Untuk
kalian sahabat sepermainan
Ika dan
Nicha
Nyik Nyek Nyok |
Assalamu’alaikum
wr wb
Hai ..
apa kabar kalian teman seperjuangan ?
Sebelumnya
aku minta maaf, maaf banget beberapa minggu terakhir sikapku tak seperti dahulu
saat kita masih sering bersama, aku sadar akan apa yang aku perbuat. Aku sadar
juga kalau sikapku itu merugikan kalian, dalam artian membuat kalian jengkel
ataupun mengkal. Entah itu menimbulkan banyak pertanyaan atau pun keinginan tak
lagi berteman denganku.
Jika aku
boleh klarifikasi, akan aku jelaskan alasannya kenapa. Akhir-akhir ini aku
merasa ditanggungkan banyak masalah. Mungkin sebenarnya bukan masalah, hanya
saja aku merasa lebih sensitif dengan apa yang terjadi di sekitarku.
Kelabilanku seperti sedang berada pada puncaknya. Bukannya aku tak ingin
berbagi cerita dengan kalian, hanya saja kali ini aku ingin belajar independen
menghadapi dan menyelesaikan masalahku sendiri. Aku merasa usiaku semakin
bertambah, tapi tak juga aku temukan kedewasaanku juga bertambah. Itu yang
membuatku merasa rugi dan tak ingin tetap bertahan pada status quo.
Prasangka-prasangka buruk tak hanya sekali meracuni sikapku, mungkin itu juga
pendukung kelabilanku. Sedikit banyak aku mulai tahu letak salah dan
kekhilafanku, setelah berperang hebat antara batin dan realita.
Berbicara
Badmood, sebenarnya aku hanya meminjam istilah itu hanya untuk menutupi apa
yang sebenarnya aku rasakan. Maaf yaaa … seringkali aku bilang Badmood kepada
kalian dan meminta kalian untuk tak menghiraukanku. Berharap kalian memahami
konsepan palsu yang selama ini aku lontarkan. Bukan badmood yang aku alami,
saat itu aku sedang berada pada kekacauan dan ingin melakukan komunikasi
intrapersonal, guna mengembalikan sikapku agar tak terlihat bodoh di depan
kalian, juga orang lain. Aku merasa lebih tenang dengan kesendirianku, di saat
banyak hal yang sebenarnya tak sesuai dengan ekspektasiku. Mungkin itulah
kesempatanku untuk berintropeksi diri. Tapi entah makna lain apa yang ada di
benak kalian, aku tak ingin peduli saat itu. Namun aku mulai merasa bodoh bila
terus mengagungkan egoku.
Setiap
orang memiliki saat di mana ia ingin sendiri. Mungkin ini saatnya aku memakai
kesempatan itu. Aku sadar bahwa aku belum menjadi apa yang aku inginkan, dan
betapa munaknya aku masih tetap bertahan pada keadaan yang sama sekali tidak
ada dalam imajinasi masa laluku. Aku menginginkan banyak perubahan pada diriku.
Semakin berkurang hariku membuat target itu semakin dekat, tapi dengan sangat
menyesalnya aku belum juga melangkah satu injakan pun.
Aku
kembali sadar pada tujuan awalku memasuki dunia pendidikan, jauh hari sebelum
aku mengenal kalian. Namun seiring berjalannya waktu dengan berjuta tipuan
zaman, aku terlena dan terjebak dalam kemeriahan rea-reo remaja. Memang itu hal
yang wajar dan perlu untuk di lakukan dengan hanya sekedar hiburan dan pelepas
letih. Hanya saja kini aku ingin menempatkan kegiatanku pada situasi dan
kondisi yang sesuai dan yang telah aku rencanakan. Mulai sekarang aku ingin
menjadi apa aku seharusnya, meski masih bertahan dalam proses, memrofesionalkan
diri yang tak mudah itu butuh pembiasaan.
Biarlah
yang telah tercatat buruk menjadi bahan evaluasi, semaksimal mungkin aku
upayakan agar tak terjadi lagi. Banyak kata tak sedap itu tertuju padaku, dan
itu juga yang menjadi sebab kelabilan ini muncul. Aku merasa takut disetiap
kali hendak bertindak. Terlalu mendengarkan apa yang orang lain katakan, hingga
memadukan dengan perasaan yang tak ingin dikalahkan. Bodohnya diriku mengiyakan
pernyataan-pernyataan bodoh perasaanku sendiri yang terkesan pesimis. Hingga
terbawa pada sikap dan tak menyesuaikan dengan akal pikiran.
Aku
memang jelas salah, apalagi terhadap kalian. Aku sering menghindar dan
menyendiri, karena saat itu aku sedang asyik bercengkrama ria pada diri sendiri
untuk memaknai segala yang telah terjadi.
Sungguh
bukan niatan semata untuk menjauh dari kalian, justru aku merasa bersalah bila
bersama kalian dalam keadaan yang bukan aku sebenarnya. Aku terus merepotkan
kalian dan membuat kalian mengkal. Lagi dan lagi aku ucapkan maaf, hanya itu
yang bisa aku lakukan.
Dan
lagi, trimakasih kalian masih mau menganggap aku teman. Aku sungguh berharap
semua tak akan berakhir detik ini. namun tetap berlanjut hingga kisah kita
masih teringat dihari tua kelak. Entah itu bertahun ataupun berpuluhan tahun
yang akan datang.
Mungkin
kita perlu menyetting masa depan, ah … untuk hal terdekat dulu sajalah, jika
kalian berkenan marilah kita bersama-sama menyetting diri sendiri sesuai dengan
apa yang kita inginkan demi mencapai cita tanpa melupakan banyak pertimbangan.
Setelah kita bisa memaknai realita, perlulah sekiranya kita juga berdamai pada
takdir dan menginvestasi keberhasilan di masa yang akan datang.
Inilah
aku yang aku temukan saat ini.
Wassalamu’alaikum
wr wb