Surabaya, 5 Maret 2015
Berdasarkan
hukum alam, aku pun turut dalam bagiannya, yang mana setiap manusia pasti
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Aku pun tak bisa terlepas dari
hukum itu. Begitulah yang dikatakan. Aku dilahirkan dari keluarga yang hidup
sederhana ditengah hiruk pikuk keramaian masyarakat disebuah daerah yang tak
kalah ramai dengan ibukota. Keluarga yang masih utuh bagiku adalah sebuah
kekutan untuk tetap berada dibangku pendidikan hingga saat ini. Harapan mereka
jugalah yang mendorongku untuk terus berusaha mencapai apa yang menjadi
cita-citaku.
Berawal hanya dari
cita-cita masa kecil aku menjadi suka dalam hal tulis menulis. Banyak yang
bilang aku memiliki bakat menulis, aku tak sepenuhnya memepercayai hal itu.
Namun setelah kubiasakan setiap hari menulis, entah itu cerpen ataupun hanya
sebatas buku diary. Aku menganggapnya sebagai kelebihan yang aku miliki.
Berbicara mengenai
kelebihan ataupun kekurangan, jika aku sebutkan sendiri pasti lebih banyak
kekurangan yang akan aku katakana. Sebenarnya cukup susah juga jika menilai
diri sendiri, namun dengan bgitu aku bisa lebih mengenal diriku yang
sebenarnya. Meski sedikit banyak mengikutsertakan penilaian orang lain. Aku
lebih suka berbicara mengenai kelebihan, karna dengan begitu aku bisa lebih
yakin dengan kemampuan yang aku miliki dan merasa diriku bisa. Tapi tak berbeda
dengan itu, mengenai kekuranganpun aku juga harus mengetahuinya, lebih-lebih
aku dapat memperbaikinya.
Aku paling suka
berorganisasi, sejak kecil aku sudah turut berpartisipasi dalam organisasi yang
ada disekitar rumahku. Mulai dari aku hanya ikut-ikutan saja tanpa mengetahui
apa tujuanku menjadi anggota, hingga kini aku sudah mulai mengetahui banyak hal
dari organisasi. Dari pengalamannya yang berharga, membagi waktu dan juga
konflik-konflik didalamnya. Sedikit banyak aku sudah mulai memahami dan
terbiasa dengan hal itu.
Setiap kali ada acara,
sebagian besar mereka mempercayakan padaku untuk membuat desain, mulai dari
baju, banner ataupun proposal. Mereka bilang aku bakat, ya mungkin saja seperti
itu. Tapi lagi-lagi aku akan berusaha membuat itu benar-benar menjadi bakatku.
Aku suka berurusan
dengan berkas-berkas, dalam artian aku suka dengan surat menyurat, membuat
proposal ataupun hal yang serupa.
Mengenai waktu aku juga
butuh berlatih sekian tahun untuk bisa menjadi orang yang disiplin dan selalu
on time. Hanya saja terkadang perjanjian yang selalu mengulur-ngulur waktu
mempengaruhiku. Seringkali perkumpulan yang kurang konsisten membuatku sedikit
enggan berpartisipasi. Aku adalah salah satu dari type orang yang sering
bergantung pada mood, jika memang hari itu moodku lagi baik, aku mampu
menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik. Tapi jika saja moodku lagi
dalam keadaan buruk, aku hanya percaya pada factor keberuntungan saja.
Untung-untung kalau pekerjaan hari itu selesai.
Inilah aku dengan
segala kelemahan, yang mana berawal dari kebodohan dan berlanjut hingga kini
aku merasa masih sangat kurang dan tertinggal jauh. Aku tak bisa memilih takdir
kelahiranku, yang mana aku terlahir selamat meski harus berhadapan dengan hidup
yang kejam. Tapi, kelak aku akan sungguh menyesal jikalau kebodohan itu masih
tetap mengantarkanku pada pintu kematian penutup hidupku.
0 komentar:
Posting Komentar