ball is just hanging by a thread
(Thread, thread...)

I'd like to make myself believe
That planet Earth turns slowly
It's hard to say that I'd rather stay awake when I'm asleep
'Cause everything is never as it seems
(When I fall asleep)

Leave my door open just a crack
(Please take me away from here)
'Cause I feel like such an insomniac
(Please take me away from here)
Why do I tire of counting sheep?
(Please take me away from here)
When I'm far too tired to fall asleep
(Ha-ha)

To ten million fireflies
I'm weird 'cause I hate goodbyes
I got misty eyes as they said farewell
(Said farewell)
But I'll know where several are
If my dreams get real bizarre
'Cause I saved a few and I keep them in a jar
(Jar, jar, jar...)

Lirik salah satu lagu dari OWL CITY yang selalu menemaniku dikala mengerjakan tugas ini. Salah satu dari daftar lagu favoritku juga J. Terkadang aku juga ikut bernyanyi saat aku mengetik. Menjadi sebuah catatan penting dalam sejarah hidupku. Kali ini aku sudah bisa mengerjakan yang namanya makalah secara individu. Hehehe maklum sebelumnya belum pernah, apalagi makalah yang begitu WOW banget. 
Mengingat  ucapan bu Ely saat pertama kali menyampaikan tugas ini. “Tugas dari Prof. Ali akan terasa susah diawal pertemuan, namun diakhirnya nanti kalian akan terasa ringan”. Membuat semangatku kembali lagi untuk segera menyelesaikan tugas ini, dan berharap apa yang dikatakan bu Ely itu benar. Berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Berharap juga akan nyantae di akhirnya nanti.
Sangking semangatnya, aku bertekad untuk menyelesaikan makalah ini malam ini juga. Hingga larut malam pun aku turuti. Mumpung hari esok libur untuk masuk kuliah. Sepiiii…. Tak ada yang hidup malam ini, semuanya sudah terlelap dalam tidurnya masing-masing. Hanya terdengar detik-detik jarum jam yang menemani kesendirianku malam ini.
Tepat pukul 00.00 aku melihat jam dinding dikamarku. Sepertinya sudah terlarut malam sekali. Sebenarnya aku masih ingin melanjutkan tugasku, tapi keadaan yang membujukku untuk segera menyudahinya. Tak ada seorang pun yang bangun. Kesepian ini membuatku merinding. Ku tengak-tengok keseluruh sudut ruangan. Sepertinya aku sendiri, tapi perasaanku berkata lain. Hemmm… aku mulai takut.
Ditambah lagi suara yang mengagetkanku seketika. Suara mangga dari pohon depan rumah yang jatuh diatas genting rumahku. Sungguh mengagetkanku dan membuatku semakin merinding. Buru-buru ku save as tugasku dan mematikan laptop. Segera membaringkan badanku diatas tempat tidur.
Berusaha memejamkan mata, tapi tak bisa. Kenapa ya … ? jadi takut sendiri. Hingga pukul 00.01 aku belum juga bisa tidur. Rasa takutku sudah mulai berkurang tapi kini yang kurasa begitu lelah. Daritadi membaringkan badan dan berusaha memejamkan mata tapi juga belum bisa untuk tidur. Akhirnya aku memberanikan diri untuk pergi kekamar mandi untuk mengambil air wudlu dan melakukan sholat sunnah tahajjud, berharap bisa tertidur setelah melaksanakan tidur.Ternyata benar, aku merasa lebih tenang dan bisa tidur dengan lelap.
Hingga sang fajar kembali membangunkanku untuk melakukan sholat subuh. Kembali membuka mata untuk menyambut hari ini. Tapi seusai melakukan sholat subuh, sepertinya mataku masih belum bisa terbuka 100%, dan aku melanjutkan tidurku. Hehehe…
Jam 08.00 aku barusan bangun dari tidur. Dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun pagi ini aku tak membuka laptop samasekali. Lagaknya aku mulai bosan mengetik, hehe… Ditengah pekerjaanku membantu orang tua, tiba-tiba handphoneku berbunyi dengan nada dering sms. Aku membukanya dan ternyata itu sms dari teman MA ku dulu. “May, besok kamu ada acara nggak ?” pesan singkat dari Ainur, teman MA ku. “Nggak ada nur .. kenapa ?” balasku juga melalui via sms.
“Main yuuk besok … ?” ajaknya untuk bermain besok minggu. “Okey …” aku pun mengiyakan ajakan itu. Aku rasa, aku butuh hiburan setelah satu minggu dibuat pusing dengan tugas dari Prof Ali dan Bu Ely. Hahaha … lebay … Akhirnya malamnya aku bertekad untuk menyelesaikan power point yang belum aku kerjakan sama sekali. Biar besoknya aku bisa main tanpa kepikiran dengan yang namanya tugas kuliah.
Ea sebisaku dech jadinya. Pertama aku ketik dulu semua yang akan aku presentasikan besok. Sesuai dengan yang diperintahkan bu Ely, “Sebaiknya yang ditampilkan di power point yang singkat saja, karna memang power point hanya menampilkan point-pointnya saja kan …!” Okelah kalok begitu, hanya sebagian yang penting-penting saja yang aku cantumkan. Begitu juga ayat-ayat Al-Qur’an, aku hanya mencantumkan yang paling penting saja. Sedangkan yang lainnya cukup di makalah saja … J
Kemudian saat mengedit aku hanya memilih design-desaign yang sederhana saja, L ea memang karna aku masih belum bisa. Belum terlarut malam, ternyata power pointku sudah kelar. Huuuhft ternyata lebih mudahan mengerjakan power point ya daripada makalahnya. Padahal kemaren yang paling aku khawatirkan itu kalau aku nggak bisa ngerjakan power pointnya. J
Tinggal save dan close tab document. Yang kulakukan selanjutnya yaitu tak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Membuka akun facebook, saatnya update status “Alhamdulillah… akhirnya kelar juga tugas pertamaku yang sungguh menegangkan ini … thanks God … J
Berkelana didunia MAYA, karna memang ini dunia yang sesuai dengan namaku. J Malam ini aku bisa tidur nyenyak tanpa kefikiran tugas lagi dech. Tiba-tiba ajah satu masalah yang membuatku berfikir lagi. Ini bukan tentang isi tugasku, tapi bagaimana caranya ngeprint dengan bentuk buku. Rasanya pengen teriak lagi dech, haduuh kenapa harus dicetak buku seh… kan aku nggak bisa ngaturnya ini … Besok dech aku fikirkan lagi, sekarang aku tidur dulu. Sudah ngantuk juga nich setelah lama asyik dengan facebook.
Nulis kalimat apa lagi ya untuk menggambarkan suasana pagi ? hemmm… “Jika memang tersimpan iman yang tulus dalam jiwa seorang muslim, mendengar suara adzan shubuh pun menjadi anugerah terindah baginya. Karna ia masih bisa menyambut pagi dengan sujud khusyuk dalam sholatnya. Menyerahkan seluruh takdir terbaik baginya pada sang pencipta. Bukan berharap apa yang jadi keinginannya akan terkabul hari ini, tetapi berharap tuhan akan memberikan apa yang jadi kebutuhannya demi kebaikan hidupnya.”
Hari minggu saatnya kebanyakan orang untuk  pergi berrefresing, setelah satu minggu bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup. Aku pun aka melakukan hal yang sama hari ini. Sudah terlibat janji dengan kawanku untuk pergi jalan-jalan. Entah kemana aku juga belum tau, tapi setidaknya aku bisa keluar dari rumah dan mencari suasana baru setelah satu minggu terus-terusan berdiam diri dikamar dengan tugas yang menjadi kewajibanku.
Mengelilinggi jalanan dengan bersepeda cukup membuat kita (aku dan teman-temanku) merasa lelah. Tapi sangat terhibur dengan pemandangan indah pantai kenjeran yang jadi pilihan kita untuk menghilangkan semua penat diri. Waktu sudah cukup siang, perut juga rame sedari tadi. Saatnya mengisi, hehehe… Kita mencari tempat makan dan segera memesan. Mie ayam level neraka pun jadi menu pilihanku siang ini. Eah untuk menghilangkan pusingku selama ini dengan tugas, sengaja aku pilih menu yang hot banget. Ditemani dengan jus jeruk yang segeeeerrr banget.
Basah semua kerudung yang kukenakan oleh keringat yang bercucuran sesaat aku menikmati mie ayam level nerakaku. Sssss membuat air mata juga turut membasahi wajahku. Bibirku terlihat memerah, tissue yang tersedia dimeja makan jadi sasarannya.
Hemmm… kenyang. J saatnya kembali pulang. Eith, tunggu dulu. Waktunya narsis depan kamera J… Mumpung pemandangan bagus, tak mau melewatkannya. Mengabadikan dalam sebuah potret dengan pose narsis-narsis anak muda jaman sekarang, hehe…
Waktunya bener-bener pulang. Tak begitu lama sudah sampai ruamah, saat matahari sudah hampir selesai dengan tugasnya menyinari bumi. Sebentar lagi maghrib, burung-burung beterbangan kembali kesarangnya. Begitu juga orang-orang yang beraktivitas di hari libur ini, kembali kerumah mereka masing-masing. Senja semakin merah, hingga tak terlihat lagi warnanya. Berganti malam, menutup hari yang lelah.
Kembali berada dikamar yang berbeda dari beberapa hari yang lalu. J seneng dech melihatnya. Semua tertata rapi, tak ada kertas-kertas berserahkan layaknya dua, tiga hari yang lalu. Semua sudah tersimpan rapi di flashdisk dan siap untuk di print. Masalah bentuk bukunya kan bisa minta tolong sama tukang printnya J hehehe… 
Hari senin mengawali minggu ini sebagai hari kembalinya beraktivitas bagi seluruh insan. Begitu juga para mahasiswa umunya, dan kelas ilmu komunikasi 1F2 fantaztic khususnya. Semua pada sibuk ngerjakan power point. Aku hanya bisa melihat, kan kerjaanku sudah kelar. Tapi ada seauatu yang membuatku bertekad untuk kembali mngotak-atik tugasku supaya lebih sempurna. Ternyata punya teman-temanku jauh lebih bagus daripada aku. Banyak desaign-desaignnya yang lucu-lucu. Aku pun merasa minder dan kurang percaya diri.
Seusai kuliah aku dan beberapa teman pergi ketempat ngeprint untuk mencetak makalah kita dengan bentuk buku. Membutuhkan waktu yang lama juga ternyata untuk mengatur itu semua. Tapi tak apalah, ada hasilnya kok. Akhirnya makalah siap dikumpulkan dengan bentuk buku yang sudah rapi. J Seneng dech jadinya, berkurang bebannya.
Saat kukembali kerumah, segera ku buka kembali file power pointku. Aku otak-atik lagi, aku nggak mau ketinggalan dengan teman-temanku yang menggunakan banyak animasi dalam power pointnya. Aku pun mencoba-coba, padahal aku tidak tahu samasekali car-caranya. Tapi ternyata aku bisa, setelah mencoba semuanya satu persatu tugasku pun hamper selesai. Belum sempat fajar menyambut datangnya malam, saat detik ini pun kusudahi pekerjaanku yang satu ini. Aku rasa sudah cukup, dan segera aku save.
Malam ini tinggal enjoynya saja … J Kembali menguasai remot televise dech. Baru satu minggu tidak melihat televisi aja rasanya sudah lama banget. Belum juga terlalu malam aku memutuskan untuk segera tidur, karna besok aku harus presentasi sendiri.
Selasa, 10 september 2013. Siang itu cerah matahari begitu menyengat kulit saat melangkah ditengah panasnya  jalanan. Begitu putihnya awan hingga tak dapat dilihat oleh mata secara langsung. Menyilaukan mata, mengeringkan tanah-tanah di pinggir jalan. Tapi untung saja masih ada tiupan angin yang mengimbangi indahnya siang panas kini. Meski panasnya begitu, tetapi masih bisa merasakan semerbak tiupan angin yang menghilangkan keringat yang bercucuran membasahi tubuh.
Berbeda dengan yang kurasakan saat ini. Meski belum masuk kelas rasa deg-degan sudah menguyur seluruh badanku. Hehe … semua sudah kumpul didalam kelas, tapi aku belum juga memasuki kelas, guna menenangkan diriku sebelum maju untuk presentasi. Tak lama kemudian bu Ely terlihat telah melewati beberapa anak tangga dan telah mencapai lantai 4 tempat kelas kami untuk melangsungkan pelajaran. Wahh bertambah dech nervousku, semua peralatan sudah siap untuk digunakan. Lcd juga sudah terpasang, begitu juga dengan laptopnya.
Aziz hakim astqolani, aku (Choirotul umayah), Dwi amrina rosyadah, Hafidz MH, Halimatus sa’diyah. Kita berlima telah siap duduk didepan kelas untuk menyampaikan materi kita dengan presentasi. Satu persatu maju, dimulai oleh Aziz. Agak minder saat melihat Aziz presentasi, begitu lancar menyampaikan materi, begitu baik pula desaign power pointnya.  Diujung rasa nervous yang begitu menggetarkan jari-jemariku disaat Aziz mengakhiri presentasinya. Semuanya bertepuk tangan sebagai lambang apresiasi untuk Aziz. Dan ini saatnya aku.
Menggawalinya dengan salam, mengganti slide per slide dengan penjelasan yang agak gemetar. Terlihat banget nervous yang aku rasakan. Tiba-tiba aku terhenti karna salah satu memoryku tertutup dan tak terbaca. Hilang dan kosong (ngebleng), aku pun menghentikan penjelsanku. Bu Ely memulai bertepuk tangan dan kemudian diikuti oleh teman-teman untuk memberiku semangat. Huuuft … akhirnya setelah kuberusaha kembali mengingat memoryku, file yang sempat hilang kini kembali muncul lagi. Dan siap untuk melanjutkan presentasi.
Seiring berjalannya presentasi, rasa nervousku sedikit demi sedikit berkurang. Dan mulai santai diakhirnya sub bab yang aku jelaskan. Semua sudah jelas dan telah habis slide yang aku tampilkan bertanda telah usai juga presentasiku. Aku kembali ketempat dudukku dengan perasaan begitu legah. Haaahh … akhirnya selesai juga.
Selanjutnya Dwi amrina rosyadah dan aku turut mendengarkannya layaknya teman-teman lain yang tidak maju hari ini. Semua berjalan sukses, begitu juga dengan teman-teman yang lain. Meski tadi aku sempat kehilangan hafalanku, tapi semuanya telah kembali dan berlangsung hingga usai.
Setelah semuanya telah menjelaskan materinya masing-masing, para audience diberi kesempatan untuk member pertanyaan kepada kita yang telah maju untuk presentasi siang ini. Aku menerima tiga pertanyaan dan syukurlah semua pertanyaan itu bisa kujawab dengan baik sesuai apa yang ada di pembahasanku.
Huuufft cukup menegangkan, akhirnya usai sudah mata kuliah siang ini. Begitu juga dengan tugasku. Usai sudah, lega rasanya hahaha… J untuk minggu-minggu selanjunya aku hanya akan menjadi audience dan penanya saja. Hemmmm …
Satu minggu berjalan, waktunya teman-teman yang lain untuk berpresentasi. Tapi kali ini ada sesuatu yang membuat sangat berbeda dari minggu-minggu sebelumnya. Ditengah-tengah salah satu teman berpresentasi, ada seseorang yang masuk kelas dengan mengucapkan salam. Bajunya begitu rapi dengan sepatu fantofel menutupi kakinya. Berkemeja putih dengan tas ransel yang digendong diatas punggungnya.
“assalamu’alaikum ...”
“wa’alaikumsalam warokhmatulloh …” jawab kami semua serentak dengan wajah yang kebingungan. Apalagi yang sedang berpresentasi.
“Prof Ali … silahkan duduk prof …” tiba-tiba jawab bu Ely yang terlihat tawadlu sekali dengan beliau.
            Ternyata beliau adalah prof Ali Aziz yang menjadi dosen Study Qur’an kami yang sebenarnya. WOW terkejut dan terpesona melihat beliau. Kembali lagi dugaanku dulu saat pertama kali menerima tugas ini. Mungkinkah beliau ini dosen yang killer, tapi kalau dilihat dari kenyataanya tak begitu kelihatan killer. Justru peniliannya berbalik 360 derajat dari sebelumnya. Beliau terlihat begitu berilmu sekali, ya iyalah … namanya aja professor. Hhehehe ….
            Tak banyak yang beliau katakan, beliau membiarkan teman-teman yang sedang presentasi didepan untuk tetap melanjutkan presentasinya. Sepertinya begitu terlihat bertambah nervous yang dirasakan teman-teman yang presentasi didepan setelah kedatangan prof Ali. Hehehe untung bukan waktuku kemarin.
Setelah semuanya usai dengan diskusi kali ini. Bu Ely mempersilahkan prof Ali untuk member kata-kata kepada kami. Beliau memulainya dengan senyum J
Beberapa inti dari perkataan beliau yang begitu indah untuk dijadikan sebagai motto hidup. “Hidup ini masih koma belum titik” kalau dipahami dengan fikiran yang jernah memang benar pernyataan ini. Kegagalan dalam hidup bukan berarti menghentikan hidup, cuman sebagai ujian dalam hidup. Semuanya tergantung kita yang menyikapinya.
Selanjutnya yaitu “Orang hebat bukan karena dari kelebihan yang dimilikinya, tapi karena dia menyukai dan mengalahkan tantangan hidup.” Harus bilang WOW nich. Satu lagi yang tak kalah menariknya “Jangan menggantungkan motivasi orang lain, tapi diri anda adalah motivator hebat.” Subhanallah … sangat menggugah semangat kami yang mulai runtuh dizaman yang mulai tak karuan ini. Banyak sekali orang-orang yang tak bisa bangkit dari masalah. Tapi kita diberitahu kunci sukses dengan kata-kata sebagai motivasi kami.
Ea ea ea …. Ternyata memang jauh dari dugaanku dulu sebelumnya. Prof Ali is the best dech. Kelas kali ini diakhiri dengan kata-kta semangat dari guru besar IAIN. Seperti ada tantangan tersendiri bila memasuki jam mata kuliah Study Qur’an. Begitu juga minggu-minggu selanjutnya. Selalu ada kata-kata mutiara yang diberikan kepada kami sebagai penyamang untuk tetap belajar meraih kesuksesan.
Lima minggu telah berjalan dan menyelesaikan semua materi Study Qur’an untuk dioresentasikan. Semua telah dijelaskan dengan baik oleh teman-teman semua. Bu Ely dan Prof Ali tinggal mengoreksi dan menambahkan dari presentasi kami yang kurang sempurna. Dengan begitu bertambahlah kefahaman kami tentang pelajaran al-Qur’an yang sesungguhnya. Kami telah menjelajahi seluruh isi al-Qur’an, namun kata beliau belum cukup sampai disini saja keindahan al-Qur’an yang kita ketahui. Masih banyak sekali keagungan-keagungan yang terdapat dalam al-Qur’an itu sendiri. Karna semakin dalam kita mempelajarinya maka semakin bertambah keindahan al-Qur’an yang tak akan pernah habis.
Di pertemuan minggu kelima bu Ely menyampaikan berita yang tak kalah menegangkan dibanding dengan ketika memberitahu tugas pertama kali dulu. “Minggu depan kita UTS ya anak-anak.” Nggak ada kata lai selain WOW, baru aja selesai presentasi masak langsung UTS. “Tapi tidak semuanya kok, cuman 2 bab saja perminggu. Jadi kalian belajarnya tidak ngebut langsung satu buku dalam satu pertemuan. UTSnya mudah kok, nanti saya akan membacakan beberapa pernyataan dan kalian tinggal member persetujuan atau dengan pertanyaan saya dengan 2 pilihan. Yaitu “Benar” atau “Salah” (B/S)”. “Oouh … iya bu …” semua serempak menjawab iya.
Suasana menegangkan kembali menyelimuti kelas ilmu komunikasi 1F2 FantaZtic stelah satu minggu berlalu dan kini saatnya UTS. Semuanya tak ada yang tidak membawa buku, urusan membaca atau tidak membacanya beda lagi. Ada yang begitu serius membacanya, ada juga yang hanya dibawa saja. J Sebelum ujian diadakan dikelas kami, bu Ely menguji anak kelas F1 dulu, yang memang jamnya lebih dulu daripada kita. Saat anak-anak F1 keluar kelas dengan tersenyum-tersenyum lega, kita pun penasaran dengan ekspresi mereka yang begitu santai seusai ujian. Kemudian tanyalah Thifa (kosma kelas F2) kepada salah satu anak F1, sebut saja namanya Farah “Farah, gimana ujiannya ?” kepo.
Farah pun menjawabnya “ Enak kok, mudah, nggak terlalu menegangkan. Tinggal pilih benar atau salahnya saja pernyataan yang dibacakan oleh bu Ely.” “Cuman gitu ?” sambung Thifa “Iya … cuman gitu tok.” “Oou … yo wes makasih ea …” Farah pun segera menuruni anak tangga meninggalkan kita yang sedari tadi duduk-duduk di anak tangga lantai 4 dengan ekspresi yang penuh ketegangan.
Suara adzan pun terdengar dari masjid “Ulul Albab” yang berada dibagian depan wilayah kampus. Itu artinya panggilan untuk kita sebagai orang muslim untuk melaksanakan sholat sesuai dengan kebutuhan hidup kita. Kami semua menuruni beberapa anak tangga dari lantai 4 ke lantai 1. Keluar dari gedung Adab Multimedia, melewati jalanan yang menghubungkan gedung Ushuluddin dengan gedung Syari’ah. Begitu juga melewati kantor Rektorat IAIN. Dan sampailah kita dihalaman depan masjid, menuju ketempat masing-masing. Menunaikan 4 rokaat sholat dhuhur sebagai sholat fardlu yang wajib dikerjakan oleh semua orang muslim.
Seusainya terlihat semua teman-temanku sedang bersungguh-sungguh memanjatkna do’a supaya diberi kemudahan dalam mengerjakan UTS yang tak lama lagi akan kita laksanakan. Detik demi detik terus berjalan tanpa meninggalkan sedetik pun. Begitu juga dengan jam tangan yang menghiasi tangan kiriku. Jarum yang terlihat begitu tipis dan paling panjang diantara ketiga jarum itu terus berjalan mengelilingi angka-angka yang telah tercetak rapi pada jam tanganku. Tetap terus berputar sembari menemani langkah kami yang tergesah-gesah menuju kelas R.Kom 6 lantai 4 gedung Adab Multimedia itu. Kami tak mau tertinggal semenit pun karna sesuai kontrak belajar itu dapat mengurangi nilai kita. L
Semuanya telah siap ditempat duduk masing-masing. Bu Ely juga sudah siap dengan Tab-nya yang telah terbuka sedari tadi didepan tempat duduknya.
“Suadah siap anak-anak ?”.
“insayaallah siap bu … !”
“Baik, saya akan memulai pernyataan saya. Kalian tinggal menjawab “Benar” atau “Salah” saja. Bisa dimengerti ?”
“Bisa bu …”
“Ada berapa pernyataan bu ?” tanya salah satu diantara kami.
“Semuanya ada 30 pernyataan”
            UTS pun dimulai, ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Farah. Begitu mudah untuk menjalani UTS ini, tapi butuh ketelitian yang sungguh-sungguh. Karna beberapa pernyataan yang dibacakan oleh bu Ely ada yang menjebak.
            Tak begitu lama, 30 soal saja sepertinya 15 menit sudah kelar. Kemudian kertas ujian ditukar dengan teman sebangku untuk dikoreksi bersama.  Setelah dikoreksi semua jumlah jawaban yang benar dikalikan 3,3. Dan hasil yang kuterima yaitu 20x3,3=66. Ea … memang bukanlah nilai yang memuaskan. Dengan nilai yang seperti itu membuatku minder “What… I just get 66… so disappointed…” saat itu masih bisa tersenyum, tapi didalam hati sungguh begitu kecewa, membuat bertekad untuk belajar lebih giat di UTS selanjutnya, aku harus dapat lebih dari 66 diepisode yang akan datang.
Ternyata bukan hanya aku yang mendapatkan nilai 66. Reno dan Thifa yang duduknya bersebelahan denganku juga mendapatkan nilai yang sama, bagaimana bisa … kita kan nggak contekan sama sekali … “Hahaha … takdir” begitulah kata Thifa. Wkwkw …J
Menjadi pelajaran penting bagiku. Tak boleh meremehkan pelajaran meskipun itu terlihat mudah. Kita tak akan mendapatkan hasil yang maksimal jika tidak bersungguh-sungguh. Bagi yang mendapat nilai tertinggi dan terendah, akan mendapatkan hadiah dari prof Ali. Dia adalah Aziz Hakim Astqolani sebagai pendapat nilai tertinggi, dan Hafidz MH sebagai pendapat nilai terendah. Mereka berdua diminta untuk maju kedepan kelas untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan setelah mendapat nilai yang tertinggi dan terendah. Sayangnya kali ini prof Ali tidak dapat menghadiri kelas. Jadi untuk menghadap kepada prof Ali, mereka berdua harus menunggu minggu depan. Karna kata bu Ely insyaallah minggu depan prof Ali bisa hadir kembali untuk mengajar kita. J
Waktu terus berjalan tanpa henti, detik berganti detik, jam berganti jam. Begitu juga seterusnya, hingga minggu berganti minggu. Minggu ini fakultas dakwah mengadakan stadium general dengan judul “sinergitas bahasa Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan” bagi seluruh mahasiswa semester satu tanpa terkecuali. Kegiatan yang diselanggarakan pada hari minggu ini bertempat di Hotel Empire Palace Surabaya, dan dimulai pada pukul 08.00. Entah siapa saja dosen yang menghadiri acara ini, karna memang belum kukenal nama-nama dosen sefakultas. Yang jelas dosen yang hadir kali ini adalah dosen-dosen yang luar biasa, apalagi yang menjadi narasumber  dalam acara ini.
Akan ada dua pembicara kali ini. Dan untuk nama yang disebut pertama kali seperti tak asing lagi ditelinga kami. Prof. Dr. KH. Muhammad Ali Aziz, M..Ag sebagai pembicara dengan materi Bahasa Al-Qur’an. That is WOW … memang tak diragukan keilmuan prof Ali yang telah memiliki title professor. Beliau telah menjabat sebagai guru besar IAIN Sunan Ampel. Penjelasannya begitu simple tap pas banget. Ea … the best banget dech. J
Dua hari kemudian adalah hari selasa. Saatnya kelas study Qur’an, masih tetap dengan UTS yang belum usai juga. Akan ada 6 kali pertemuan yang hanya akan diisi dengan UTS dan UAS. Kali ini prof Ali datang lebih awal, tak seperti biasanya yang datangnya saat kelas dimulai. Saat beliau berbicara, satu kalimat yang telah beliau ucapkan saat stadium general hari minggu kemaren, beliau ulang kembali dikelas “Jangan menunggu hujan reda, tetapi menarih ditengah-tengah hujan dengan ceria”. Banyak makna yang tergantung dalam kalimat singkat tersebut. Tergantung orang dan permasalahannya, persepsi orang berbeda-beda, jadi semua boleh mengartikan bagaimana saja atas kalimat tersebut.
Dapat tambahan satu pelajaran penting lagi kali ini. Ya ya ya … Upps, hasil UTS ku kali ini naik loh. Yang semulanya hanya mendapatkan 66, kali ini aku mendapatkan nilai 87. J Meskipun belum mendapatkan nilai 100 yang penting nilaiku kali ini lebih baik dari nilaiku yang kemaren dan bukan nilai terendah, itu tandanya ada kemajuan dari belajarku yang lebih sungguh-sungguh kali ini, hehehe… J J J
Untuk yang mendapatkan nilai terbaik kali ini diperolah oleh Dwi Amrina Rosyadah dan Haedar Nisa Maulida dengan nilai terendah. Kali ini ada prof Ali, kata beliau “kenapa tidak ada yang dapat nilai 100 hari ini. Padahal saya sudah bawakan hadiah untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai seratus. Yang terbaik saja kurang dari seratus. Kapan mau dapat seratusnyan. Terpaksa saya bawa pulang kembali hadiahnya” sambil berbicara seperti itu prof Ali mengeluarkan amplop coklat yang terlihat begitu tebal. Dikeluarkannya dari tas yang dibawanya tadi sesaat masuk kelas. Diberitahukan juga bahwa yang didalamnya iutu adalah uang lebih dari seratus juta. Dan rencana beliau yaitu akan memberikan yang satu jutanya untuk mehasiswa yang medapat nilai seratus. Tapi sayang sekali, tidak ada yang dapat nilai seratus hari ini.
Dengan adanya tantangan seperti ini semakin besar tekadku untuk belajar lebih giat lagi. Bukan karena hadiah yang akan diberikan oleh prof Ali, tapi aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa mendapatkan nilai seratus. Tak mau kalah dengan nilai-nilaiku dulu saat masih duduk dibangku SD. Untuk mendapatkan nilai seratus itu sungguh mudah, begitu pun rangking. Dulu aku bisa menjadi bintang kelas, bintang pelajar dan selalu mendapatkan nilai bagus-bagus. Kenapa sekarang tidak gitu loch … Pokoknya ku harus bisa, tapi bukan berarti menghalalkan segala cara.
Minggu depannya lagi masih ujian, dan begitu seterusnya sampai bab yang dibukunya prof Ali habis diujikan semua. Huuuft … kirain ajah dulu ujiannya hanya bab I dan II saja, ternyata itu ujian continue hingga bab terakhir, cuman setiap hari hanya diujikan dua bab saja. Ujian minggu ketiga aku mendapatkan nilai yang sama dengan n=minggu yang lalu, eah… sedikit kecewa she, banget malahan. Kenapa juga nilaiku nggak bertambah, padahal sudah maksimal belajarnya. Tapi tak apalah meskipun tetap, setidaknya kan tidak lebih buruk dari yang kemaren.
Nggak ada yang mau ngalah, semuanya saling belajar sendiri-sendiri. Sepertinya ini memang pertarungan diatas kertas. Dari beberapa teman yang telah mendapatkan tugas khusus dari prof Ali karna mendapatkan nilai terbaik dan nilai terburuk, mereka disuruh untuk membuat kisah hidup mereka masing-masing dari kecil hingga saat ini. Untuk yang mendapatkan nilai tertinggi dihari pertama “Aziz” hanya disuruh membuar cerita sebanyak 22 halaman saja. Sedangkan “Arin” disuruh untuk membuat 11 halaman saja. Begitu juga dengan teman-teman yang lain, yang telah mendapat nilai tertinggi dan terendah.
Pada minggu ke empat UTS, aku berkeinginan sekali untuk membuat cerita selama hidupku. Untuk mendapatkan tugas itu, aku harus mendapatkan nilai tertinggi, bukan yang terendah. Dua hari sebelum UTS aku benar-benar membaca buku study Qur’an. Saat dikampus juga gitu, jam kosong aku buat untuk membaca buku. Saat dimasjid juga seperti itu. Begitu besar keinginanku untuk mendapatkan nilai terbaik.
Minggu ke empat telah dating, kini saatnya aku membuktikan kalu aku bisa jadi yang terbaik. Suasana kelas tak lagi menegangkan seperti dulu. Kini telah berubah begitu santai, meski pernyataan-pernyataan yang diujikan tak kalah sulit dengan ujian yang dulu. Kali ini teman-teman sudah terbiasa dengan keadaan yang seperti ini. Bukan nervous lagi yang dirasakan, tapi justru enjoy dan kepedean. Semuanya berkata”Ntar aku yang terbaik…” aku juga tak mau kalah. Aku bisa berkata “Ntar aku yang terbaik”. Heheh…
Tapi Allah memberikan takdir lain kepadaku. Mungkin Allah belum mengizinkan aku untuk bisa mendapatkan nilai terbaik, atau mungkin Allah tidak mau aku jadi sombong karana nilaiku jadi yang terbaik. Ea … entahlah, hanya Allah yang tahu. Semuanya pasti telah direncanakan, manusia hanya bisa berusaha. Yang menentukan hanyalah Allah.
Kembali meyakinkan diriku untuk tetap pada keinginanku mendapatkan nilai terbaik. Hamir saja putus asa karena tak kudapatkan jua nilai terbaik itu. Teman yang telah mendapat nilai tertinggi mengaku tak begitu serius dalam belajar. Atau mungkin ini hanya kebetulan saja, atau bahkan hanya sekadar keberuntungan. Entahlah, mask aku harus tidak bersungguh-sungguh dalam belajar supaya bisa mendapatkan nilai tertinggi seperti halnya yang telah dilakukan oleh temanku.
Huuuft… pertarungan semakin ketat. Pada minggu ke lima, bukanlah keinginanku yang terwujud. Kali ini bukan aku yang mendapat nilai tertinggi. Haduuuh susahnya sih … Hari-hari terus berjalan menuju selasa depan. Dimana pertarungan akan difinal. Pertarungan terakhir. Kesempatan terakhirku. Sempat ada rasa putus asa dalam diriku.
hari jum’at adalah hari libur, ada banyak waktuku untuk banyak membaca. Bahkan ingin ku ulang-ulangi kembali bab terakhir ini. Jangan sampai aku kehilangan kembali kesempatan terakhirku. Ku pelajari semuanya dalam satu bab, kupahami kata perkatanya. Bahkan untuk kata-kata yang asing aku hafalkan. Hingga malam menjemput dingin, masih tergenggam buku itu dalam tanganku. Ku buka kembali lembaran-lembaran itu. Hingga tertidur buku itu masih berada disampingku.
Fajar menyambut pagi dengan sejuknya embun pada dinding-dinding kaca juga dedaunan. Nyaringnya kokokan ayam pun turut meramaikan shubuh. Kembali terdengar suara panggilan bagi umat islam untuk kembali bersujud, mensyukuri segala ni’mat. Terutama hembusan nafas yang masih bisa dirasakan pagi ini. Malam telah berlalu, berganti matahari tuk kembali menerangi bumi dengan sinar cahayanya yang tak dapat tergantikan oleh sinar manapun.
Berjuta tetesan embun menyegarkan kembali dedaunan yang telah tidur semalaman. Subhanallah… indahnya suasana pagi ini ya Rabb. Ucapan syukur telah terucapa melengkapi indahnya anugrah yang maha kuasa. Hari ini telah ditetapkan sebagai hari libur umum. Hah… mungkinkah hari ini hari minggu ??
Ternyata benar, kalender mengatakan bahwa hari ini adalah hari minggu. Saatnya semua orang bisa beristirahat setelah satu minggu penuh bekerja dan berakvitas yang lain. Weekend kali ini aku tak pergi kemana-mana. Aku hanya menghabiskan waktu dengan satu buku yang dengan tekat bulat untuk mencapai nilai tertinggi.
Dua hari berlalu tanpa rasa. Pagi ini matahari tak menampakkan wujudnya. Meski tetap terlihat sinarnya yang menembus hitamnya awan, namun masih terasa dingin tanpa kehangatan suasana pagi ini. Efek hujan semalaman yang terus mengguyur dan membasahi jalanan raya. Dinginnya embun menambah bergetar bibir ini jika tersentuh air, betapa dinginnya pagi ini. Subhanallah… semua itu atas kehendaknya.
Begitu juga dengan jalanaan yang harus kulewati setiapkali berangkat kuliah. Aku bersama Layyinah teman ku, telah siap untuk menancap gas sepeda motor untuk melaju lalui jalanan raya yang serbah berair disana-sini, layaknya pembalap motor yang harus mengebut untuk bisa sampai dikelas dengan tepat. Pagi itu kita harus mengikuti kelas intensive bahasa inggris yang wajib diikuti bagi mahasiswa semester 1 dan 2.
Jalanan beraspal masih bisa kita lewati dengan kecepatan penuh, meski basah oleh air. Bahkan terkadang kita juga harus membelah genangan air yang menutupi jalan raya beraspal itu. Alhamdulillah … berjalan dengan lancar melewati jalan industry, jemursari dan wonocolo. Meski jalanan yang rusak dan penuh geronjalan sana-sini, masih bisa kita taklukkan.
Namun berbeda dengan rintangan yang satu ini. Rintangan yang mematikan sekali bagiku dan temanku yang berangkat bareng denganku. Jalanan depan kampus yang begitu parah kerusakannya. Entah apa alasannya jalan itu tak kunjung diperbaiki. Yang sudah begitu parah dan membahayakan bagi pengguna jalan.
Hujan deras semalaman yang mengguyur Surabaya membuat genangan-genangan air seperti kolam susu coklat dimana-mana. Dengan suasana dingin pagi itu menambah kesegaran kolam itu seperti susu coklat yang dikeluarkan dari kulkas. Hemmm … Pagi ini peristiwa penting melengkapi kisah hidupku dalam perjalanan menuju sukses. Sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Bertepatan dengan hari selasa, dimana nantinya aku akan menjalani UAS terakhir Study Qur’an. Dan sesuai target aku harus mendapatkan nilai tertinggi dikesempatan terakhirku ini. Sudah banyak kesempatan yang gagal kugenggam, kali ini nggak boleh meleset. Aku harus mendapatkannya.
Tiba diujung jalan sempit wonocolo, melewati Jatim Expo. Belok kiri kearah kampus Institut Agama Islam Negri Sunan Ampel Surabaya. Tepat diujung jalan beraspal yang menyelimuti jalanan didepan area kampus. Namun lebih parah dari yang kubayangkan. Jalanan yang begitu parah didepan kampus hampir tak terlihat dasarnya. Semua tergenangi oleh kolam-kolam susu coklat sebab hujan semalam.
Membuatku harus berhati-hati tingkat tinggi ini. Tapi sayangnya takdir berkata lain untuk menghukumiku pagi ini. Sebuah batu krikil yang tak terlihat karna genangan susu coklat itu menghambat jalannya roda depan sepeda yang kunaiki. Alhasil sepedaku terjatuh kearah kanan. Lebih parahnya lagi saat itu posisiku sedang dibonceng oleh temanku. Dan pada saat itu juga sudah tak terfikir olehku untuk segera turun dari sepeda. Entah apa yang membuatku hanya terdiam sehingga air susu coklat dalam kolam itu membasahi seluruh tubuhku. Dinginnya air itu mengembalikan kesadaranku yang saat itu sedang terjatuh. Ooopps … L tergeletak ditengah-tengah kolam susu depan kampus. Amazing banget …
Bukan sakit yang kurasakan saat itu. Tapi sungguh memalukan jatuh ditengah kolam susu depan kampus. Aarrrggghhhh gila banget, harus ditaruh mana mukaku. Sekujur tubuh basah dengan air tinggalan hujan semalam. Tak hanya satu orang yang menyaksikan insiden ini. Saat itu juga aku memutuskan untuk kembali pulang dan meninggalkan kelas intensive bahasa inggris dengan terpaksa. Nggak mungkin banget aku masuk kelas dengan keadaan basah semua baju yang kukenakan.
Sesampainya dirumah, seisi rumah shock dengan kedatanganku yang basah kuyup oleh air. Secara real memang nggak hujan, tapi kenapa bisa basah semua. Mungkin itu yang ada dipikiran kedua orang tuaku dan beberapa tetangga yang melihat kedatanganku kembali kerumah dengan keadaan basah. Ooh no, aku harus bilang apa nich untuk jawab pertanyaan mereka. Haduuuh … aku habis jatuh bu didepan kampus. Jelasku pada ibu yang terlihat begitu khawatir. Tapi sepertinya ibu tersenyum menertawakan kedatanganku yang basah kuyup. Hahaha memang lucu sih, kok bisa gitu aku terjatuh pas digenangan air hujan. Yah namanya juga takdir. Hanya bisa pasrah.
Tapi okelah buat kenang-kenangan selama aku menjalani semester 1 di tahun pertamaku kuliah. Aku segera ganti baju dan segera berangkat kembali untuk kuliah. Super hati-hati full. Dan tak berani mangganmbil langkah kecepatan 60 keatas. Kali ini aku melewati jalan yang berbeda dari yang sebelumnya. Jalan wonocolo bukanlah jalan pilihan keduaku kali ini. Tapi aku memilih jalan lurus dan belok kanan melewati jalan rel kereta api. Jalan lain yang aku ketahui dekat dengan kampus selain jalan wonocolo. Aku kira jalan yang akan lalui kali ini baik-baik saja.
Oh no … hasilnya nihil. Jalanan kereta api yang aku fikir penuh dengan batu-batu krikil yang kecil-kecil itu tak bisa tergenang air. Tapi ternyata air tetap menguasai seluruh jalanan raya kali ini. Sungguh hebat hujan semalam, berhasil mengubah jalanan menjadi kolam-kolam tanpa ikan. Tak jauh berbeda dengan jalanan yang pertama kulalui tadi. Penuh dengan kolam susu coklat. Strategi kali ini aku buat kritis. Biasanya orang-orang yang melalui jalanan seperti ini akan melaju perlahan, namun yang ada difikiranku jika aku melaju secara perlahan, batu krikil yang tak terlihat dalam genangan air itu akan membuatku bersama sepedaku terjatuh lagi.
Akhirnya aku tambah kecepatan melajuku untuk bisa melewati batu-batu krikil yang tak terlihat itu. Apa boleh buat jika takdir Tuhan berkata lain. Mungkin Dia akan memberikan pelajaran baru kepadaku pagi ini. Entah angina tau apalah yang membuat tanganku tak konsen dengan pegangannya. Meleset sedikit saja semua sudah fatal.
Roda sepeda lagi-lagi menabrak krikil yang hanya berukuran kecil, dan aku pun juga lagi-lagi jatuh dari sepeda. Tak ada fikiran apapun saat itu, aku pun terpental dan jatuh tepat diatas rel kereta api. Wajahku pun menyentuh besi panjang yang menghiasi jalanan khusus untuk kereta itu. Alhamdulillah … pagi ini aku bisa renang gratis dikolam susu depan kampus plus bisa ngerasain nyium rel kereta api. Sungguh pengalaman yang amazing lagi.
Untungnya diarea rel kereta api tak banyak orang saat itu. Aku segera bangun dari jatuh. Dan melanjutkan perjalanan menuju kampus dengan berjalan kaki dan menuntun sepeda setiap langkah kakiku melaju.
Belajar mensyukuri ni’mat dipagi ini. Subhanallah… saat aku duduk termenung dikelas, terlintas sebuah bayangan yang kualami tadi pagi. Tak bisa hilang bayangan itu. Sepertinya ada pesan tersendiri dari kejadian itu. Aku pun mulai berfikir oleh hal itu. Lumayan sambil mengisi waktu kosong dikelas.
Setelah ku cari-cari makna dibalik semua kejadian itu. Akhirnya Allah menunjukkanku sebauh makna penting dari insiden amazing pagi ini. Dua kali aku jatuh hanya dikarnakan oleh benda kecil yang bias any mudah sekali kita remehkan. Memang batu krikil itu sungguh kecil, tapi akibatnya akan fatal jika kita tidak berhati-hati dengan benda sekecil itu. Ya ya ya pelajaran yang sungguh berarti bagiku.
Semua kejadian ini bertepatan dengan hari selasa, pas saatnya UAS terakhir Study Qur’an. Pertanda apakah ini semua…. ? Waktu terus berjalan hingga adzan dhuhur kembali berkumandang tuk memanggil para muslim untuk kembali mensujudkan diri kepada sang pencipta. Saat yang menebarkan kembali menjemputku.
What ? sesuatu yang sangat penting tertinggal dirumah. Buku panduan UAS Study Qur’anku ketinggalan. Perasaanku sih sudah aku masukkan tas semalam. Tapi kok nggak ada ya … terus aku pakai apa nich ujiannya. “Pinjam anak kelas F1 loh may .. !” saran salah satu temanku. Oke dech aku ikuti sarannya. Harus bagaimana lagi kalau nggak gitu. Sungguh kecerobohanku. Dihari yang menentukan ini bisa-bisanya aku meninggalkan buku yang sangat penting.
 Ujian kali ini berjalan lancar dan begitu mudah kulalui. Dan sesuatu yang membuat terkejut. Apa yang selama ini aku inginkan, dengan usaha dan perjuangan hingga rela berkorban renang dikolam depan kampus dan nyium rel kereta api. Aku emndapatkan nilai tertinggi. Sungguh yang amazing banget bagiku.
Ternyata telah kubuktikan kata-kata pepatah kali ini “semuanya itu akan mudah, tergantung niat dan kesungguhannya.” Tak ada yang sia-sia, mungkin satu pelajaran lagi kali yah … kan sebelumnya aku bersusah-susah payah tuh untuk masuk kelas pagi ini. Dengan cobaan aku harus jatuh dua kali digenangan air yang sungguh menyebalkan. Berarti pepatah yang berbunyi “berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian. Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian”. Memang tak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan.
Bukan hanya nilai tertinggi yang aku peroleh. Justru nilai paling tinggi yang aku peroleh dengan susah payah. Nilai 100 telah berhasil ku tulis didaftar nilai bu Ely tepat di urutan namaku. Sungguh senang sekali bisa menyampai target yang telah kutentukan.
Kesan yang begitu romantis dan harmonis yang kualami selama menjalani mata kuliah Study Qur’an ini. Banyak kisah dan cerita terangkai. Meski tak selalu indah dan berbeda. Karna perbedaan itu indah. Haha…JJ
Dari awal bertemu beliau-beliau yang hebat, banyak yang ku ambil untuk dijadikan pelajaran hidup. Bukan hanya sebatas pelajaran mata kuliah yang hanya akan dijadikan bahan ujian akhir semester. Bukan itu …

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com